Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, December 31, 2014

HUMOR KAKEK NENEK

dari http://lansia.org


Lansia 4.jpg

Manfaat humor ada bermacam-macam, salah satunya untuk membuat wajah tampak awet muda, karena otot-otot yang kita gunakan untuk tersenyum akan mengangkat wajah kita supaya tidak keriput : Dengan demikian bagi para lanjut usia yang ingin selalu tampak awet muda, silakan tersenyum membaca humor-humor berikut.

CINCINNYA LUNAS
Sepasang kakek dan nenek duduk berdua di taman untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-50.
Nenek: Apa hadiahmu buatku, Kek?
Kakek: Ini, Nek (sambil memberikan sebuah cicin). Cincin ini sekarang resmi menjadi milikmu.
Nenek: Lho? ini khan cincin pernikahan kita yang hilang dulu?!
Kakek: Iya, Nek. Cicilannya sudah lunas hari ini.
"TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan." (Mazmur 145:18)

BANGUN TENGAH MALAM
"Nek, ketika Nenek dan Kakek punya bayi untuk pertama kalinya, pada saat tengah malam pernahkah Kakek sendiri yang bangun untuk memberikan susu pada bayinya?"
"Ohh ... nggak pernah, Nenek yang selalu melakukannya sendiri."
"Hhhmm ... saat itu pasti belum jamannya emansipasi wanita ya?"
"Bukan ... waktu itu belum ada botol susu untuk bayi."
Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. (1 Tesalonika 2:7)

JATUH
Suatu hari, di sebuah rumah di tepian kota, terjadi pembicaraan antara kakek dengan cucunya.
Cucu: Kek, kemarin ada orang jatuh dari lantai tiga!
Kakek: Emangnya kenapa?
Cucu: Anehnya orang itu tidak meninggal!
Kakek: Ah, itu sih biasa!
Cucu: Lho kok? (Dengan penuh heran, si cucu menatap wajah kakeknya)
Kakek: Waktu Kakek masih muda dulu, Kakek pernah jatuh dari lantai enam!
Cucu: Waooooo!
Kakek: Hanya jari manis kakek yang keseleo! Yang lain patah semua.
"Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman." (Amsal 16:5)

SUKA FILM LUCU
Kakek: "Mestinya di televisi lebih banyak menayangkan film Mr. Bean atau Charlie Chaplin."
Cucu: "Memangnya kenapa, kakek penggemar film-film lucu yah?"
Kakek: "Bukan begitu, Cu, soalnya kuping kakek sekarang sudah tuli!"
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17)

OLAH RAGA KARENA SALAH
Kakek sedang merayakan ultahnya yang ke-100 dan semua orang memuji betapa ia masih sangat atletis dan sehat pada usia itu.
"Saudara-saudara, saya akan memberitahumu rahasia kesuksesanku," katanya. "Saya selalu berjalan-jalan setiap hari selama 75 tahun hingga saat ini."
Semua orang yang ada terkesan dan menanyakan bagaimana ia bisa bersemangat dan disiplin berolahraga seperti itu. "Yach, istriku dan aku menikah 75 tahun yang lalu. Pada malam pernikahan kami, kami membuat janji suci. Kapan pun kami bertengkar, yang terbukti bersalah akan pergi keluar rumah dan berjalan-jalan."
"Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!" (Mazmur 133:1)
Sumber: Good Clean Fun

KAKEK NAIK MOBIL
Seorang kakek naik mobil bersama cucunya yang berusia sembilan tahun, dan tidak sengaja menekan bel mobil. Sang cucu menoleh dan melihatnya minta penjelasan.
Kata sang kakek, "Aku tidak sengaja menekan belnya."
Jawabnya, "Aku tahu, Kakek."
Si kakek bingung, "Kok kamu bisa tahu?"
Jawabnya, "Karena Kakek ngga bilang `bodoh!` setelah bel bunyi."
"Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." (Kolose 3:8)

SEPERTI BAYI
Dua orang kakek-kakek yang sudah pensiun sedang duduk di sebuah bangku di bawah pohon sambil ngobrol. Salah seorang kakek berkata kepada kakek yang satunya, "Bejo, sekarang aku berusia 73 tahun dan sekarang aku sering sakit-sakitan. Umurmu juga sama denganku, apakah kamu mengalami seperti yang aku rasakan?"
"Wahhh ... kalau aku malah merasa seperti bayi yang baru lahir," jawab Kakek Bejo.
"Benarkah!? Seperti bayi yang baru lahir!?" tanya kakek satunya tidak percaya.
"Iya ..., botak, ompong ..., bahkan saat ini aku sedang ngompol!"
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." (Yohanes 21:18)

