Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, April 30, 2016

Sabda Hidup


Minggu, 01 Mei 2016
HARI MINGGU PASKAH VI
warna liturgi Putih 
Bacaan
Kis. 15:1-2,22-29; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Why. 21:10-14.22-23; Yoh. 14:23-29. BcO Kis. 20:17-38.

Yohanes 14:23-29:
23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. 24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. 25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; 26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. 27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.

Renungan:
Seorang anak umumnya menuruti kata-kata dari orang tuanya. Kesan saya anak tahu siapa yang mendidik mereka. Orang tua adalah pribadi yang mendidik dan menjadi panutan bagi hidupnya. Maka mereka pun menuruti kata-kata, perintah maupun larangannya.
Tuhan mengatakan, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia" (Yoh 14:23). Mereka yang mengasihi adalah mereka yang akan paham dengan firman dan maksudnya. FirmanNya akan menuntun dia pada kehidupan sejati.
Kata-kata orang tua yang kita ikuti pada masa kecil terus bergema sampai kita beranjak dewasa. Kasih kita kepada mereka semakin menempatkan mereka sebagai panutan. Pada masa berikutnya kita pun akan dituruti oleh anak-anak kita. Maka kita pun perlu sungguh menjaga kata dan tindakan kita. Dengan begitu rasanya sejarah kasih akan menyertai kehidupan manusia.

Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan kasih yang kauterima dari orang tuamu. Bayangkan kala anda menjadi panutan anak-anakmu.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu melanjutkan generasi kasih.

Doa:
Bapa, aku mengasihiMu. Aku mendengarkan firmanMu. Semoga aku pun mampu mengamalkan kasihMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga generasi kasih. -nasp-

Lamunan Pekan Paskah VI

Minggu, 1 Mei 2016

Yohanes 14:23-29

14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
14:25. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;
14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
14:28. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.
14:29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang akan disebut cerdas kalau mampu mengerti yang tidak dimengerti oleh banyak orang di sekitarnya. Dia dianggap memiliki kekuatan intelektual melebihi sekitarnya.
  • Tampaknya, orang yang cerdas juga biasa memiliki kreativitas. Dengan kreativitasnya orang akan mudah mendapatkan kekaguman dari banyak orang di sekitarnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa orang yang memiliki keakraban dengan kedalaman batin akan menyadari bahwa segala pemahaman akan hal-hal yang tidak diketahui oleh banyak orang di sekitarnya sesungguhnya adalah bisikan hasil dialog dengan yang ada di dalam relung batin dan buah tindakan kreativitasnya dapat mengakibatkan perbedaan dengan pemahaman umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mudah bersyukur dan makin rendah hati kalau memiliki pemahaman baru.
Ah, pemahaman baru selalu membuka keuntungan finansial baru.

Friday, April 29, 2016

KENDURI DI DOMUS PACIS


Pada September 2015 para rama Domus Pacis diprihatinkan dengan beberapa kali peristiwa longsor tebing bagian barat bangunan induk yang berbatasan dengan Sungai Gajah Wong. Dengan peristiwa ini muncul bahaya besar akan runtuhnya kamar-kamar rama, karyawan, dan kamar makan yang berada di bagian barat. Dengan dibukanya rekening untuk menampung bantuan keuangan, banyak sekali warga Katolik dan beberapa warga agama/Gereja lain pembaca FB Rm. Bambang dan Blog Domus memberikan sumbangan uang. Hal ini tentu meringankan beban keuangan Keuskupan Agung Semarang untuk PEMBUATAN TALUD sepanjang 98,5M dan setinggi 13M. Pada pertengahan Maret 2016 program ini selesai. Ternyata dana uang masih tersisa sehingga dapat digunakan untuk proses mengganti kerpus bangunan induk yang sudah banyak pecah hingga membuat bocor atap-atap di banyak ruangan. Kolam penampungan air untuk kepentingan masa kemarau kini juga ada dalam proses penyelesaian.


