Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, February 29, 2016

LUAR BIASA!! Inilah Khasiat Biji Nangka yang Belum kita ketahui!

diambil dari http://www.artikelkesehatan.online/2015/11

Selain buahnya ternyata, biji nangka juga memilki kandungan serat, protein, vitamin A, B dan juga C, seng, fosfor, serta kalsium yang cukup tinggi. Banyak orang yang tidak tahu akan kandungan yang terdapat di dalam biji nangka ini sehinga tidak sedikit yang hanya memakan buahnya saja dan membuang bijinya. Padahal jika kita mengkonsumsi biji nangka ini dengan cara merebusnya tentunya akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh kita. Biji nangka juga masih memiliki beberapa kandungan lainnya seperti isovlafon, saponin, dan juga lignin yang mana merupakan antioksidan yang dapat mencegah terjadinya radikal bebas penyebab terjadinya kangker.


Beberapa Manfaat Biji Nangka Rebus Bagi Kesehatan

1. Dapat Mencegah Terjadinya Anemia

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa biji nangka memiliki kandungan zat besi dimana zat besi merupakan zat yang dapat memproduksi sel darah merah. Sehingga dengan kita mengkonsumsi biji buah nangka maka kita akan terhindar dari penyakit anemia karena adanya sel darah merah yang berasal dari zat besi yang terkandung di dalam biji nangka tersebut.

2. Dapat Memperbaiki Kesehatan Rambut

Biji nangka juga memiliki kandungan vitamin A yang cukup banyak sehingga sangat baik untuk menyehatkan mata anda dan juga dapat mencegah rambut menjadi rontok. Selain itu juga dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dan juga meningkatkan kesehatan pertumbuhan tubuh,

3. Dapat Meningkatkan Gairah Seks

Kandungan protein dan juga nutrisi yang banyak terkandung di dalam tubuh dapat membantu tubuh kita agar tetap sehat. Dan hal tersebut akan membuat anda semakin bergairah dalam berhubungan.

4. Dapat Mencegah terjadinya Konstipasi

Konstipasi adalah sebuah kondisi dimana kita akan menjadi sulit untuk buang air besar dikarenakan kurangnya serat pada makanan yang kita konsumsi. Biji nangka ternyata memiliki banyak kandungan serat yang dapat mencegah terjadinya konstipasi dan juga mampu untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh.

5. Dapat Mengatasi Penyakit Kulit dan Stress

Banyaknya kandungan protein dan juga mikronutruen di dalam biji nangka dianggap sangatlah baik untuk digunakan sebagai sebuah bahan untuk memberikan terapi kepada kulit dan memiliki manfaat untuk menjaga kulit agar tetap lembab dan juga mampu untuk mengatasi terjadinya stress.

6. Dapat Mengatasi Kriput

Kandungan antioksidan yang terdapat di dalam biji nangkalah yang mampu mengatasi dan juga mencegah kulit menjadi kriput dan menjaganya agar tetap kencang dan tidak kendur.

7. Dapat Menghambat Timbulnya Kanker

Ternyata biji nangka juga mampu untuk mengatasi dan menghambat timbulnya penyakit kanker kolon sebagai prebiotik karena biji nangka mengandung oligosakarida dan juga polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Biji nangka sendiri mampu menstimulir pertumbuhan lactobacillus yang ada di dalam tubuh kita. Sehingga biji nangka mampu untuk menghambat timbulnya kanker kolon.

Nah itulah beberapa manfaat biji nangka rebus bagi kesehatan yang bisa kami bagikan. Semoga info ini dapat memberikan manfaat.