LUTUT SAKIT
Seorang kakek masuk tertatih-tatih ke ruang praktek dokter dan mengeluh, "Dokter, lutut saya sakit sekali, saya sulit berjalan!"
Dokter perlahan-lahan memandangi kakek tersebut dari ujung kepala sampai ujung kaki dan berkata, "Kek, Anda umur berapa?"
"Saya 98 tahun," jawab kakek dengan bangga.
Dokter menghela napas dan memandangnya lagi. Akhirnya dia berkata, "Maaf ya Kek. Coba pikir, Anda sudah berumur hampir seratus tahun, jadi sakit lutut itu sudah biasa pada umur segitu, Kek."
Kakek menjawab, "Lho, lututku yang satunya juga berumur 98 tahun, dan tidak sakit!"
"Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah." (Yesaya 35:3)

KAKEK DAN CUCU
Suatu pertemuan yang indah antara kakek dan seorang cucu. Kebetulan kakek sudah lama tak berjumpa dengan cucu kesayangannya yang berusia 5 tahun. Kata cucunya, "Kek, sebentar malam kakek tidurnya sama Ade, ya." (Ade adalah nama cucunya). "Iya," jawab kakek.
Malam pun tiba kakek mendengar cerita cucunya yang mengatakan, "Kakek ... ayahku kalau berkelahi dengan ayah Tomi (tetangga sebelah rumah) selalu aja kalah ... kalau Kakek gimana?" Kakek bercerita, "Dulu sewaktu Kakek muda, gak pernah terkalahkan. Suatu hari Kakek dihadang 5 orang pemuda di jembatan desa ...., sekali tendang 3 jatuh masuk ke kali." Si Ade berpikir, 3 masuk kali berarti masih 2 lagi yang belum kena tendangan. Si Ade bertanya lagi sama kakeknya, "Kakek yang 2 orang lagi kemana?"
"2 pemuda itulah yang membawa kakek ke rumah sakit..."
"Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah." (Mazmur 37:25)

Sabda Hidup

Kamis, 01 Januari  2015
HARI RAYA
SANTA MARIA BUNDA ALLAH
warna liturgi Putih
Bacaan:
Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21 BcO Ibr. 2:9-17

Lukas 2:16-21:
16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Renungan:
Ada kecenderungan orang mengomentari apa yang terjadi. Dan ketika ada komentar maka ia balas mengomentari. Saling komentar pun berlangsung dan percakapanpun menjadi panjang.
Maria Bunda Allah mengambil sikap yang berbeda. Ia diam dengan segala kisah yang disampaikan oleh para gembala. Ia diam dan menyimpan komen-komen itu di dalam hatinya. "Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya" (Luk 2:19). Maria merenungkan segala percakapan dan warta para gembala.
Ada saatnya kita diam dan merenungkan segala komen yang kita terima. Tidak semua komen mesti dikomenin kembali. Ada saatnya kita membatinkan dan merenungkannya serta membiarkan semuanya bekerja dalam permenungan kita.

Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Ingatlah bagaimana sikapmu ketika ada orang berkomentar tentang dirimu.

Refleksi:
Apa arti diam bagimu?

Doa:
Ya Allah semoga aku mampu menjaga suaraku. Semoga bersamaMu aku mampu membatinkan dan merenungkan segala perkara yang tak tertanggung oleh kekuatanku sendiri. Amin.

Perutusan:
Aku akan belaja menahan diri mengkomentari komentar orang kepadaku.

Tuesday, December 30, 2014

TAMU MONIKA


Ini terjadi pada hari Minggu 21 Desember 2014. Dua puluh lima orang ibu-ibu dan 2 anak kecil mengunjungi para rama Domus Pacis dari jam 09.00-11.00. Mereka datang sebagai komunitas Katolik di Paroki Pringwulung. Komunitas ini bernama Paguyuban Monika, yang aktif sebagai kelompok doa untuk panggilan imam, suster, bruder. Acara kunjungan ini diisi dengan doa rutin mereka bersama para rama. Para rama yang ikut menyambut adalah Rama Yadi, Rama Tri Wahyono, Rama Harto dan Rama Bambang.

Pembuka

Kunjungan ini dibuka oleh Bapak Winantono sebagai koordinator kelompok. Pak Win mengucapkan kata-kata sapaan spada (Jawa: kula nuwun) bagi para rama dengan tembang tradisional Jawa model pangkur:
Ulun dhutaning Monika (Saya adalah wakil Monika)
Paguyuban Doa puniki (Sebuah Paguyuban Doa)
Wigatose sowan ulun (Yang menjadi maksud kami)
Lumarap ing ngarsa ndiko (Mengunjungi Anda semua)
Nyaketake, ndedonga mring pra sedulur (Mempererat hubungan, berdoa bagi para saudara)
Amrih binerkahan Gusti (Agar mendapatkan berkat Tuhan)
Suka rena ing penggalih (Hati menjadi gembira ria).