Karena selesainya PEMBUATAN TALUD yang sungguh membuat tenang Komunitas Rama Domus Pacis, maka pada Minggu sore 24 April 2016 diadakan KENDURI bersama masyarakat sekitar warga RT 1 dan RT 2 dari kampung Puren serta tetangga yang tinggal berseberangan dengan Domus Pacis di sebelah barat Sungai Gajah Wong. Acara kenduri inilah yang membuat Domus Pacis mengalami kesibukan khusus.

A. Menyiapkan Paket Kenduri

Ini terjadi pada Sabtu malam 23 April 2016. Pada malam ini Bu Titik dari Ambarrukmo bersama Bu Didik dari Puren menyiapkan 2 meja dengan taplak khusus untuk sajian konsumsi bagi para undangan kenduri. Sementara itu di dalam bangunan induk Mas Puguh, Mas Handoko, Mbak Etik, Mbak Sri dan Bu Rini bersama karyawan Domus (Mas Heru, Mbak Tari dan Mas Abas) menyiapkan bahan-bahan sembako dan sebungkus roti dan memasukkan dalam tas sebagai paket kenduri. Paket kenduri itu terdiri dari 1 Kg beras, 1 Kg gula pasir, 2 bungkus mie instan, 1 bungkus teh,1 bungkus kopi, 1 lt. minyak goreng, 1 bungkus roti, dan 3 butir telur.

B. Acara Kenduri

Pada Minggu 24 April 2016 pada jam 16.00 para undangan kenduri mulai berdatangan. Acara dimulai pada jam 16.25 dengan proses sebagai berikut:





1. Pembuka: Rm. Agoeng yang menjadi MC membuka pertemuan kenduri.

 


 2. Sambutan: Rm. Yadi mewakili para rama Domus Pacis menyampaikan sambutan. Beliau selain menyampaikan ujub syukur selesainya pembuatan talud juga meminta maaf kalau dalam beberapa bulan mengganggu tetangga karena kesibukan pembangunan.







3. Doa: Pak Takmir menyampaikan doa secara Islam dan Pak Prodiakon Paroki secara Katolik.







 4. Pemotongan tumpeng: Rm. Bambang memotong tumpeng dan dalam 2 piring diserahkan pada 1 warga Timur Sungai dan 1 warga Barat Sungai.


 
5. Santap bersama: Semua yang hadir menyantap konsumsi yang disediakan dengan dilayani oleh ibu-ibu relawati Domus (Bu Mumun, Bu Titik Untung, Bu Sri, Mbak Sri, Bu Rini, Mbak Tari, Bu Mardanu, Bu Didik)

 



6. Penutup: Para undangan pulang dengan membawa paket kenduri. Beberapa juga membawa untuk tetangga yang tidak hadir.

Lamunan Pekan Paskah V

Sabtu, 30 April 2016

Yohanes 15:18-21

15:18. "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.
15:19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
15:20 Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.
15:21 Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, orang yang baik dan bijak adalah yang mampu dan mudah beradaptasi. Dalam tradisi Jawa dikenal sifat bijak dengan kata-kata manjing ajur ajer mancala putra mancala putri (mampu masuk dalam situasi dan kondisi apapun bersama siapapun dengan latar belakang apapun).
  • Katanya, orang yang baik dan luhur mampu bergaul dengan siapapun. Dia akan diterima oleh siapapun dengan segala latar belakangnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagaimanapun juga orang-orang yang biasa bergaul dengan kedalaman batin dan selalu ada dalam keeratan cinta dengan sosok gaib di relung nurani akan mengalami berbagai penderitaan berhadapan dengan orang-orang  yang hidupnya dikuasai oleh nafsu-nafsu dan kegilaan akan kekuasaan dan kekayaan materi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan siap berseberangan denga siapapun yang terlena dengan kenikmatan kekuasaan dan materi.
Ah, pada jaman sekarang materi amat penting sekali.

