Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, September 30, 2014

SETIAP TAHUN 50 JUTA ORANG MASUKI USIA LANJUT



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setiap tahun sebanyak 50 juta orang di dunia memasuki lanjut usia (lansia), sehingga jumlah lansia saat ini terus meningkat. “Dalam 10 tahun ke depan jumlah lansia di dunia bisa mencapai satu miliar di seluruh dunia,” kata Ketua Komnas Lansia, Toni Hartono pada Seminar Solusi Hidup Sehat, Bahagia dan Berguna di Usia Tua di Jakarta, Ahad (4/5).

Lebih lanjut Toni mengatakan, jumlah lansia di Indonesia merupakan urutan ke empat terbesar di dunia setelah Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 14,4 juta jiwa atau mencapai 7,18 persen dari total jumlah penduduk.

Pada 2020 diperkirakan akan berlipat ganda menjadi 28,9 juta atau naik menjadi 11,11 persen, meningkat dua kali lipat selama dua dekade. Diprediksikan pada 2025 jumlah lansia membengkak menjadi sekitar 40 jutaan. Bahkan pada 2050 diperkirakan bisa mencapai 71,6 juta jiwa lansia di Indonesia.

Semakin meningkatnya jumlah lansia tersebut disebabkan karena usia harapan hidup juga meningkat yaitu mencapai 72 tahun.

Kementerian Sosial mendata ada 2,9 juta lansia terlantar dengan anggaran untuk penangannya Rp145 miliar yang hanya mampu menangani 44.441 lansia. Populasi lansia terbesar berada di pedesaan dengan kondisi sosial, ekonomi dan kesehatan yang umumnya memprihatinkan.
p 89EKCgBk8MZdE Setiap Tahun 50 Juta Orang Masuki Usia Lansia

Sabda Hidup

Rabu, 01 Oktober 2014
Pesta S. Teresia dr Kanak-kanak Yesus
warna liturgi Putih
Bacaan:
Yes. 66:10-14b atau 1Kor. 12:31-13:13; Mzm. 131:1,2,3; Mat. 18:1-5

Matius 18:1-5:
1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Renungan:
Keinginan menjadi yang paling besar terkesan dalam pertanyaan ini, "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" (Mat 18:1). Memang pertanyaan itu adalah pertanyaan umum, namun bisa jadi tersirat keinginan ada yang terpilih menjadi yang paling besar di antara mereka. Saya membayangkannya menjadi: "Guru siapa yang terbesar di antara kami?"
Ada kecenderungan umum untuk menjadi yang terbesar, terbaik, terhebat dan ter ter yang lainnya. Orang tua menginginkan anaknya menjadi yang terbaik di sekolahnya. Atau kalau tidak sampai sejauh itu mereka sering bercerita yang memberi kesan bahwa anaknya itu terbaik. "Anakku itu pinter lo, dia sejak umur 3 tahun sudah mandiri. Bisa mandi dan makan sendiri." "Anakku umur 3 tahun sudah mulai bisa bercerita tentang film yang ditonton."
Menampilkan kehebatan anak menjadi tanda kehebatan orang tua. Anak menjadi kedok rasa perasaan hebat orang tua. Namun ternyata kebesaran Kerajaan Sorga terletak di dalam diri anak itu. Dalam jatidiri seorang anak tanpa embel-embel keinginan dan kesombongan orang tua Kerajaan Surga itu ditampilkan (bdk Mat 8:3).

Kontemplasi:
Duduklah di suatu tempat yang nyaman. Bayangkan keceriaan dan ketulusan anak. Rasakan kehadiran sorga di dalam diri mereka.

Refleksi:
Apa yang bisa kautimba tentang kerajaan sorga di dalam diri anak-anak.

Doa:

Yesus, semoga aku pun selalu membangun semangat pertobatan dan tulus seperti anak supaya aku layak mendekati Kerajaan SurgaMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menghidupkan sikap tobat dalam diriku.

Monday, September 29, 2014

WASPADALAH, NYERI DADA SEBABKAN KEMATIAN


REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Nyeri dada nampaknya menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data, sedikitnya 40 persen masyarakat Indonesia yang mengalami nyeri dada meninggal dunia.