Sesudah pembuka pertemuan Paguyuban Monika dan rama-rama Domus Pacis diisi dengan ibadat dengan buku panduan yang biasa dipakai oleh paguyuban ini dalam pertemuan rutin. Tetapi dalam pertemuan di Domus hari ini bagian bacaan Alkitab diganti sharing para rama. Yang disharingkan adalah "Bagaimana para rama sampai tua menjaga kesegaran imamatnya?". Dalam sharingnya:Pak Win memang sudah menyiapkan pembuka itu dan beberapa hari sebelumnya meminta Rama Bambang untuk menjawabnya. Maka Rama Bambang, sesudah Pak Win mengidungkan pangkur di atas, menjawab juga dengan tembang Jawa model pangkur:
Kaparenga matur kula (Perkenankan saya bicara)
Atas asma para rama Domus Pacis (Atas nama para rama Domus Pacis)
Katur sagung para tamu (Kepada semua tamu)
 Paguyuban Monika (Paguyuban Monika)
Paguyuban saking Paroki Pringwulung (Paguyuban dari Paroki Pringwulung)
Sugeng rawuh ndika sadaya (Selamat datang bagi Anda semua)
Mugi saya ndherek Gusti (Semoga semakin ikut Tuhan).

Ibadat dan Sharing

Paguyuban Monika ini bersama dengan para rama Domus kemudian mengadakan ibadat dengan panduan yang biasa dipakai oleh paguyuban. Tetapi bagian sabda diisi dengan sharing dari para rama tentang "Bagaimana menjaga kesegaran imamat di masa tua".

  • Rama Yadi menjaga diri selalu tersenyum terutama menghadapi hal-hal yang tidak dipahami baik karena tidak kekuatan intelektual yang melemah maupun karena tidak menangkap yang dibicarakan karena kekuatan indera lemah misalnya karena pendengaran. Dalam hal-hal yang tidak cocok pun juga tersenyum.
  • Rama Tri Wahyono selalu bersikap ndableg, yaitu nekad melakukan yang diinginkan tanpa mempertimbangan apapun risikonya.
  • Rama Harto menjaga diri dengan tetap melayani tamu-tamu yang datang minta doa atau pertimbangan hidup.
  • Rama Bambang membiasakan diri doa batin dengan mengomongkan apapun yang dihadapi dengan Tuhan dalam hati.
Kunjungan ini diakhiri dengan dari Rama Harto dan kemudian menikmati snak yang dibawa oleh paguyuban. Dalam kunjungan ini semua penghuni Domus Pacis, termasuk karyawan, mendapatkan bingkisan Natal.

Sabda Hidup

Rabu, 31 Desember 2014
Silvester I
warna liturgi Putih
Bacaan:
1Yoh. 2:18-21; Mzm. 96:1-2,11-12,13; Yoh. 1:1-18. BcO Kol. 2:4-15

Yohanes 1:1-18:
1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. 6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. 8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. 14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. 15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." 16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Renungan:
Karunia Tuhan tidak pernah habis. Ia selalu memberikannya dan melebihi kebutuhan kita. St. Yohanes menulis, "Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia" (Yoh 1:16). Kasih karunia Tuhan mengalir kuat dalam hidup umatNya.
Banyak kesaksian mengatakan bahwa ia mengalami kasih Allah yang terus menerus. Kala sudah diberi A dia mendapat B, C, D dst. Pemberiannya itu begitu melimpah dan terus mengalir. KemurahanNya terasa tak ada habisnya.
Aliran kasih karuniaNya menggerakkan manusia untuk saling berbagi. Ketika kerelaan berbagi ini hidup maka tidak ada yang mengalami kekurangan. Ia pun mencukupi kebutuhan umatNya dengan kehadiran Anak TunggalNya.

Kontemplasi:
Hadirkan dalam keheninganmu rahmat Allah yang mengalir sepanjang sejarah hidupmu.

Refleksi:
Apa arti kasih karunia Allah yang terus mengalir dalam hidupmu?

Doa:
Bapa, terima kasih atas kasih karuniaMu. Ia selalu mencukupi hidupku. Semoga hidupku pun menjadi aliran kasih karuniaMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengalirkan kasih karunia Allah.

Monday, December 29, 2014

MENGANTUK BERLEBIHAN TANDA AWAL SERANG STROKE

dari http://www.balipost.co.id Senin, 28 September 2010 | BP
ilustrasi dari koleksi Blog Domus

MENGANTUK merupakan hal wajar dan semua orang mengalaminya. Namun, bila rasa kantuk yang dirasakan berlebihan, Anda harus mulai waspada. Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan Amerika Serikat (AS), rasa kantuk yang berlebihan setiap hari merupakan tanda awal serangan stroke.

Stroke terjadi bila pembuluh darah otak pecah atau adanya pecahan plak aterosklerosis yang lepas dan menyumbat aliran darah ke otak. Stroke lebih sering terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan, mengendalikan tekanan darah tinggi dapat memangkas risiko stroke hingga 40 persen. Dalam hal ini, tekanan darah 140/85 dianggap tinggi.

Dalam penelitian yang dipimpin Dr. Bernadette Boden-Albala, asisten profesor bidang neurologi pada Universitas Columbia, New York, AS disebutkan, orang yang sering mengantuk berisiko mengalami stroke dua hingga empat kali lebih tinggi. "Kami sangat terkejut ketika mengetahui efek dari mengantuk itu terjadi pada periode waktu yang tidak terlalu lama. Namun, pertanyaan sesungguhnya adalah, apa yang harus kita lakukan pada tubuh kita," ujarnya.