Sabda Hidup


Sabtu, 30 April 2016
Pius V
warna liturgi Putih 
Bacaan
Kis. 16:1-10; Mzm. 100:1-2,3,5; Yoh. 15:18-21. BcO Kis. 20:1-16

Yohanes 15:18-21:
18 "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. 19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. 20 Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.  21 Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.

Renungan:
Dulu di seminari ada teman yang sering dijuluki santo. Hidup rohaninya sungguh tertib. Kalau berdoa dia betah banget. Kata-katanya pun selalu bijak. Tingkah lakunya lemah lembut bak orang suci. Maka teman-teman pun menyebutnya santo. Dunia hidupnya seakan berbeda dengan dunia yang lain.
Saat kurasakan sekarang ini memang dunia doa sering membentuk karakter pribadi yang berbeda dengan yang lain. Ketika seseorang mempunyai ketekunan dalam doa tingkah laku dan kata-katanya pun berkesan beda. Kita yang bertemu dengan mereka pun akan merasa tenang dan teduh.
Memang sering terkesan gimana orang tersebut. Kala remaja mungkin kita kurang tertarik dengan sikapnya bahkan mencibirnya. Dunia seakan kurang suka (bdk. Yoh 15:19). Namun kala dewasa kita bisa menghargai sikap mereka bahkan sangat mungkin terimbas oleh kemurnian hatinya. Maka marilah kita terus berusaha menyatu dalam doa.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu tekun dalam doa. Lihatlah sikap orang-orang di sekitarmu.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu hidup dalam doa sekalipun ada cibiran dari sekitarmu.

Doa:
Tuhan aku ingin dekat denganMu. Aku ingin terus bertahan dalam kedekatan denganMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga hidup doaku. -nasp-

Thursday, April 28, 2016

Ulasan Eksegetis Injil Minggu Paskah VI Tahun C 1 Mei 2016 Yoh 14:23-29

diambil dari http://www.mirifica.net By on Jendela Alkitab, Mingguan


Rekan-rekan,

Pada hari Minggu Paskah VI tahun C ini dibacakan Yoh 14:23-29. Petikan ini menutup pesan-pesan Yesus kepada para murid pada penutupan perjamuan malam terakhir. Pembicaraan berikut ini agak lebih “teologis” nadanya daripada ulasan-ulasan sebelumnya. Mohon kesabaran. Memang Injil Yohanes itu Injil yang paling rohani dan baru mulai bisa dinikmati bila kita akrabi dengan menghubungkannya dengan gerak-gerik Yang Ilahi yang kita alami sendiri.

“MENURUTI FIRMANKU”

Kata-kata Yesus yang mengawali petikan hari ini menjawab pertanyaan seorang murid yang hadir dalam perjamuan terakhir, yaitu Yudas yang lain (yang bukan Yudas Iskariot yang baru saja meninggalkan kelompok itu) mengapa Yesus akan menyatakan diri kepada mereka, yakni murid-murid itu, dan bukan kepada dunia (ayat 22). Maksudnya, mengapa ada perbedaan antara murid-murid dan “dunia”. Memang dalam Injil Yohanes kata “dunia” menunjuk pada tempat kekuatan-kekuatan yang mau melawan Yang Ilahi. Jawabannya, yakni ayat 23, memuat pemberitahuan bahwa Yesus dan Bapanya akan tinggal bersama dengan orang yang menuruti firman Yesus dan mendapat perkenan Yang Mahakuasa sendiri. Kedua hal ini sebetulnya cara lain untuk mengatakan “mengasihi Yesus”. Awal ayat 24 mengatakan hal yang sama tetapi dengan cara menyebut kebalikannya: yang tak mengasihinya ialah orang yang tidak menuruti firmannya. Kemudian ditegaskan pada bagian kedua ayat 24 itu bahwa firman tadi datang dari Bapanya, yakni Yang Mahakuasa yang mengutus Yesus.