Sabda Hidup



Selasa, 01 Maret 2016
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Dan. 3:25,34-43; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9; Mat. 18:21-35. BcO Kel. 32:1-6,15-34

Matius 18:21-35:
21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Renungan:
Sampai detik ini aku percaya bahwa ada di antara para pembaca Sabda Hidup ini yang masih sulit mengampuni seseorang. Lukanya begitu dalam sehingga sulit untuk mengampuni. Namun bertanyalah dalam dirimu apa untungnya menyimpan dendam dan amarah? Gak ada. Yang ada adalah ruginya. Hidup akan terasa lelah. Kelelahan itu akan menghukum diri kita sendiri.
Allah itu mahapengampun. Ia mengampuni mereka yang memohon ampun kepadaNya. Walau dosanya besar namun hati Allah selalu tergerak oleh belas kasihan. Ia tidak menyimpan dendam kepada mereka yang memohon ampun kepadaNya. Pada mereka yang diampuni Allah memanggil mereka untuk bermurah hati mengampuni sesamanya.
Masa prapaskah ini menjadi kesempatan pada anda yang belum bisa mengampuni untuk memohon rahmat Allah agar bisa mengampuni. Bebaskanlah dirimu dari amarah dan dendam. Bangunlah kerahiman dalam dirimu. Kala anda mau mengampuni yang sulit kauampuni, maka hidupmu pun akan penuh dengan kelegaan.

Kontemplasi:
Duduklah di hadapan Tuhan. Mohonlah rahmat agar bisa mengampuni.

Refleksi:
Temukan semangat untuk mengampuni sesama yang sulit kauampuni.

Doa:
Tuhan Engkau bermurah hati dalam mengampuni. Semoga aku pun mempunyai rahmatMu untuk murah hati dalam mengampuni. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengampuni dia yang masih sulit kuampuni. -nasp-

Lamunan Hari Biasa Pekan Prapaskah III

Selasa, 1 Maret 2016
 
Matius 18:21-35
 
18:21. Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
 
Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, bagi orang yang dipandang baik dia akan mengampuni orang yang bersalahkepadanya. Meskipun demikian orang memang tidak merasa nyaman kalau hidupnya disalahi oleh orang lain.
  • Tampaknya, karena tidak nyaman bahkan tidak tahan untuk menanggung sikap atau tindakan orang lain yang menyalahi, amat wajar kalau orang memiliki keterbatasan kesabaran. Maka layaklah kalau sesudah berapa kali pengampunan atas kesalahan orang lain hubungan terputus.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata sebesar dan sekerap apapun kesalahan dilakukan oleh orang lain, bagi yang biasa berhubungan baik dengan kedalaman batin itu bagaikan kerugian yang jumlahnya amat sangat kecil dibandingkan dengan besar kebaikan cuma-cuma dari amat banyak orang lain atas kerugian karena tindakan salahnya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu berjuang untuk terbuka berelasi baik dengan siapapun yang menjahatinya
Ah, kita harus memutus hubungan dengan yang kerap bersalah kepada kita.

Sunday, February 28, 2016

MURAH HATI DENGAN MASAKAN



Pada Senin 22 Februari 2016 Rm. Bambang harus menyelesaikan pengiriman jadual para anggota relawati-relawan masak sayur dan lauk untuk Komunitas Domus Pacis. Mas Abas sudah memfotocopy. Di sore hari sekitar jam 15.00 Rm. Bambang menstabilo nama-nama anggota per orang untuk per lembar. Setiap selesai satu kelompok koordinator, lembar-lembar sebanyak anggota per kelompok dimasukkan ke dalam amplop besar ditambah dengan lembar yang berisi tabel nama-nama 8 orang koordinator beserta anggotanya. Ada juga lembar jadual yang nama-namanya dicetak dengan latarbelakang warna kuning untuk yang sama koordinatornya. Dalam amplop besar juga disertakan amplop tanggung putih berisi uang sebesar Rp. 60.000 kali jumlah berapa kali masakan diberikan. Pada sekitar jam 18.00 amplop-amplop besar diberikan kepada Mbak Tari dan Mas Abas yang biasa membantu untuk mengirimkan ke para koordinator.