Berbicara di depan Konferensi Stroke Internasional, para peneliti menyarankan kepada para dokter untuk lebih sering memeriksa pasien yang usianya sudah uzur, apakah mereka mudah tertidur ketika menonton TV atau tidak. Sebab, risiko stroke terhadap orang yang sudah lanjut usia jauh lebih tinggi. Kesimpulan Dr. Boden-Albala itu berdasarkan penelitian terhadap sekitar 2.000 responden yang sering mengantuk dan tertidur dalam berbagai situasi.

Dalam riset itu, mereka juga meneliti orang yang tertidur ketika menonton televisi, duduk, saat berbicara bersama, duduk terdiam setelah makan siang tanpa mengonsumsi alkohol, dan tiba-tiba berhenti mengemudi saat berkendaraan. Setelah dua tahun, pada orang yang beberapa kali suka mengantuk dalam sehari, risiko terkena stroke itu 2,6 kali lebih besar. Sementara orang yang mengantuk secara sangat berlebihan, risiko terkena stroke meningkat menjadi 4,5 kali lebih besar. Penelitian itu juga menemukan bahwa risiko serangan jantung atau kematian akibat penyakit kardiovaskular ikut meningkat akibat mengantuk setiap hari.

Dr. Boden-Albala menambahkan, penelitiannya itu menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur mudah kelelahan sepanjang hari. "Hasil penelitian ini akan sangat membantu memberikan pengertian kepada pasien terhadap masalah tidur dan efeknya dalam jangka panjang," tuturnya.

Penelitian sebelumnya menunjukkan, orang yang menderita apnoea (tiba-tiba berhenti bernapas sejenak saat tidur) memiliki risiko tinggi terkena stroke. Bisa jadi, rasa mengantuk pada siang hari akibat dari kurangnya kualitas tidur malam, itu juga terkait apnoea.

Dr. Heinrich Audebert, dokter konsultan stroke di Rumah Sakit St Thomas dan Guys di London, menemukan bahwa temuan hasil penelitian Dr. Boden-Albala dan kawan-kawannya sangat beralasan. "Apnoea adalah faktor risiko stroke yang sering ditemui pada negara-negara di kawasan Mediterania," ungkapnya.

Dia menjelaskan, pasien yang mengalami apnoea meningkatkan level tekanan darahnya sepanjang malam. Salah satu penyebab potensial dari hasil penelitian ini bisa jadi tidak terdiagnosis sebelumnya karena kerusakan jaringan otak. Kerusakan itulah yang mengakibatkan rasa kantuk selama seharian. "Untuk itu, kami menyarankan kepada para pasien yang sulit tidur malam menjalani skrining apnoea," ujarnya. Hal itu sangat penting, karena berdasarkan laporan terakhir, setiap tahun ada sekitar 150.000 orang di Inggris yang mengidap stroke. (bks/net/sug)

Lamunan Hari Keenam dalam Oktaf Natal

Selasa, 30 Desember 2014

Lukas 2:36-40

2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada pandangan umum bahwa orang kalau sudah masuk golongan lanjut usia (lansia) menjadi golongan yang harus diurus. Kalau dulu berdinas resmi maka kini pensiun, kalau dulu aktif berperan maka kini dapat tidak diperhitungkan.
  • Tampaknya, kalau masuk golongan lansia orang dapat sepi dalam kesendirian. Meski masih bisa berceritera tentang anak cucu tetapi kenyataannya tinggal sendiri, meski masih bisa membanggakan prestasi-prestasi ketika aktif tetapi kini banyak dipandang sebagai pengganggu kegiatan bersama.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kaum tua yang menghayati ketuaannya justru akan mudah ceria dan bersyukur karena hidupnya ada dalam kebiasaan aktif olah kedalaman batin. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati meskipun tak memiliki status diperhitungkan seorang lansia tetap segar gembira batin memandang hadirnya anak, remaja, dan kaum muda dalam perjuangan kebaikan umum.
Ah, kaum jompo itu golongan yang merepotkan.

Sunday, December 28, 2014

SENTUHAN IMAMAT


Di sekitar Natal pada umumnya para rama pada sibuk. Sebelum Natal tiba mereka biasa melayani pengakukan dosa dan persiapan-persiapan Ekaristi Natal. Sementara itu sesudah Natal kelompok umat dan atau Lingkungan banyak minta kehadiran mereka untuk perayaan Natalan. Maka kehadiran Rama Mantoro dari Paroki Mertoyudan dan Rama Purwatmo pada 23 Desember 2014 memberikan rasa yang sungguh bermakna bagi Komunitas Rama Domus Pacis. Pada sekitar jam 10.00 Rama Mantoro masuk di kamar Rama Bambang dengan seruan "Kula nuwuuuun ..... Lagi ngapa?" (Spadaaa .... Baru apa?). Rama Bambang yang baru berada di tempat tidur mendengarkan radio terkejut sesaat tetapi dengan munculnya Rama Mantoro dia jadi gembira. Kemudian mereka berdua menuju kamar makan untuk minum dan snak. Rama Tri Wahyono kemudian datang juga bergabung. Sementara Rama Harto ada banyak tamu dan Rama Yadi istirahat. Beberapa saat Rama Agoeng pun datang.

