Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, October 20, 2013

SAYA SATU YA, RAMA


"Saya satu ya, rama?" seorang anak usia 7an tahun bertanya dengan nada memohon. Rama Bambang menjawab "Yaaaaaa." "Horeeeeeee, aku dapat satu" seru si anak. "Saya juga pesan satu ya, rama" kini seorang ibu muda yang berkata. Rama Bambang langsung menyahut "Tergantung pada saat sudah dapat dipisah dari maminya kamu ke sini tidak." "Lho saya memesan" desak si ibu. "Tidak ada pesan-pesanan. Siapa dulu ambil, ya dia yang mendapatkan. Pembicaraan-pembicaraan ini  terjadi pada tanggal 6 Oktober 2013 siang ketika orang-orang selesai makan siang bersama sesudah ikut program Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis. Selain peristiwa pembicaraan itu, beberapa hari lalu sesudah misa harian sore di Domus ada yang mendekati Rama Bambang. Dia seorang bapak muda yang berkata "Rama, saya minta satu." "Wah, tidak bisa dong" jawab Rama Bambang. "Lho, kan belum ada yang ambil. Katanya siapa ambil dulu, dia yang mendapatkan" seorang ibu berkata. "Tetapi yang mendapatkan hak minta hanya yang biasa ikut membantu Domus Pacis. Bukan sekedar biasa mengunjungi salah satu rama" kata Rama Bambang yang tampaknya membuat kedua orang itu tidak begitu senang.

Rasa agak jengkel juga muncul dari seorang ibu yang hari ini, Minggu 20 Oktober 2013, datang berkunjung ke Domus dengan rombongannya. Ibu itu dengan nada mantap, mungkin karena merasa sudah akrab dengan Rama Bambang, berkata "Salah satu anak Yayuk untuk saya, lho rama." "Welaaaaaa, teka-teka kok wis melik darbeking liyan" (Laaa, baru saja datang sudah menginginkan milik orang lain) komentar Rama Bambang. "Lho, kula rak matur. Matur kok diunekke melik. Melik niku nyolong" (Lho, saya sudah berkata minta. Minta kok disebut menginginkan. Menginginkan itu mencuri) bantah si Ibu. Rama Bambang tertawa sambil berkata "Kowe ora isa mbedakake perintah Allah 'aja nyolong' karo 'aja melik darbeking liyan'" (Kamu ternyata tidak dapat membedakan perintah Allah 'jangan mencuri' dan 'jangan menginginkan milik orang lain') Rama Bambang menyitir dari 10 Perintah Allah.

Ternyata keempat anak Yayuk cukup membuat Rama Bambang harus sering ribut dengan orang-orang yang ingin mengadopsi. Kebetulan empat bayi itu dua lelaki dan dua perempuan. Mbak Tari, salah satu pekerja Domus, berkomentar "Ternyata Rama Bambang sayang anjing, ya?" "Sayang anjing napa? Niki tugas saking rama-rama. Kula diken ngurus menejemen peranjingan, sebab saomah mung kula sing mboten remen segawon" (Sayang anjing apa? Ini hanyalah tugas yang saya dapat dari para rama. Saya yang disuruh jadi menejer anjing, karena sayalah dari serumah yang tidak suka anjing) Rama Bambang memberi ceramah singkat. Mungkin, karena yang tidak suka pun terbuka menerima, kini datang lagi anjing dari luar Domus. Katanya kemarin anjing itu sudah disiram air oleh Mas Santosa, pramurukti Domus, dan diusir pergi. Tetapi sehari inipun menyatu dengan anjing-anjing Domus. Mungkin terpikat ngebert pada salah satu perempuan yang katanya keturunan anjing Menado.

0 comments:

Post a Comment