”Bahkan nyeri dada bisa menyebabkan kematian dalam waktu singkat,” ujar Nahar Taufiq, staf pengajar Fakultas Kedokteran UMY saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Continuing Education (CME) ke-33 di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (10/3) kemarin.
Menurutnya nyeri dada merupakan keluhan yang sering ditemukan pada unit perawatan akut atau gawat darurat. “Penyebab nyeri dada umumnya berasal dari gangguan jantung, saluran cerna, musculoskeletal dan gangguan paru serta saluran napas” jelasnya.

Dikatakannya, pada umumnya penangan nyeri dada pada penderita yang datang ke ruang gawat darurat tetap sama sesuai standar. Namun kata dia, dalam waktu 10 menit penderita sakit dada sudah harus dibedakan dalam empat kategori penanganan agar pasien bisa tertolong.

Menurutnya, dalam sepuluh menit pertama penderita nyeri dada sudah harus diketegorikan dalam empat klasifikasi penanganan. Klasifikasi pertama adalah kategori P (Priority Rsik), kategori A (Advance Risk), kategori I (Intermediate Risk), dan kategori N (Negatif/Low Risk).

Setiap kategori, kata dia memiliki alur penanganan sendiri sendiri. “Penderita dengan kategori P adalah penderita dengan gejala sakit dada angin yang khas infarks disertai satu dari kriteria infarks dalam rekaman EKG,” terangnya.

Sedangkan untuk kategori A, kata dia, terjadi sakit dada lebih dari 20 menit dan akut infark miokard dalam empat minggu terakhir serta adanya gangguan hemodinamik. Pada kategori I besar kemungkinan terjadi kematian atau infark miokard dalam 30 hari setelah nyeri dada sebesar 4-8 persen dan memiliki gejala seperti pada kelompok A sedangkan untuk kategori N kemungkinan terjadi kematian atau infark miokard dalam 30 hari adalah kurang 2 persen dengan pemberian aspirin nitrat sublingual.

Sementara itu Ardi Pramono, Dekan FKIK UMY menambahkan bahwa seminar CME ini telah memasuki angkatan ke-33 dan diselenggarakan mengikuti rangkaian pelantikan sumpah dokter baru. “CME atau Continuing Medical Education  adalah salah satu wahana pembelajaran kepada para dokter tentang perkembangan mutakhir dunia medis” tambahnya.

Ardi berharap adanya CME diharapkan mampu memberi kontribusi terhadap pengetahuan para dokter dengan pendekatan ilmiah langsung dari narasumber ahli. “Acara ini juga sekaligus sebagai wahan menerapkan jiwa entrepreneur dibidang kedokteran atau medicalpreneur,” ujarnya.
p 89EKCgBk8MZdE Waspadalah, Nyeri Dada Sebabkan Kematian

Lamunan Pesta Wajib

Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
Selasa, 30 September 2014

Lukas 9:51-56

9:51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem,
9:52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
9:53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
9:54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"
9:55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.
9:56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang kalau sudah tidak senang terhadap seseorang, dia akan menghalangi apapun maksud yang akan dilakukan oleh yang tidak disukai. Bahkan kelompok yang sudah membenci kelompok lain juga akan berusaha membangun kerjasama dengan kelompok-kelompok lain untuk menghancurkan kelompok yang dibenci.
  • Tampaknya, wajar pula sebaik apapun orang kalau dia selalu dicerca dan diganggu akan membalas pengganggunya. Kelompok yang selalu dinistakan juga wajar kalau membalas untuk merontokkan penistanya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa orang yang mengalami hambatan dan penistaan orang lain, sejahat apapun penistanya, kalau ia membalas iapun juga jahat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu menemukan cakrawala tempat lain bila jalan ke depannya tertutup.
Ah, kalau nyatanya benar dan dicelakakan, ya balas saja.