Apa yang dimaksud dengan “firman” dalam ayat 23-24 itu? Apakah semua pengajaran yang telah diberikan Yesus kepada para murid? Memang begitulah kesan pertama. Namun bila dipikirkan lebih lanjut, makin terang yang dimaksudkan ialah perintah baru untuk saling mengasihi yang diberikan dalam Yoh 13:34-35 yang dibacakan hari Minggu yang lalu. Seperti diuraikan minggu lalu, inilah ajaran Yesus yang terbesar, ilmu terdalam yang diturunkannya kepada para murid sebelum ia pergi. Dengan demikian maka kata-kata bahwa firman itu berasal dari Bapa sendiri menegaskan bahwa asalnya dari atas sana. Diwariskan untuk menghadirkan Yang Mahakuasa sendiri di tengah para murid. Ini arti penegasan bahwa Yesus dan Bapanya akan tinggal bersama mereka yang menghidupi ajaran tadi.

Oleh karena itu perpisahan antara Yesus dengan murid-muridnya tidak lagi perlu menjadi hal yang menggelisahkan. Bahkan seharusnyalah menjadi alasan bersuka cita (ayat 28). Yesus akan berada dengan Bapanya yang dikatakan “lebih besar daripadanya” (ayat 29), dan kedua-duanya akan ada bersama manusia.

KEHADIRAN PENOLONG – APA ITU?

Kita boleh bertanya bagaimana pikiran-pikiran rohani itu di atas itu berhubungan dengan dunia nyata. Kunci untuk itu diberikan dalam petikan ini dengan bahasa rohani juga. Sang Penolong akan diutus dan kehadirannya akan membuat kata-kata Yesus tadi menjadi hidup. Orang akan teringat akan ajaran, akan “ilmu” yang diturunkan Yesus tadi. Dalam bahasa Yunaninya, yang disebut Penolong itu ialah Parakleetos, arti harfiahnya ialah dia yang dipanggil untuk mendampingi, untuk menolong, untuk menjadi pembela di hadapan dunia. Penolong ini kekuatan yang makin hadir di tengah-tengah kelompok orang yang percaya kepada kabar baik Yesus. Bagaimana persisnya ini terjadi dan dihidupi tidak diceritakan Yohanes lebih lanjut. Lukaslah yang mengisahkannya dalam seluruh Kisah Para Rasul. Yohanes menghimbau orang-orang agar menyadari kehadiran ilahi yang membuat manusia dapat berjalan terus di dunia yang sarat kekuatan-kekuatan gelap.

Dalam arti itulah Injil Yohanes sebetulnya berbicara mengenai kehidupan sehari-hari. Kehadiran Penolong ada dalam perjalanan kehidupan. Seperti halnya para murid dulu mulai menemukan jalan-jalan baru dalam masyarakat dan hidup mereka, begitu juga kini kita boleh merasa dan percaya disertai Roh Tuhan yang menolong kita, yang selalu bisa dimintai tolong dalam keadaan terjepit, bisa “disambat”. Itulah arti Parakleetos – “para”, artinya dekat, “kleetos” yang dimintai bantuan dalam keadaan mendesak. Perlu ditambahkan, yang memanggil, yang “nyambat” ialah Yesus, bukan para murid, bukan kita, walau yang dibela ialah para murid. Dan dalam arti ini jelas pula bahwa Penolong itu memperhatikan gerak gerik kita tanpa selalu kita sadari. Dan bila mendapati kita sedang butuh bantuan, ia akan datang sebelum kita sempat memanggilnya – ia sudah “disambat” oleh dia yang perkataannya kita turuti.
Ada satu hal lagi yang penting. Kehadiran Penolong itu ada bersama dengan murid-murid, di tengah-tengah kita. Tidak dikatakan di dalam diri masing-masing mereka meskipun tentunya akibatnya akan demikian. Kehadirannya bukan “monopoli” orang yang lebih murah hati, yang lebih mampu berbuat baik, yang lebih spiritual dari yang lain. Bukan inilah yang hendak dikatakan. Penolong hadir di tengah-tengah umat, ada bersama. Ia menghidupkan sekelompok orang. Dengan menekankan segi ini Yohanes menunjukkan bahwa Roh itu tidaklah dapat disetir oleh ambisi-ambisi perorangan atau dibangga-banggakan sebagai bahan kesaksian sekalipun. Malah bisa dikatakan bila unsur ini tampil, orang boleh mempertanyakan apa di situ betul hadir Penolong yang dijanjikan Yesus tadi. Penolong, sang Parakleetos itu, datang di tengah-tengah himpunan orang-orang yang mau percaya – di tengah-tengah ekklesia – kumpulan orang yang terpanggil bersama itu. Tentang kedatangannya masih akan kita dalami nanti pada hari raya Pentakosta. Kini cukup bila kita pahami bahwa kehadirannya itu pertama-tama kehadiran di tengah-tengah kumpulan orang beriman, bukan terutama di dalam diri masing-masing.

