Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 9, 2013

Lamunan Pekan Biasa XXXII


Minggu, 10 November 2013

Lukas 20:27-38

20:27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
20:28 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
20:29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak.
20:30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua,
20:31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak.
20:32 Akhirnya perempuan itu pun mati.
20:33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."
20:34 Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan,
20:35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
20:36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
20:37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."


Butir-butir Permenungan
  • Tampak, banyak orang memiliki gambaran tentang kematian sebagai keberhentian bahkan kemusnahan. Apa pun yang mati, termasuk manusia, kehilangan daya untuk meneruskan keberadaannya sehingga apa pun yang ada, termasuk manusia, bila mati akan tidak ada lagi.
  • Tampaknya, karena banyak orang memandang kematian sebagai kemusnahan, tak sedikit orang menganggap kematian sebagai musuh kehidupan. Bahkan, untuk mempertahankan kehidupan, orang dapat mempertahankan segala kemapanan dengan menjaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa di balik kematian ada kehidupan lain yang jauh lebih indah dan memberikan harga jauh lebih tinggi dibandingkan keberadaan sebelumnya. Dalam yang ilahi sebenarnya tidak ada kematian, karena yang ada hanyalah hidup yang makin lama makin baik dan indah dan akhirnya kebaikan dan keindahan definitif.
Ah, kematian adalah musuh terbesar manusia yang harus dilawan untuk bertahan hidup.

0 comments:

Post a Comment