Sunday, September 28, 2014

MAYORITAS LANSIA (70,83%)

Dalam hal program Jagongan Iman Kelompok Bantul menjadi yang keempat dilayani oleh Rama Bambang. Ini adalah program untuk mendampingi kaum tua menjadi Kaum Tua Pewarta. Pertemuan pertama Kelompok Bantul terjadi pada hari Selasa 23 September 2014 di rumah Bapak Karyadi. Dalam hal peserta kelompok, di bandingkan dengan kelompok-kelompok lain (Ngireng-ireng, Imogiri, dan Murangan Timur), di adalam kelompok yang pesertanya mayoritas terdiri dari kaum lanjut usia (70,83%). Mereka terdiri dari beberapa kelompok usia:
  • 40-50 tahun: 1 orang (ibu)
  • 50-60 tahun: 6 orang (4 ibu dan 2 bapak)
  • 60-70 tahun: 9 orang (7 ibu dan 2 bapak)
  • 70-80 tahun: 6 orang (4 ibu dan 2 bapak)
  • di atas 80 tahun: 2 orang (ibu).
Kelompok Bantul dalam pertemuan ini membicarakan pokok iman dari Syahadad Katolik "Aku percaya akan Allah Bapa yang Mahakuasa pencipta langit dan bumi". Pada langkah pertama para peserta mengadakan omong-omong dengan teman-teman duduk dekatnya tentang soal "Untuk hidup sehari-hari dalam keluarga dan bertetangga, pokok iman itu memberikan pegangan apa?" Ketika hasil omong-omong kecil dengan teman dekat disampaikan, muncullah beberapa prinsip iman untuk hidup harian:
  • Mengucapkan "sapaan" bila berjumpa dengan tetangga.
  • Menjalani "keteladanan" di hadapan anak/cucu.
  • Peduli "menolong" yang lemah.
  • Kritis dalam pergaulan sehingga tidak mudah ikut arus buruk dan dapat mendukung yang baik serta berani menunjukkan kebenaran.
  • Teguh dalam menghadapi tantangan.
  • Berani menunjukkan jati diri dengan berdoa Katolik bila makan bersama orang umum.
Rama Bambang kemudian membacakan Katekismus Gereja Katolik dengan memberikan penjelasan pada no. 239 dan dikaitkan dengan yang diketemukan dari pembicaraan.
239   Kalau bahasa iman menamakan Allah itu "Bapa", maka ia menunjukkan terutama kepada dua aspek: bahwa Allah adalah awal mula segala sesuatu dan otoritas yang mulia dan sekaligus kebaikan dan kepedulian yang penuh kasih akan semua anak-Nya. Kebaikan Allah sebagai orang-tua ini dapat dinyatakan juga dalam gambar keibuan, yang lebih menekankan imanensi Allah, hubungan mesra antara Allah dan ciptaan-Nya. Dengan demikian bahasa iman menimba dari pengalaman manusia dengan orang-tuanya, yang baginya boleh dikatakan wakil-wakil Allah yang pertama. Tetapi sebagaimana pengalaman menunjukkan, orang-tua manusiawi itu dapat juga membuat kesalahan dan dengan demikian menodai citra kebapaan dan keibuan. Karena itu perlu diperingatkan bahwa Allah melampaui perbedaan jenis kelamin pada manusia. Ia bukan pria, bukan juga wanita; Ia adalah Allah. Ia juga melebihi kebapaan dan keibuan manusiawi, walaupun Ia adalah awal dan ukurannya. Tidak ada seorang bapa seperti Allah.

Sabda Hidup

Senin, 29 September 2014
Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung
warna liturgi Putih
Bacaan:
Dan. 7:9-10,13-14 atau Why. 12:7-12a; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5; Yoh. 1:47-51. BcO Why 12:1-18

Yohanes 1:47-51:
47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" 48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." 49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" 50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." 51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Renungan:
Memandang gambar atau patung malaikat Gabriel, Mikael dan Rafael muncul rasa nyaman tersendiri. Pribadi-pribadi yang menampilkan kegembiraan, perlindungan dan penyembuh terasa seakan-akan hadir dan siap membantu. Kisah-kisah tentang mereka yang diterima kala masih kanak-kanak terasa masih hidup sampai sekarang. Sesekali masih terlontar doa mohon perlindungannya.
Para malaikat agung memang disiapkan Tuhan untuk menjagai hidup kita. Dan terasa aman kala kita merasakan kehadirannya di perjalanan hidup kita. Maka rasa saya baik kalau kisah-kisah tentang mereka kita pelajari dan hidupkan lagi baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain khususnya anak-anak. Mereka akan menuntun kita ke jalan Tuhan dan semakin memperkenalkan siapa Tuhan kepada kita. Dan bersama mereka kita pun bisa seperti Natanael lalu mengatakan, "Engkau Anak Allah" (bdk Yoh 1:49)
 
Kontemplasi:
Bayangkan para malaikat agung datang dan bercakap-cakap denganmu.