Dalam sejarah kehidupan Domus Pacis sejak tahun 2001, munculnya relawati-relawan masak baru dimulai pada September 2013. Sebelumnya Domus memiliki tukang masak khusus sampai dua kali. Tukang masak pertama bekerja sampai dengan 20 Mei 2012 dan diganti oleh tukang masuk kedua yang hanya dipakai selama 1 tahun. Pada waktu itu jatah uang makan Rp, 30.000 sekali makan untuk seluruh penghuni Domus. Pada bulan Juli dan Agustus pengurus rumah tangga memakai catering. Tetapi beaya catering, Rp. 6.500 per orang, oleh penanggungjawab rumah tangga dipandang melebihi budget. Sementara itu Rm. Agoeng dan Rm. Bambang berhasil membuat jaringan kerjasama dengan 8 orang ibu: Bu Ninik, Bu Rini, Bu Tatik, Bu Wulan Darsono, Bu Madi, Bu Riwi, Bu Vera dan Bu Mumun. Mereka menghimpun para warga Katolik lintas paroki yang bersedia menyediakan sayur dan lauk untuk para penghuni Domus Pacis dan mengantar sampai tempat. Dari September 2013 hingga November 2015 dana yang tersedia adalah Rp. 50.000 untuk sekali makan. Dan mulai dengan Desember 2015 hingga kini naik menjadi Rp. 60.000. Pada saat ini jatah uang itu untuk kepentingan makan 14 orang, yaitu para rama dan karyawan (termasuk 2 anak keluarga yang tinggal di kompleks Domus). Dengan demikian para rama Domus sadar bahwa para relawati-relawan tak hanya bermurah hati untuk menyediakan masakan tetapi juga bermurah hati menombok uang, karena pada umumnya masakan yang disedikan pasti membutuhkan beaya lebih dari Rp. 60.000. Apalagi pada saat kini makan sederhana 1 bungkus paling tidak membutuhkan uang Rp. 7.500. Padahal masakan yang sampai di Domus Pacis pada umumnya tampak lebih dari sederhana.

Untuk periode Maret-Agustus 2016 yang menjadi relawati-relawan masak untuk Domus Pacis ada 89 orang. Sejauh diketahui oleh Rm. Bambang mereka berasal dari Paroki Pringwulung, Paroki Minomartani, Paroki Medari, Paroki Kotabaru, Paroki Wedi, Paroki Bintaran, Paroki Klepu, Paroki Wedi, Paroki Kalasan, Paroki Pangkalan. Para relawati-relawan masak itu adalah:
  1. Kelompok Bu Ninik: Bu Saimin, Bu Watik, Bu Dety, Postulan CB, Bu Dwijo, Bu Malya, Bu Kustini, Bu Agus, Mas kus, Bu Kirno, Bu Ninik (2 kali), Bu Ade, Bu Naryo, Bu Kartini, Bu Anda Halim, Bu Lely, Bu I'in, Bu Harno, Bu Widi, Bu Rini, Bu Angelia, Bu Kus, dan Bu Yono Prakosa.
  2. Kelompok Bu Rini: Bu Bari, Bu Rini, Bu Ratih Wulandari, Bu Sudiyatmi, Bu Heri, Bu Handoko.
  3. Kelompok Bu Tatik: Bu Wardi, Bu Nia, Bu Titik Untung, Bu Laksono. Bu Tatik, Bu Iskak.
  4. Kelompok Bu Wulan: Bu Darsono, Bu Darno, Bu Yuli, Bu Dicky, Bu Jono, Bu Bambang R, Bu Sisil, Bu Gatot, Bu Winantono, Bu Paryono, Bu Issri, Bu Wahyono, Bu Ambar (2 kali), Bu Kartika, Bu Tiwi, Bu Titik, Bu Harjo.
  5. Kelompok Bu Madi: Bu Edi Kufla, Mas Unang, Bu Yucha, Bu Bambang A, Bu Gito, Bu Mardanu, Bu Hirjan, Bu Maryati, Bu Mega, Bu Munarto, Bu G Suharto, Bu Samto, Mbak Santi, Bu Jumadi, Bu Kusnanto, Bu P Suharto, Bu Kasbianto, Bu Mrihadi, Bu Jantoro, Bu Ratmi.
  6. Kelompok Bu Riwi: Bu Slamet, Bu Sri Muryati, Mu Sisworo, Bu Kundarto, Bu Riwi, Bu Didit (2 kali), Bu Haryono, Bu Donoroto, Bu Lina, Bu Sugino, Bu Tarmono.
  7. Kelompok Bu Vera: Bu Satmoko, Bu Willy (2 kali), Bu Vera.
  8. Kelompok Bu Mumun: Bu Setyo, Bu Mumun, Bu Rudi Prasetyo.