Ketika sedang asyik berbincang-bincang, Rama Purwatmo datang. Ternyata Rama Pur akan ke Wonogiri untuk membantu pelayanan misa Natal. "Rama Agoeng ya mbantu Wonogiri" (Rama Agoeng juga akan membantu Wonogiri) kata Rama Bambang. Sesudah minum dan snak Rama Purwatmo dan Rama Mantoro didampingi Rama Agoeng melihat-lihat dan berbincang-bincang taman dalam Domus sambil menikmati bersliwerannya ikan koi di kolam. Di hati Rama Bambang muncul suara "Ya isih ana rama sing mampir Domus, sanadyan dha sibuk" (Ternyata masih ada rama mampir Domus sekalipun sedang sibuk). Eeeee .... ternyata pada 26 Desember 2014 ada juga sentuhan kebersamaan imamat. Mas Fredi berkata kepada Rama Bambang "Rama, wau rikala sami sare siang, Rama Vikjen rawuh ngampirke buah-buahan" (Rama, tadi saat para rama istirahat siang, Rama Vikjen dan memberikanbuah-buahan).

Sabda Hidup

Senin, 29 Desember 2014
Tomas Becket
warna liturgi Putih
Bacaan:
1Yoh. 2:3-11; Mzm. 96:1-2a,2b-3,5b-6; Luk. 2:22-35. BcO Kol. 1:1-14

Lukas 2:22-35:
22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", 24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Renungan:
Simeon seorang suci. Dia adalah pribadi yang diberi kesempatan untuk melihat Mesias sebagaimana diberitakan Roh Kudus. Ia pun, ketika melihat Yesus menemukan yang dijanjikan Roh Kudus itu dan mampu melihat kedukaan yang mungkin akan ditanggung Maria.
Kesucian hati Simeon memancar pada kemampuannya untuk melihat-lihat tanda. Banyak orang dianugerahi rahmat ilahi ini dalam hidupnya. Ketekunannya berdoa, bersamadi dan berpuasa menghantar mereka peka pada tanda-tanda kehidupan dan arahnya.
Namun bagaimanapun kemampuan itu adalah rahmat. Mereka yang mempunyai kemampuan itu mesti meletakkan diri dalam kuasa sang pemberi rahmat itu. Simeon pun tetap berpegang pada kehendak Tuhan (bdk. Luk 2:29).
 
Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Hadirkan dirimu di hadapan Allah dan dengarkanlah suaraNya.

Refleksi:
Bagaimana anda mengenali tanda-tanda kehidupan?

Doa:
Syukur bagimu Tuhan karena Engkau telah menunjukkan Mesias kepada Simeon. Semoga kami pun mampu menangkap tanda-tanda kehidupan dengan lebih baik. Amin.

Perutusan:
Aku belajar hening dan menangkap tanda-tanda kehidupan.

Saturday, December 27, 2014

KARENA CINTA


Untuk bulan Desember 2014 ada 2 kelompok Jagongan Iman masuk dalam pertemuan keempat yang membicarakan pokok Syahadat Katolik "Yesus Kristus .... yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat dan dimakamkan". Dua kelompok itu adalah Bantul (tanggal 18) dan Murangan Timur (tanggal 21). Kedua kelompok ini memang memiliki sedikit pemikiran berbeda. Kelompok Bantul membicarakan bahwa itu adalah misteri ilahi yang menjurus ke pertanyaan kapan Yesus jadi manusia dan kapan jadi Allah. Ini dikaitkan dengan soal kebangkitan. Yesus itu bangkit atau dibangkitkan? Persoalan berhubungan dengan pemahaman tentang Allah Tritunggal. Sementara itu Kelompok Murangan Timur lebih menyoroti pokok itu dalam kaitan dengan dosa-dosa manusia dan sikap Allah yang tidak rela manusia lepas dari-Nya karena dosa. Peristiwa Yesus menjadi peristiwa korban bagi penyelamatan manusia.

Hal yang sama-sama muncul dari dua kelompok tersebut adalah bahwa dari pokok syahadat itu ada kenyataan Allah yang mencintai manusia. Yang terjadi pada Yesus adalah bukti ketaatan sebagai utusan Bapa. Ini adalah bukti kesetiaan Allah untuk memenuhi janji-janji penyelamatan yang diwartakan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Allah yang adalah kasih itulah yang membuat Yesus taat dan setia dengan korban demi keselamatan manusia.