Refleksi:
Tulislah pengenalanmu tentang para malaikat agung: Gabriel, Mikael dan Rafael.

Doa:
Tuhan terima kasih perlindunganMu melalui para malaikatMu yang agung. Semoga bersama mereka aku pun semakin mengenalMu. Amin.

Perutusan:
Marilah kita berbagi pengalaman akan perlindungan Tuhan melalui para malaikatNya.

Saturday, September 27, 2014

INI CARA UNTUK MENGETAHUI KESEHATAN LANSIA


REPUBLIKA.CO.ID, Penyakit dan sakit adalah salah satu pakaian manusia. Apalagi bila seseorang sudah lanjut usia. Kadang lansia yang sakit mengaku tidak sakit,k arena tidak ingin merepotkan keluarganya. Sebaliknya, lansia yang tidak sakit mengatakan sakit karena membutuhkan perhatian.

Untuk mengetahui kondisi lansia, Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Penyakit Lanjut Usia dr Probosuseno, SpPD-KGer, FINASIM, memberikan resepnya pada saat memberikan ceramah HUT ke-6 Paguyuban Lansia Adi Yuswo Wredha Arum, Padukuhan Kramat, Desa Sidoarum, Kecamatan Godean, di Masjid Ar Rahmah, Ahad (10/2).

Menurut dia, ada delapan pertanyaan untuk mengetahui apakah lansia itu sehat atau tidak yakni:
1. Mata. Dilakukan dengan memberikan pertanyaan: Apakah anda bisa nonton televisi, membaca koran? Jika ya berarti sehat.
2. Pendengaran. Dilakukan dengan tes berbisik, membisikkan kata kepada lansia dengan jarak satu meter lalu lansia tersebut disuruh mengatakan dengan keras apa yang dibisikkan. Kalau yang diucapkan lansia sama dengan yang dibisikkan berarti sehat.
3. Mobilitas (kemampuan gerak) kaki. Meminta lansia untuk duduk lalu berdiri dari kursi , jalan cepat 10 langkah (sekitar tiga meter) dan dihitung waktunya. Jika hal itu dilakukan kurang ata sama dengan 10 detik berati mobilitas normal.
4. Inkontinensia urin (mengompol). Tanyakan setahun terakhir apakah pernah mengompol? Jika  jawabnya “ya” tanyakan lagi pernahkan mengompol dalam enam hari terakhir? jika ya berarti positif inkontinensia.
5. Nutrisi. Jika terjadi penurunan berat badan 10 persen dalam tiga bulan dan tanpa ada niat untuk menurunkan berat badan, maka berarti ada masalah.
6. Memori. Lansia diminta untuk menyebutkan tiga benda, lalu ulangi menyebutkan ketiga benda tersebut setelah satu menit dan kemudian tiga menit. Bila lancar berarti tudaj ada gangguan memori.
7. Depresi. Tanyakan pada lansia apakah sering merasa sedih atau tertekan? Jika jawabannya “ya” berarti dia positif. ”Apabila lansia mengatakan bahwa dirinya sering merasa sedih, berarti itu tanda-tanda untuk minta tolong,” kata dr Probo.
8. Keterbatasan fisik. Ada enam pertanyaan untuk mengetahui bahwa lansia sudah terbatas fisiknya atau belum yaitu: Apakah dapat melakukan kegiatan berat seperti jalan cepat atau bersepeda?; Apakah dapat melakukan pekerjaan berat di rumah seperti membersihkan jendela, pintu?; Apakah bisa pergi belanja ke kios atau toko?; Apakah dapat pergi ke suatu tempat yang agak jauh dengan berjalan?; Apakah dapat mandi dengan spon, gayung, bak mandi, shower?; Apakah dapat berpakaian seperti memakai kaos, mengancingkan baju, memakai sepatu?