CATATAN MENGENAI Yoh 15-17

Akhir ayat 29 yang dibacakan hari ini menyebutkan “…marilah kita pergi dari sini.” Dengan ini dikatakan bahwa pertemuan dalam perjamuan terakhir itu telah selesai. Yesus dan murid-murid memasuki tahapan lain. Namun demikian, setelah menyebutkan akhir perjamuan tadi, Yohanes masih menuliskan tiga bab lagi, yakni Yoh 15, 16 dan 17, sebelum mulai menceritakan penangkapan Yesus dan kisah sengsara. Hingga kini para ahli tafsir belum dapat menerangkan secara memuaskan apakah tiga bab itu termasuk kata-kata dalam perjamuan atau disampaikan dalam kesempatan lain. Akan lebih berguna bila kita memandang ketiga bab itu seperti apa adanya sambil mencari kaitan dengan hal-hal yang telah diutarakan dalam perjamuan terakhir (Yoh 13-14). Akan tampak beberapa pokok yang digarisbawahi dalam Yoh 15-17:

– Yesus itu pokok anggur yang benar (Yoh 15:1-8), artinya orang bisa hidup bersemi bila menjadi ranting-ranting hidup darinya. Bila terpotong darinya maka orang akan binasa. Ini memberi keterangan lebih lanjut apa arti percaya kepadanya yang telah diutarakan dalam Yoh 14:1-14 selama perjamuan.

– Tetap bersama pokok anggur yang benar ini dapat terwujud bila murid-murid saling mengasihi (Yoh 15:9-17), sebuah warisan rohani yang telah diberikannya dalam Yoh 13:34-35 yang telah diulas dalam tulisan sebelum ini. Inilah cara menghadapi kekuatan-kekuatan jahat dari dunia ini. Sekaligus ditegaskan cara terbaik mempersaksikan kebenaran ajaran Yesus (Yoh 15:18-26).

– Betul-betul akan datang Penolong yang menguatkan para murid (Yoh 16:1-15), juga bila orang merasa ditinggalkan sendirian (Yoh 16:16-33), satu pokok yang diutarakan dalam perjamuan terakhir yang dibacakan hari ini.

– Yesus berdoa agar Bapanya tetap melindungi murid-muridnya (Yoh 17). Mereka ini seperti halnya Yesus adalah orang-orang yang diutus mewartakan kehadiran Yang Ilahi di dunia yang dikungkung kekuatan-kekuatan jahat. Ini memberi arah rohani bagi semua pembicaraan dalam perjamuan terakhir.

Makin disimak makin kelihatan betapa besarnya kekayaan rohani yang termuat dalam ketiga bab ini. Dengan demikian Yoh 15-17 itu juga berperan seperti ringkasan Injil Yohanes yang sepatutnya didalami oleh mereka yang mau menyampaikan homili atas dasar Injilnya.