Para peserta merasa diteguhkan ketika kemudian diajak untuk mendalami Katekismus Gereja Katolik no. 571-573 dan 576. Kisah sengsara, wafat dan kebangkitan adalah jantung warta Injil. Yesus sungguh wafat sehingga Dia sungguh bangkit. Yesus dihadapan para agamawan memiliki dosa-dosa berat yang harus dihukum mati. Dalam penjelasan ada tambahan bahwa pada waktu itu orang-orang Yahudi ada dalam kuasa penjajah Roma sehingga mereka tidak boleh melakukan hukuman mati. Yang boleh menghukum mati hanya pemerintah Roma. Dengan tuduhan akan jadi raja Yahudi Yesus dihukum mati dengan penyaliban pada saat pemerintahan Pontius Pilatus. Rumusan-rumusan yang ada dalam Katekismus yang dibacakan adalah sebagai berikut:


571   Misteri Paska salib dan kebangkitan Kristus adalah jantung warta gembira yang harus disampaikan para Rasul dan Gereja sebagai penerusnya kepada dunia. Dalam kematian Putera-Nya Yesus Kristus, rencana keselamatan Allah terpenuhi "satu kali untuk selama-lamanya" (Ibr 9:26).

572   Gereja tetap setia kepada penjelasan "seluruh Kitab Suci", yang Yesus sendiri berikan sebelum dan sesudah Paska-Nya: "Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" (Luk 24:26)” Kesengsaraan Kristus mendapat bentuk historisnya yang konkret, karena "Ia ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat" (Mrk 8:31), yang "menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan" (Mat 20:19).

573   Supaya mengerti arti penebusan lebih dalam, iman dapat mencoba masuk ke dalam situasi kematian Yesus, yang disampaikan Injil-injil dengan setia dan dijelaskan oleh sumber-sumber sejarah yang lain.

576   Dalam mata banyak orang di Israel, Yesus rupa-rupanya melanggar keyakinan mendasar dari bangsa terpilih itu:

- melawan ketaatan kepada hukum dalam segala perintah yang tertulis dan, untuk orang Farisi, dalam penjelasan yang diberikan oleh tradisi lisan;

- melawan tempat sentral kanisah Yerusalem sebagai tempat suci, tempat tinggal Allah secara khusus;

- melawan iman akan Allah yang Esa, yang pada kemuliaan-Nya tidak seorang pun dapat mengambil bagian.

Lamunan Pesta dalam Hari Keempat Oktaf Natal

Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf
Minggu, 28 Desember 2014

Lukas 2:22.39-40

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang yang memiliki status khusus amat mudah mendapatkan kekecualian dalam menjalankan kewajiban sosial. Dia dapat diringankan atau bahkan dibebaskan dari hal-hal yang untuk umum harus dilakukan.
  • Tampaknya, orang merasa bangga kalau mendapatkan perlakuan khusus. Orang dapat merasa nikmat dan bahkan menikmati kebebasan yang tidak sama dengan orang umum.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa orang sungguh menjadi istimewa karena, sekalipun memiliki kedudukan sosial tinggi dan terhormat, tetap hidup biasa menjalani berbagai kewajiban dan tindakan yang biasa dilakukan oleh umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menjadi luar biasa karena mampu menjalani yang biasa.
Ah, kalau punya kesempatan dapat privilese mengapa tidak digunakan.

Friday, December 26, 2014

KELUARGA KUDUS DAN YERUSALEM SEJATI

Injil dan bacaan kedua Pesta Keluarga Kudus, tanggal 28 Desember 2008  (Lukas 2:22-40 dan Ibrani 11:8. 11-12. 17-19) dalam http://www.secapramana.com 
ilustrasi dari koleksi Blog Domus 

 
Rekan-rekan yang budiman,

Pada Pesta Keluarga Kudus kali ini diceritakan bagaimana Yesus yang masih orok dibawa ke Bait Allah di Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan menurut hukum Musa seperti termaktub dalam Keluaran 13:2,12 (juga lihat Imamat 12:6-8). Di tempat suci itu juga datang Simeon, orang yang hidupnya lurus dan saleh, dan batinnya sangat merindukan mengalami kehadiran ilahi. Ia orang yang dinaungi Roh Kudus yang menguatkannya dengan pengharapan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum melihat Sang Terurapi datang. Ketika mendapati orang tua Yesus membawanya ke Bait, Simeon pun menyambutnya lalu mengucapkan pujian bagi Allah. Diberkatinyalah anak itu lalu ia pun bernubuat bahwa anak tadi akan menentukan jatuh serta bangunnya banyak orang di Israel dan menjadi tanda perbantahan - supaya menjadi nyata isi pikiran orang banyak. Dalam kaitan ini juga dikatakan oleh Simeon bahwa batin Maria - "jiwamu sendiri" - akan ditembus pedang. Apa artinya akan kita dekati. Di Bait Allah ada pula ketika itu seorang perempuan nabi yang besar ibadahnya, tekun puasa dan doanya. Namanya Hana. Ia juga mengucap pujian kepada Allah serta menegaskan bahwa anak yang dipersembahkan ke Bait Allah ini ialah yang dinanti-nantikan orang banyak bagi merdekanya Yerusalem. Itulah kejadian-kejadian luar biasa yang diceritakan Lukas mengenai keluarga kudus yang kemudian pulang dan hidup di Nazaret seperti orang biasa. Apa yang dapat dipetik dari peristiwa ini?