”Bila jawabannya tidak untuk satu atau lebih dari enam pertanyaan tersebut berarti positif mengalami keterbatasan fisik. Sebalilknya apabila dia masih bisa mengangat beban yang beratnya lima kilogram dan jalannya masih kuat berarti jantungnya masih bagus,”kata Dosen Fakultas Kedokteran UGM ini.
Menurut dr Probo yang juga pengurus Komda (Komisi Daerah) Lanjut Usia DIY, tes pemeriksaan untuk mengetahui kesehatan  tersebut karya Moore AA yang berasal dari Amerika. Tes tersebut bisa dilakukan oleh orang awam dan menjadi pedoman dunia.

Lamunan Pekan Biasa XXVI

Minggu, 28 September 2014

Matius 21:28-32

21:28 "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.
21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.
21:30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
21:32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, sikap menjaga kesantunan menunjukkan kehidupan yang baik dan luhur. Orang baik dan luhur akan menjaga omongan dan perbuatannya dalam berhubungan dengan siapapun lebih-lebih dengan yang lebih senior.
  • Tampaknya, orang yang seenak sendiri dalam tutur kata dan perilaku akan mendapatkan penilaian negatif dari orang lain. Segala ungkapan lahiriah adalah indikasi sikap batin seseorang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa baik dan buruk seseorang terutama dinilai dari segala tindakan yang muncul atas dasar kesadaran diri termasuk sadar salah. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mudah berbalik dari sikap semaunya sendiri dan berbalik tindakan demi menjalani amanat kedalaman batin.
Ah, orang yang mudah berubah adalah yang tidak berkepribadian.

INJIL MINGGU BIASA XXVI A

dari renungan-kitabsuci.blogspot.com 28 September 2014 (Mat 21:28-32
ilustrasi dari koleksi Blog Domus

Rekan-rekan!

IINJIL kali ini (Mat 21:28-32) menampilkan perumpamaan mengenai seorang ayah yang bergilir meminta dua orang anaknya berangkat bekerja di kebun anggur. Yang pertama pada mulanya tidak bersedia, tapi kemudian menyesal dan akhirnya menjalankannya. Yang kedua sebaliknya berkata "ya" tapi tidak melakukannya. Siapa dari kedua anak itu yang sungguh mengikuti kehendak sang ayah? Tentunya orang berpikir tentang anak yang pertama. Apakah perumpamaan ini sekadar dimaksud mengajarkan bahwa tindakan nyata jauh lebih bernilai dari pada sekedar janji? Adakah hal-hal khusus yang dapat dipetik dari bacaan Injil pada hari Minggu Biasa XXVI tahun A ini?

SEKEDAR LATAR BELAKANG

Yesus biasa mengajar di Bait Allah . Di situ banyak orang mendengarkannya. Dalam kesempatan itu datang juga imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi. Suatu ketika mereka mempertanyakan, dengan kuasa mana Yesus melakukan "hal-hal itu" (Mat 21:23). Mereka mau tahu apa dan siapa di belakang tindakan Yesus menyembuhkan, menerima murid, mengajar tentang Kerajaan Surga, mengusir roh jahat dari diri orang, menghibur. Maklum, orang banyak makin melihat karya ilahi di dalam diri Yesus. Para pemimpin masyarakat Yahudi tadi menjadi waswas karena Yesus semakin populer. Bukan terutama karena mereka merasa tersaingi. Mereka khawatir jangan-jangan Yesus mengadakan gerakan politik dengan warna gerakan agama. Mereka curiga bahwa yang dilakukannya itu gerakan politik mengumpulkan massa dengan dalih keagamaan.

Dalam pembicaraan itu Yesus berkata, ia bersedia menjelaskan dari mana kuasanya asalkan mereka juga dapat menjawab satu pertanyaan darinya. Ia balik bertanya apakah pada hemat mereka Yohanes tokoh yang membaptis banyak orang itu mendapat perkenan dari Allah ("datang dari surga", 21:25) atau tindakan mencari pengikut belaka ("dari manusia"). Para pemimpin tadi merasa terpojok. Bila mengakui adanya perkenan ilahi, berarti mereka mendukung Yohanes dan konsekuensinya akan ikut dicurigai penguasa Romawi. Tetapi bila menyatakan tindakan Yohanes hanya manusiawi belaka, maka mereka akan berhadapan dengan orang banyak yang percaya tokoh ini datang dari Allah.