Sabda Hidup


Senin, 29 Februari 2016
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
warna liturgi Ungu 
Bacaan
2Raj. 5:1-15a; Mzm. 42:2,3; 43:3,4; Luk. 4:24-30. BcO Kel. 24:1-18

Lukas 4:24-30:
24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. 25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." 28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Renungan:
Walau sesuatu yang dikatakan benar, namun mereka yang tersinggung akan memunculkan reaksi tertentu. Ada yang marah. Ada yang sinis. Ada yang nglokro. Ada yang mutung. Dan masih banyak lagi reaksi yang bisa disampaikan.
Orang-orang Yahudi tersinggung dengan ucapan Yesus. Mereka jadi marah dan hendak menghukum Yesus. "Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu" (Luk 4:29).
Banyak hal yang bisa membuat seseorang tersinggung. Namun kala kita gampang tersinggung kita pun akan gampang lelah. Kita tidak akan mudah menikmati kemerdekaan pergaulan dan persaudaraan. Kita pun tidak mudah untuk menangkap pesan yang disampaikan dan kemungkinan memperbaiki diri. Mari kita belajar menangkap dengan tenang walau ada kata-kata pedas yang mengenai diri kita. Kemampuan itu akan mendewasakan kita.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Luk. 4:24-30. Bandingkan dengan pengalamanmu.

Refleksi:
Bagaimana menahan diri dari rasa tersinggung?

Doa:
Tuhan ajarilah aku untuk tetap tenang menerima kritikan yang tajam sekalipun. Semoga aku bisa menangkap pesan darinya dan mengubah kekurangan hidupku. Amin.

Perutusan:
Aku tidak ingin tersinggung. -nasp-

Lamunan Hari Biasa Pekan Prapaskah III

Senin, 29 Februari 2016

Lukas 4:24-30

4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, perhatian adalah hal yang amat diharapkan dalam hidup bersama. Orang biasa mengharapkan perhatian lewat sikap peduli terhadap kebutuhan bahkan keinginannya.
  • Tampaknya, perhatian menjadi jelas kalau diwujudkan dalam tindakan nyata. Karena melihat dan atau mendengar tindakan nyata dari orang lain, orang dapat diyakinkan atas adanya perhatian.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa tanpa kebiasaan bergaul akrab dengan kedalaman batin orang dapat menilai kebaikan seseorang hanya dari tindakan kepedulian khusus dan pada peristiwa khusus sehingga berbahaya tidak mampu menangkap perhatian sejati yang terungkap dan terwujud dalam sikap dan tindakan biasa sehari-hari. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dapat merasakan mukjizat dalam pengalaman kebaikan biasa sehari-hari.
Ah, yang namanya mukjizat itu ya peritiwa spektakuler.

Saturday, February 27, 2016

Orang Indonesia Enggan Berhenti Bekerja Setelah Pensiun

diambil dari http://www.pesona.co.id/article



Usia 55 tahun bukan lagi akhir dari produktivitas orang Indonesia. Menurut survei Manulife Investor Sentiment Index 2014, orang Indonesia masih mau bekerja belasan tahun setelah usia 55 tahun. Hasil survei menunjukkan bahwa usia pensiun yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia adalah 60 tahun. Namun, orang Indonesia juga tetap mau bekerja tujuh tahun lagi setelah umur yang diharapkan tadi. Jadi, orang Indonesia masih ingin bekerja hingga 12 tahun lagi setelah usia pensiun yang diresmikan oleh pemerintah.

Sebagai catatan saja, untuk sekarang usia resmi pensiun yang ditetapkan pemerintah Indonesia cenderung paling muda di Asia. Di Singapura usia pensiun saat ini adalah 65 tahun yang semula 62 tahun. Di Malaysia, usia pensiun resmi pemerintah adalah 60 tahun. Pemerintah Taiwan pun menetapkan usia pensiun warganya menjadi 65 tahun dari semula 60 tahun pada 2008. Sedangkan Australia malah memiliki usia pensiun yang cukup lama, dari 60 tahun menjadi 70 tahun saat ini.