SIMEON DAN HANA
 

Injil Lukas menampilkan kejadian-kejadian setelah kelahiran Yesus lewat orang-orang yang berjumpa dengan keluarga kecil yang masih ada di dekat Yerusalem. Kini dua tokoh ditampilkan, Simeon dan Hana. Mereka berdua mendapatkan pengalaman yang luar biasa: menyaksikan bagaimana Yang Mahakuasa kini memenuhi harapan orang-orang yang dekat padaNya.
Dalam Injil Lukas, Simeon mewakili orang-orang saleh yang pada zaman itu menantikan kedatangan seorang Mesias yang akan mengawali zaman baru. Walaupun mereka orang-orang yang teguh beriman, tetap batin mereka digundahkan dengan pertanyaan kapankah Yang Mahakuasa akan sungguh mengirim orang yang ditugasiNya membawa umat di jalan yang benar. Orang-orang seperti inilah yang dibimbing oleh kebijaksanaan dan kekuatan ilahi - dalam bahasa Lukas ialah Roh Kudus (ayat 25-26) - sampai sungguh mendapati yang mereka dambakan. Mereka ini orang-orang Perjanjian Lama yang beruntung menemukan jawaban bagi harapan mereka. Kidung Simeon (ayat 29-32) berisi pujian yang juga meringkaskan pengalaman seperti ini. Kelegaan batin kini melapangkan penglihatan orang-orang seperti Simeon. Ia dapat melihat datangnya penyelamatan yang disediakan bagi siapa saja, bukan hanya bagi umat terpilih.
 

Para pembaca Injil Lukas dahulu segera akan menangkap warta bagian itu, yakni imbauan untuk ikut serta dalam pengalaman Simeon dan, berbagi warisan iman dengan siapa saja, dengan cara yang leluasa dan batin yang merdeka.
Orang yang kedua yang ditampilkan Lukas ialah Hana. Perempuan saleh ini ialah orang yang berhasil ikut serta dalam pengalaman Simeon tadi. Hana menjumpai Yesus yang sedang dipersembahkan ke Bait Allah dan yang ditegaskan oleh Simeon sebagai pemenuhan harapan orang banyak. Hana ikut paham dan lebih dari sekadar bergembira, ia pun "berbicara tenang anak itu - yakni Yesus - kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem" (ayat 38).

KEHADIRAN ILAHI DI "YERUSALEM"
 

Dikatakan pada pembukaan petikan kali ini, ayat 22, bahwa Yesus dibawa ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Nama kota itu di situ dieja oleh Lukas sebagai "Hierosolyma", yakni kota suci sejauh menerima kehadiran ilahi dengan tulus dan bakal berlangsung terus dalam batin orang-orang yang mengenaliNya. Ketika menampilkan tokoh Simeon dalam ayat 25, Lukas menyebut "Adalah di Yerusalem seorang yang bernama...". Di sini nama kota itu dieja sebagai "Ierousaleem". Dalam Injil Lukas, bila ditulis demikian, kota itu ditampilkan sebagai pusat ibadat, tapi sebetulnya tidak lagi menjadi tempat kehadiranNya yang jelas dan nyata. Tempat seperti ini akan ditinggalkan dan akan digantikan dengan tempat ibadah batin yang sungguh yang dikenali oleh keluarga kudus tadi, yakni Hierosolyma. Mengapa Simeon diperkenalkan sebagai orang yang berada di Ierousaleem, yang bukan tempat hadirnya Yang Ilahi yang sesungguhnya? Justru inilah maksud Lukas. Ada orang-orang seperti Simeon yang hidup dalam adat agama yang tidak memberi ketenteraman yang sungguh, tetapi orang-orang seperti dia masih berkepekaan mengenali kembali di mana sesungguhnya Tuhan. Dan baiklah kita ikuti cara Lukas menguraikan perkara pelik tapi nyata ini. Simeon kemudian menyambut Yesus yang masih orok yang dibawa orang tuanya ke Hierosolyma - ke Yerusalem yang sesungguhnya. Boleh dikatakan, berkat kepekaan keluarga kudus akan kehadiran ilahi inilah maka Simeon sampai juga ke Hierosolyma meski masih ada di Ierousaleem! Inilah karya penyelamatan yang hebat yang terjadi lewat keluarga kudus itu. Oleh karena itu segera Simeon kini mendapati diri melihat kenyataan baru dan memuji kebesaran ilahi. Sudah cukup baginya, kini ia ikut dalam Hierosolyma yang didatangi keluarga kudus. Begitu pula Hana, setelah ia juga mengenali Yesus, dikatakan Lukas bahwa Hana pun mengucap syukur dan berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem (ayat 38). Di situ nama kota itu tertulis sebagai Ierousaleem. Jelas hendak dikatakan, di situ banyak orang yang menantikan kehadiran Tuhan yang makin terasa jauh, tapi pada saat itu justru ada orang seperti Hana yang telah melihat di mana sesungguhnya Ia hadir, bukan lagi di Ierousaleem, melainkan di Hierosolyma, dan kini Hana berbagi pengalaman batin dengan orang-orang itu. Inilah kelepasan - penyelamatan- yang sungguh, yang meluas lewat orang-orang yang memang telah mengalaminya!