Begitulah Yesus membuat para pemimpin itu menyadari sikap mendua dalam diri mereka sendiri mengenai Yohanes Pembaptis. Mereka tidak mau memberi jawaban jelas dan hanya berkata, "Kami tidak tahu!" Yesus pun menutup pembicaraan tadi dengan mengatakan karena mereka tak dapat memberi jawaban, maka ia pun tidak akan menjawab pertanyaan mereka pada awal, yaitu mengenai asal kekuasaan Yesus (Mat 21:27). Tapi jelas yang hendak dikemukakannya. Kalian tahu Yohanes menyuarakan seruan dari atas sana, tapi kalian tidak berani mengakuinya terang-terangan. Begitulah sikap kalian kepadaku!

Memang para pemimpin Yahudi itu diserahi tanggungjawab moral oleh pemerintah Romawi untuk menjaga ketenangan di masyarakat. Jangan sampai ada gejolak. Apalagi jangan sampai ada gerakan politik dengan warna agama. Bila terjadi, maka pemerintah Romawi akan bertindak dan akan makin membatasi kebebasan orang Yahudi. Inilah yang dikhawatirkan para pemimpin. Jika nanti Yesus dan pengikutnya dianggap mengadakan gerakan politik yang dibiarkan begitu saja oleh instansi agama, maka pemerintah Romawi tidak akan tinggal diam.

SIKAP YANG COCOK?

Berlainan dengan para pemimpin tadi, Yesus tidak menyembunyikan pendapatnya mengenai Yohanes Pembaptis. Dalam ayat 32 ia berkata bahwa Yohanes "datang untuk menunjukkan jalan kebenaran". Diakuinya penugasan yang datangnya dari Allah sendiri. Namun para pemimpin Yahudi tidak menanggapinya dengan semestinya, malah tidak berani mengakuinya karena takut. Maka mereka bersikap seperti anak yang berkata ya ya tapi tidak melakukan yang diharapkan. Orang-orang yang mereka anggap rendah, yakni para pemungut cukai dan pelacur, sebaliknya seperti anak yang pada mulanya menolak permintaan si ayah tapi kemudian menyesal dan menurut. Lawan bicara Yesus juga paham maksud perumpamaan ini. Mereka merasa kena teguran. Dan dasar teguran itu ialah prinsip yang mereka pakai mengadili orang lain, yakni ketaatan atau ketidaktaatan religius.

Perumpamaan ini dipakai untuk menunjukkan sikap yang kurang serius dari pimpinan masyarakat Yahudi dalam perkara-perkara kerohanian. Oleh karenanya malah "pemungut cukai" dan 'pelacur" bakal lebih beruntung daripada mereka karena orang-orang ini berani mengubah sikap mereka. Kedua golongan orang ini dianggap paling tidak taat pada ajaran agama. Pemungut pajak dijauhi karena mereka bekerja bagi sistem pajak asing yang memeras bangsa sendiri. Yang kedua dicap tidak punya kesetiaan. Tetapi mereka yang dianggap buruk itu percaya kepada warta pertobatan Yohanes Pembaptis sedangkan para pemimpin tidak. Mereka itu sebenarnya bahkan lebih memeras bangsa sendiri dan tidak setia pada inti ajaran agama.

MENYESAL DAN AKHIRNYA BERANGKAT

Gagasan dasar dalam perumpamaan ini terungkap dalam kata "menyesal" dalam ayat 29. Anak yang pada mulanya tegas-tegas tidak mau menuruti kemauan ayahnya itu kemudian menyesal. Gagasan "menyesal" di sini bukan terutama perasaan gegetun karena telah berbuat sesuatu yang kurang baik dan kini merasa tak enak, ada ganjalan dalam hati, kenapa tadi berbuat begini atau begitu. Oleh karena itu kiranya tidak amat tepat bila kita bayangkan anak yang akhirnya menjalankan permintaan ayahnya itu sebagai orang yang punya hati, berperasaan, dan ingin memuaskan ayahnya. Semua ini memang amat berharga dan sering terjadi. Namun perumpamaan kali ini tidak membicarakan sikap hati seperti itu. Yang ditunjukkan ialah keberanian untuk meninjau kembali niatnya dan memikirkan apakah tidak lebih baik menjalankan yang diminta dari pada bersikeras.