MINUM TEH BERSAMA OOM HANS

GUS: Oom Hans, ada catatan menyangkut uraian di atas?
HANS: [Tersenyum.] You’re my interpreter! Good or bad – that’s what you’re hired for.
GUS: Soalnya sih, Injil Oom itu rasanya makin misterius, makin mistik.
HANS: Itu tuh kan kata orang. Aku hanya cerita pengalaman, mengingat-ingat.
GUS: Kalau kita ngertinya sebagian-sebagian apa ya masih benar?
HANS: [Alisnya tiba-tiba berdiri.] Pilatus-lah yang mempertanyakan apa itu kebenaran di hadapan Sang Kebenaran sendiri (Yoh 18:38a). Bukan aku! Si Pilatus yang ragu-ragu terus itu akhirnya malah memilih perkara yang sebetulnya tidak dimauinya. Aku belajar dari pengalaman. Juga dari Ma Miryam. Pegang yang sudah kau punyai sekarang, ikuti langkah batinmu…!
GUS: Wah, wah, Oom ini makin gnostik nih! [Benar kata Luc: Oom Hans is at it again.]
HANS: Ehm! [Sambil nyruput teh kental panas bergula batu dan memandangi juadah panggang. Lalu menyulut pipa cangklongnya.] By the way, what did that Bishop of Hippo say in one of his sermons about my letter?
GUS: “Dilige et quod vis fac!”
Saya kutip kata-kata “Telateni dan jalankan apa yang kauinginkan!” dari Aurelius Augustinus, In epistolam Ioannis ad Parthos tractatus decem, VII, 8 yang diucapkannya dalam kotbahnya kepada umat di Hippo dan kepada para baptisan baru, pagi hari Sabtu Paskah th. 407. Sering kutipan itu sering ditampilkan kembali sebagai “Ama et fac quod vis!” Ketika saya sedang coba mengingat-ingat konteksnya, Oom Hans pergi menghilang naik andong gaib. Memang ia sukanya pergi datang begitu saja. Boleh jadi hanya bisa diikuti dengan langkah-langkah batin….

Salam hangat,
A. Gianto
=============
Kredit Foto: Teacher Comforting Victim Of Bullying In Playground,blog.prediss.com

Sabda Hidup


Jumat, 29 April 2016
Peringatan Wajib St. Katarina dr Siena
warna liturgi Putih 
Bacaan
Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17. BcO Kis. 19:21-41

Yohanes 15:12-17:
12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Renungan:
Persahabatan seringkali menghadirkan decak kagum. Mereka yang bersahabat tampak erat sekali berelasi. Keterlibatan kala sahabat lagi berduka tak bisa diragukan. Senyuman kala sahabat berbahagia pun akan mengembang. Suka dan duka sahabat menjadi suka dan duka dirinya. Situasi ini sering melebihi relasi intim dengan saudara sendiri.
Tuhan memandang kita sebagai sahabat. "Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku" (Yoh 15:15). Kita dipercaya untuk mengerahui apa yang Dia ketahui dari Bapa.
Persahabatan membuat yang jauh jadi dekat, yang dekat makin akrab. Ia mengeratkan relasi setiap pribadi. Mari kita membangun persahabatan. Persahabatan yang kita bangun akan memunculkan aneka kemungkinan yang mengembangkan dan menghidupkan.

Kontemplasi:
Dengarkan dan resapkan sabda dalam Injil Yoh. 15:12-17. Rasakan keindahannya. Bayangkan persahabatanmu.

Refleksi:
Apa arti persahabatan bagimu?

Doa:
Terima kasih Tuhan telah menjadikanku sebagai sahabatmu. Semoga jiwaku pun dipenuhi oleh rasa persahabatan. Amin.

Perutusan:
Aku akan menghadirkan relasi persahabatan yang hangat. -nasp-