Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, September 12, 2013

RAMPAI PAGI DOMUS PACIS


Pagi ini, Jumat 13 September 2013, ada beberapa peristiwa di sekitar meja makan. Rama Sapta Margana, rama praja Keuskupan Agung Sermarang yang diperbantukan di Keuskupan Banjarmasin, menginap di Domus Pacis. Ketika masuk kamar makan Rama Sapta langsung membuat tanda salib. "E, ke riyin. Doane bareng dipimpin Rama Yadi" (E, sebentar. Doa makan dipimpin oleh Rama Yadi) segah Rama Bambang (yang dalam hati tertawa geli) memutus doanya. Rama Yadi yang selesai menuang air minum menuju tempat biasa. Rama Harto masuk dengan kursi roda didorong oleh Mas Rahaja. Rama Yadi kemudian memimpin doa makan. "Wah, ana jus, ya" (Wah, ada jus segala, ya) kata Rama Sapta sambil mengangkat gelas berisi air jus wortel. "Eeeeee, ampun. Niku theke Rama Harta" (Eeeee, jangan. Itu milik Rama Harta) sela Rama Bambang sambil tertawa terkekeh-kekeh dalam hati.

"Niki, rama, fuyunghay enak" (Ini ada fuyunghay enak, rama) kata Rama Bambang sambil menyodorkan sepiring fuyunghay. Kalau dikatakan "enak" karena ada fuyunghay sisa lauk giliran masak Kamis tanggal 12 malam. Selain fuyunghay, Rama Bambang masih menyodorkan semangkuk capjay, padahal ada semangkuk capjay lain di meja makan. Rama Bambang yang melihat gurameh bakar dalam dos bertanya pada Rama Harta "Niku grameh njenengan?" (Apakah itu gurameh Anda) yang langsung dijawab Rama Harta "Sanes" (Bukan). "Lawuhe akeh banget" (Lauknya ada banyak sekali) komentar Rama Sapta, yang kemudian dijelaskan oleh Rama Bambang "Niki berasal dari 3 stok. Sing sak paket saking Bu Yucha yang ngeterke esuk niki. Enten sing sisa wau dalu. Sing sakpaket saking sakrenteng rantang le nggawani warga sing wau dalu njaluk misa kula. Wau dalu dicenthelke teng motor kula" (Ini berasal dari tiga paket. Pertama sisa tadi malam. Kedua dari Bu Yucha yang diantar pagi ini. Yang ketiga adalah 3 rantang pemberian warga yang tadi malam minta saya memimpin misa di rumahnya. Itu digantungkan pada motor saya). Sebetulnya kelimpahan itu hanya kebetulan saja. Tadi malam sebagian besar rama pergi dan tidak ikut makan malam di Domus. Biasanya, walau selalu ada lebihnya, yang tersaji wajar-wajar saja.

Dalam hati Rama Bambang berkata "Rama Tri akan senang sekali kalau nanti datang di meja makan. Dengan berbagai pilihan lauk, dia akan gembira dan bahagia sehingga tak akan bilang 'Ora minat. Ning ya dipangan wae nggo ndedawa umur' [Aku tidak minat. Tetapi untuk memperpanjang umur, ya makan saja]." Ternyata tak begitu lama kemudian Rama Tri Wahyono masuk. Rama Bambang menunggu beberapa saat setelah Rama Tri duduk untuk bertanya "Minat ora?" (Berminat tidak). Tetapi ternyata Rama Tri hanya duduk sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ini terjadi beberapa saat. Kemudian beliau tampak akan batuk tetapi gagal. Ada air liur menerobos jari-jarinya. Rama Yadi langsung memberi tisu yang diterima oleh Rama Tri untuk membersihkan mulutnya. "Aku ora isa mangan. Rasane arep muntah" (Aku tidak bisa makan. Rasanya akan muntah) kata Rama Tri. Rama Bambang berseru "Mas Raharjaaaaaa". Rama Sapta keluar dan melihat Mas Raharja sudah menuju kamar makan. "Rama Tri ajeng muntah" (Rama Tri akan muntah) kata Rama Bambang. "Tindak kamar mawon nggih, rama. Dhahare teng kamar" (Masuk kamar ya, rama. Makan saja di dalam kamar) Mas Raharja berkata dengan lembut kepada Rama Tri. "Yaaaaa" jawab Rama Tri yang kemudian dituntun Mas Raharja menuju kamar.

2 comments:

Riwidwi said...

mas raharja yang baik hati dan lembut, jangsn pergi dari domus donk ........


Domus Pacis Puren said...

Ha ha ha ..... Njenengan glembuk mawon

Post a Comment