KEHADIRAN YANG MEMILAH-MILAH
 

Kebesaran ilahi tidak pilih-pilih, tetapi memilah-milah. Ketika mengucapkan berkat bagi Yesus, Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa anak ini akan menentukan jatuh dan bangkitnya banyak orang di Israel dan menjadi tanda perbantahan agar menjadi nyata pikiran hati banyak orang (ayat 34-35). Kini saatnya, seperti digambarkan di atas, mana Ierosaleem, mana Hierosolyma, meski di luar tampak sama, tapi keduanya amat berbeda. Kini akan jelas siapa yang menerima penyelamatan, siapa yang menjauh dan belum dapat mendekat ke sana. Yesus memang menjadi tanda kehadiran ilahi yang menimbulkan perbantahan, dari saat itu hingga sekarang juga. Namun ia makin dikenal orang-orang yang peka yang makin berada di Hierosolyma - di wahana batin yang leluasa. Dalam hubungan ini Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa "pedang akan menembus jiwamu sendiri". Kerap pernyataan ini dimengerti sebagai nubuat bahwa Maria akan mengalami penderitaan, seperti nanti ketika menyaksikan kesengsaraan dan wafat Yesus. Meski menarik, penjelasan seperti ini meleset dan tidak banyak faedahnya. Memang tak bisa disangkal nanti Maria ikut menderita, tapi ibu mana yang tidak? Dan kenyataan ini bila dikatakan malah tidak membuat perkataan itu berbobot. Maksud kata-kata Simeon lain. Pedang ialah lambang ketajaman. Dan ketajaman yang dimaksud ialah ketajaman Sabda Ilahi sendiri. Maria. Dari ayat 33 jelas bahwa Yusuf dan Maria tidak langsung memahami ungkapan kegembiraan Simeon dalam ayat 29-32 (Kidung Benediktus). Mereka heran akan segala yang dikatakan tentang Yesus yang mereka bawa ke Bait Allah. Kata-kata Simeon kepada Maria mengenai pedang tadi sebetulnya menjadi penegasan bahwa nanti semuanya akan jelas karena tajamnya Sabda akan menembus ketidakpahaman yang masih ada dalam diri Maria. Dan demikian ia akan makin dekat dan bersatu dengan kenyataan Sabda tadi. Akan jelas pula bagi banyak orang mana yang sesungguhnya mana yang semu. Orang akan mengalami seperti yang dialami Simeon, dan Hana.

MENERAPKAN WARTA?
 

Dalam kehidupan beragama ada banyak sisi. Ada sisi yang menarik, ada sisi yang menyeramkan. Kehadiran ilahi pun kerap digambarkan dalam dua kutub itu. Tapi kenyataan tidak selesai di situ saja. Ada orang-orang yang dapat dan berani melangkah mengarah lebih jauh dan berhasil menemukan inti apa itu percaya, apa itu dekat dengan Penyelamat, tapi juga menyadari masih ada di sini, masih berpijak di bumi dengan pelbagai kenyataan yang bisa membingungkan dan mengecewakan. Lukas akan mengatakan ada orang-orang yang di Ierousaleem yang berani mengarahkan diri ke Hierosolyma. Bukan itu saja, Lukas menampilkan tokoh-tokoh nyata. Pertama, keluarga kudus sendiri yang mengarah ke Hierosolyma untuk menjalankan ketetapan hukum Musa. Mereka digambarkan sebagai yang tetap dalam jalur "agama" tetapi berhasil menemukan inti kerohanian yang membimbing batin mereka. Begitu pula Simeon, demikian juga Hana. Kisah ini ditampilkan Injil sebagai ajakan untuk bernalar bagi banyak orang, juga pada zaman ini. Manakah arah-arah yang sungguh memberikan ketenteraman batin dalam beragama, manakah kecenderungan-kecenderungan dalam agama yang sebaiknya dimurnikan. Juga diwartakan dalam Injil kali ini, orang tidak hanya didorong untuk mencari jalan orang yang benar, tetapi ditegaskan pula, seperti pada Simeon, Roh Kudus menaungi dan menguatkan. Ini sisi warta yang bisa semakin didalami. Naungan serta kekuatan rohani inilah yang patut dibiarkan leluasa membawa orang ke sana!

Tambahan. Bacaan kedua (Ibrani 11:8. 11-12. 17-19) berisi pujian bagi iman Abraham, bapa semua kaum beriman dari pelbagai agama dan kepercayaan. Iman membawanya menemukan tempat yang sejati, memberi keturunan besar dan menjadi kekuatan batin. Keteguhan seperti ini rahasianya: membiarkan diri leluasa dibimbing Tuhan!
 


Salam hangat,
A. Gianto