Perkaranya menjadi lebih jelas bila dibandingkan dengan anak yang kedua. Sebetulnya dia tidak pernah berniat berangkat bekerja di kebun anggur ayahnya. Ia hanya berbasa-basi mengatakan "Baik pak!" tapi sebetulnya hanya ingin agar tidak diganggu lebih lanjut. Ia lebih berminat meneruskan yang sedang dikerjakannya. Tidak juga ia berminat mencari tahu mengapa ayahnya memintanya pergi bekerja di kebun anggurnya. Ia cuma mau membungkam ayahnya dengan sebuah janji. Ia tidak berpikir panjang mengenai tindakannya atau alasan permintaan ayahnya.

Jadi pengertian "menyesal" dalam perumpamaan ini lebih cocok dipahami sebagai "memikirkan kembali", "meninjau kembali keputusan yang telah dibuat" dan "urung menjalankan yang sudah diniatkan". Ada usaha untuk tidak membiarkan diri terpancang pada satu pandangan mati. Itulah yang terjadi pada anak yang pertama. Meskipun sudah dengan jelas mengatakan tidak mau berangkat, ia akhirnya berangkat pergi juga. Boleh jadi ia mulai berpikir mengapa sang ayah memintanya bekerja. Apa tidak ada pekerja? Apa memang amat perlu? Tidak dijelaskan dalam perumpamaan alasan sang ayah. Tetapi anak yang ini jelas mengerti maksudnya. Dan ia yakin sebaiknya menuruti. Di bawah nanti akan diulas arti permintaan tadi.

PERMINTAAN SANG AYAH = REZEKI HARI INI?

Tidak ada buruknya kita coba ikut merasa-rasakan bagaimana sang ayah mengungkapkan keinginannya. Ia berkata, "Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur!" Kata-kata ini tidak berisi sebuah perintah keras, melainkan tawaran yang diungkapkan dengan halus. Terasa juga sapaan yang penuh kasih sayang. Isi permintaannya sendiri sebetulnya tidak amat berarti. Ada banyak orang yang menunggu dipekerjakan di kebun anggurnya.

Sang ayah meminta anaknya bekerja di sana justru karena ia mau menawarkan kesempatan bagi mereka. Dan lebih khusus lagi, ia menawarkan kesempatan bekerja "hari ini".
Tawaran bekerja di kebun anggur "hari ini" mengingatkan pada permintaan kepada Bapa dalam doa yang diajarkan Yesus: "Berilah kami rezeki pada hari ini". Dalam perumpamaan ini ditunjukkan betapa sang ayah ingin memberi sesuatu yang dapat membuat anaknya mendapatkan sesuatu pada "hari ini". Rezeki pada hari ini, itulah yang ditawarkannya dengan lembut. Tidak dipaksakannya. Berarti bisa ditolak, bisa tak dianggap penting, diremehkan, tapi tetap ditawarkan. Bagi yang tadinya tidak mau, tetapi kemudian berubah sikap, tawaran itu masih tetap berlaku.

Perumpamaan ini menggemakan tema kemurahan hati Allah yang ditawarkan kepada siapa saja tetapi yang tidak selalu diterima dengan serta merta. Dalam perumpamaan hari Minggu lalu (Mat 20:1-16) kemurahan hati ini dipersoalkan oleh mereka yang kurang memikirkan keadaan mereka yang kurang seberuntung mereka. Pekerja yang langsung menemukan pekerjaan dan masuk pagi kurang senang melihat yang datang kemudian mendapat upah sama. Tetapi mereka yang datang kemudian ini sebenarnya sudah lama menunggu. Kini dalam perumpamaan tentang dua anak, rezeki hari itu ditawarkan kepada dua orang yang sebetulnya tahu apa itu kemurahan hati dan kebaikan ilahi. Tetapi hanya satu saja yang akhirnya mau menerimanya. Yang lain merasa tidak membutuhkannya. Pembaca perumpamaan ini diajak berpikir di mana kedudukannya sekarang ini. Sekaligus ada imbauan untuk berubah bagi yang bersikap sebagai anak yang kedua.