Padahal, masyarakat Indonesia menganggap bekerja bukan sekadar mencari penghasilan. Setelah mendekati usia 55 tahun, menurut survei tersebut, bekerja adalah cara untuk menjaga otak dan tubuh tetap prima serta aktivitas terbaik untuk menghabiskan waktu mereka.

Nah, karena pemerintah kita masih belum mengubah usia pensiun saat ini, apa rencana karier Anda setelah usia 55 tahun? Sebab, tubuh dan otak Anda pun masih prima untuk bekerja. Yuk, rencanakan jauh jauh hari sebelum Anda pensiun!


Monika Erika

Lamunan Pekan Prapaskah III

Minggu, 28 Februari 2016

Lukas 13:1-9

13:1. Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
13:6. Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, yang namanya bertobat hal ini menjadi sikap yang amat penting dalam hidup beragama. Bertobat biasa dipandang sebagai sikap yang membuat orang bebas dari dosa.
  • Tampaknya, ada pandangan bahwa kalau berdosa orang dapat mengalami nasib buruk dalam hidupnya. Keadaan buruk ini menjadi rambu yang mendorong orang beragama untuk bertobat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi orang yang akrab bergaul dengan kedalaman batin pertobatan tidak berkaitan dengan nasib buruk karena dosa bahkan tidak dengan dosa sendiri karena kesejatian pertobatan adalah sikap menjaga diri selalu terbuka pada tuntunan nurani yang menjadi dorongan bertindak demi kebaikan orang-orang lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang selalu membangun sikap terbuka pada tuntunan nurani yang terwujud dalam pertobatan yang bermakna dan berguna dalam kehidupan diri dan bersama.
Ah, pertobatan itu upacara keagamaan untuk mendapatkan ampunan dari dosa.

Friday, February 26, 2016

Sabda Hidup


Minggu, 28 Februari 2016
HARI MINGGU PRAPASKAH III
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Kel. 3:1-8a,13-15; Mzm. 103:1-2,3-4,6-7,8,11; 1Kor. 10:1-6,10-12; Luk. 13:1-9. BcO Kel. 22:20-23:9

Lukas 13:1-9:
1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. 2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? 3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. 4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? 5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." 6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Renungan:
Kesempatan. Allah selalu memberikan kesempatan pada manusia untuk bertobat. Ia selalu memberi kesempatan untuk berbuah. Walau sejengkel apa suasana hatiNya, Ia akan selalu melihat harapan. Pohon ara yang hendak ditebang pun diberi kesempatan untuk menghasilkan buahnya.
Masa prapaskah ini menjadi masa kita untuk membangun dan mewujudkan pertobatan. Ada banyak langkah hidup yang mungkin tidak selaras dengan kehendak Tuhan, yang memungkinkan kita menerima hukuman lebih berat dari orang Galilea (bdk Luk 13:2). Namun kalau kita bertobat kita akan terjauhkan dari hukuman tersebut.
Selalu ada kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri. Allah selalu menyediakan itu bagi kita. Yang mungkin bisa menjadi pertanyaan kita, apakah kita juga selalu memberi kesempatan kepada orang lain untuk bertobat? Apakah kita berani memberi ruang dan waktu bagi sesama kita memperbaiki hidupnya? Memang kadang hati ini lelah untuk menunggu, namun harapan akan hidup yang lebih baik menguatkan kita untuk menantinya.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu menantikan pertobatan seseorang. Bangunlah kesabaran dirimu sampai ia sungguh-sungguh bertobat.

Refleksi:
Bagaimana menghidupkan semangat pertobatan?

Doa:
Tuhan terima kasih atas kesempatan yang Kauberikan kepadaku. Semoga aku tidak menyia-nyiakan rahmat kesempatan tersebut. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengisi kesempatan yang Tuhan berikan dengan baik. -nasp-