Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, December 7, 2014

BIAR LANSIA YANG PENTING MASIH PRODUKTIF

dari http://kesehatanlansia.wordpress.com 12 Oktober 2011; ilustrasi dari koleksi Blog Domus 

Indonesia tercatat sebagai negara keempat dengan jumlah lansia terbanyak di dunia. Jumlahnya mencapai 24 juta jiwa. Tidak semua lansia tersebut termasuk kategori tidak produktif. Masih banyak yang tetap bekerja dan bahkan bisa menjadi aset bagi keluarga dan juga negara. Apa saja yang dilakukan kelompok lansia agar bisa tetap produktif. Serta sejauh mana peran negara menjadikan kelompok lansia sebagai aset negara ?

Siswanto saat ini sudah berumur 58 tahun.  Dua tahun lagi ia akan memasuki masa usia lansia. Pensiunan dari Departemen Kesehatan ini memandang usia lansia bukanlah sesuatu yang dicemaskan, asal tetap menjaga kesehatan. Di masa pensiunnya saat ini Siswanto masih mengisi hari-harinya dengan belajar.


“Jadi pada intinya,  yang penting itu sehat. Biasanya yang sehat secara fisik itu pasti usianya lebih muda. Yang kedua, lansia harus aktif saya sangat setuju sekali. Tetapi aktifnya secara alami, karena yang namanya manusia, selain dia pengin diberikan untuk eksis juga perlu apresiasi.”
Berdasarkan Undang-undang, mereka yang dimaksud  “Lanjut Usia” adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN Furqon Al Faried menyebutkan, Indonesia telah berhasil meningkatkan jumlah usia lansia. Pada 2007 jumlah usia lansia hanya 19 sampai 20 juta. Pada  2011 ini jumlahnya sudah mencapai 24 juta jiwa. Kata Furqon ini dipicu oleh kesadaran krelompok lansia menjaga kesehatan.

“Pertama kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya. Kedua fasilitas kesehatan semakin baik. Fasilitas membaik, kemudian kesadaran, ini menimbulkan umur lebih panjang lagi harapan hidup lebih tinggi.Nah sekarang kita sudah 72 untuk harapan hidup Indonesia.”

Namun Furqon Al Faried mengakui  dari 24 juta jiwa tersebut kebanyakan adalah para lansia yang tidak potensial dan berada di desa.

“Sebenarnya kalau dimanfaatkan banyak yang menjadi potensial ya. Tapi belum, mereka berjalan sendiri-sendiri, mereka mencari cara sendiri-sendiri. Misalnya yang highclass dalam ekonomi, punya usaha dan sebagainya.” 

Pada awal Oktober ini, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri  mengikuti Konferensi Lansia Sedunia di Turki yang diikuti 46 negara. Dari pertemuan itu disebutkan jumlah lansia di Indonesia di urutan empat, setelah Cina, India, dan AS.

Namun  Ketua Yayasan Among Lansia Eva Sabdono menilai  peningkatan jumlah lansia itu belum bisa  sepenuhnya dianggap sebagai aset negara. Alasannya pemerintah masih terkesan mengabaikan hak para lansia.

“Sekarang contohnya, kan lansia mempunyai hak sama sebagai warga negara. Sekarang masalah santitasi, MCK, Air bersih, akses ke rumah sakit untuk perawatan. Kalau dibilang sudah penuh-penuh, yang macam-macamlah. Padahal itu kan hak dia untuk mendapat pelayanan tersebut. Makanya kebijakan ada, tapi kenyataannya pada saat kita mau akses tidak semudah itu.

Eva Sabdono yang juga Ketua Panitia Hari Lanjut Usia Internasional 2011 menambahkan rencananya gerakan nasional peduli lansia bakal mendatangi DPR untuk menyampaikan aspirasi mereka ini. Tujuannya agar ada perhatian dari pemerintah terhadap kaum lansia.

Bagi Winarno Surachmad yang saat ini berusia 82 tahun, umur tidaklah menjadi hambatan untuk tetap beraktivitas. Menurutnya memasuki usia lanjut bukan  suatu yang harus ditakutkan, asalkan  lingkungan sekitar mendukung untuk tetap beraktifitas. Winarno adalah bekas anggota MPR dan juga Bekas Rektor IKIP Jakarta.

“Mengeluh tidak sama sekali. Tuhan menginginkan saya jalan terus, saya jalan terus. Saya berhenti ya berhenti. Sebab sejak saya operasi saya tanya ke keluaga. Baiknya menurut kalian saya mati atau hidup terus? Kira-kira begitu ya. Lalu mereka menjawab, kami ingin anda hidup terus. Ya kalau begitu, saya berjuang untuk melawan rintangan-rintangan yang mematikan.”

Saat ini di usianya yang semakin senja,  Winarno masih terus aktif memberikan seminar-seminar dan menulis sejumlah buku dan  puisi. Kata Winarno,  pemerintah harus tetap memberikan perhatian terhadap para lansia, memandang para lansia dari  segi kualitas dan kemampuan yang dimiliki, bukan dari segi usia.

1 comments:

Ita & Baskoro said...

Senang sekali, Selasa kemarin (16 Des 2014) kami sekeluarga bisa tengok para Rama yg tinggal di Domus Pacis Puren, salut buat Romo Bambang yg masih produkti di usia lanjut (katanya), dan terima kasih banyak buat Romo Agung yg sdh bersedia wira-wiri mengantar. Semoga para Rama selalu bergembira, happy & produktif, sekalipun (katanya) sudah sepuh. Nyuwun berkat untuk kami sekeluarga.

Post a Comment