Salam hangat

Friday, September 26, 2014

MAU NYUSUL 181 ORANG?

Tadi malam, Jumat 26 September 2014, seorang bapak bertanya kepada Rama Bambang ketika menunggu saat dimulainya Misa tema 1000 hari arwah Ibu Theresia Maria Mudji Rahaya di Paroki Pringgolayan "Benjang tema ing Domus napa, rama?" (Besok apa tema di Domus, rama?). Rama Bambang tahu bahwa pertanyaan ini berkaitan dengan tema Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis Minggu Pertama 5 Oktober 2014. Maka jawab Rama Bambang adalah "GEGER WARISAN". "Pembicaranipun rama sinten?" (Siapa rama yang akan jadi pembicara?) bapak itu melanjutkan pertanyaan yang langsung mendapat jawaban "Bapak Yohanes Suryo Adi Pramono dosen Universitas Atmajaya Yogyakarta." Bapak itu berkata "Mangke kula badhe taken semah kula. Yen piyambakipun mboten kesah badhe kula ajak ndherek" (Nanti saya akan bertanya pada istri saya. Kalau tak ada kesibukan akan saya ajak ikut). Karena bapak itu menyatakan akan ikut, Rama Bambang mengingatkan bahwa pendaftaran paling lambat Senin 29 September 2014. Dan ini cukup dengan SMS ke HP No. 087834991969.

"Mriki wonten sawetawis ingkang ndherek acara punika, lho rama, kados dene Bu Niek. Ingkang mengkoordinir Pak Narto" (Di sini ada sementara warga yang ikut acara itu sebagaimana Bu Niek, lho rama. Yang mengkoordinasi adalah Pak Narto) seorang bapak lain ikut nimbrung informasi ke Rama Bambang. Di Paroki Pringgolayan memang ada tiga kelompok yang biasa ikut Novena Seminar Domus yang dikoordinasi oleh Bu Ndari, Pak Roto, dan Pak Narto. Dalam pembicaraan itu Rama Bambang juga memberi informasi bahwa hingga malam itu ada 181 orang pendaftar. Hal ini sesuai dengan catatan pendaftaran sebagaimana tampak dalam matrik di bawah ini.

ASAL PESERTA
JUMLAH
RAYON KOTA KEVIKEPAN DIY
119 ORANG
01.  Paroki Pringwulung
73 orang
02.  Lingkungan Sendowo, Kotabaru
6 orang
03.  Paroki Administratif Pringgolayan
16 orang
04.  Paroki Pugeran
10 orang
05.  Paroki Bintaran, Lingkungan Nicolas
3 orang
06.  Paroki Kumetiran
 orang
07.  Paroki Baciro
11 orang
RAYON SLEMAN KEVIKEPAN DIY
 41 ORANG
08.  Paroki Minomartani
8 orang
09.  Paroki Babadan
2 orang
10.  Paroki Babarsari
 orang
11.  Paroki Medari
 23 orang
12.  Paroki Kalasan, Berbah
 orang
13.  Paroki Mlati
4 orang
14.  Paroki Pakem
2 orang
15.  Paroki Nandan
2 orang
RAYON BANTUL KEVIKEPAN DIY
 13 ORANG
16.  Paroki Bantul
9 orang
17.  Lingkungan Kepuh, Paroki Ganjuran
4 orang
KEVIKEPAN SURAKARTA
 ORANG
18.  Paroki Wedi
 orang
19.  Paroki Bayat
 orang
20.  Wanita Katolik RI, Banjarsari, Sala
   orang
21.  Paroki Gondang
 orang
KEVIKEPAN KEDU
 8 ORANG
22.  Paroki Ignatius Magelang
8 orang
23.  Paroki Banyutemumpang, Wilayah Mungkid
 orang
JUMLAH
181 orang