Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, May 31, 2016

Siap Liburan Idul Fitri 2016


Bagi Domus Pacis liburan panjang membutuhkan persiapan khusus. Hal ini berkaitan dengan kondisi beberapa rama yang harus mendapatkan pelayanan karena tak mampu atau paling tidak kesulitan untuk mengurus diri sendiri. Sementara itu yang dapat pulang ke rumah hanya Rm. Agoeng dan yang lain tetap berada di Domus. Dalam hal ini Liburan Idul Fitri pada bulan Juli 2016 akan membuat para karyawan harus mendapatkan kesempatan berlibur secara khusus. Untuk kepentingan ini pada Rabu 25 Mei 2016 para karyawan dan rama-rama yang biasa makan bersama mengadakan pembicaraan sesudah makan pagi. Dari pembicaraan bersama disepakati beberapa hal:
  • Setiap karyawan mendapat 4 hari libur khusus. Liburan ini tidak termasuk hak liburan biasa seminggu sekali. Dengan demikian masing-masing akan mendapatkan 5 hari libur.
  • Beberapa karyawan merelakan diri untuk masuk pada saat tanggal merah Idul Fitri dengan catatan liburan khusus diganti di hari lain.
Untuk menutup kekurangan tenaga yang masuk kerja, Rm. Bambang ditolong oleh Bu Rini mendapatkan 2 orang tenaga dari Sleman. Dua orang ini diharapkan dapat membantu Domus Pacis dari tanggal 6-9 Juli 2016. Dari pembicaraan bersama diperoleh "jadual libur dan masuk" dari tanggal 5-14 Juli 2016 sebagaimana dapat dilihat dalam matrik di bawah.

Nama/Tgl
Pak Tukiran
Pak Heru
Bu Tari
Mas Abas
Bu Tri
Bu Pipit
5
Masuk
Libur
Libur
Masuk
Libur
Libur
6
Libur
Libur
Libur
Masuk
Libur
Libur
7
Masuk
Libur
Libur
Libur
Libur
Libur
8
Libur
Libur
Libur
Masuk
Masuk
Libur
9
Libur
Libur
Libur
Masuk
Libur
Libur
10
Libur
Masuk
Masuk
Libur
Libur
Masuk
11
Libur
Libur
Masuk
Libur
Masuk
Masuk
12
Masuk
Masuk
Libur
Masuk
Masuk
Masuk
13
Masuk
Masuk
Masuk
Libur
Masuk
Masuk
14
Masuk
Masuk
Masuk
Libur
Masuk
Masuk

Sabda Hidup


Rabu, 01 Juni 2016
Peringatan Wajib.
St. Yustinus
warna liturgi Merah 
Bacaan
2Tim. 1:1-3,6-12; Mzm. 123:1-2a,2bcd; Mrk. 12:18-27. BcO Gal. 3:15-4:7

Markus 12:18-27: 
18 Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 19 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 20 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. 21 Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. 22 Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. 23 Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 24 Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. 25 Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 26 Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? 27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

Renungan:
Keraguan memang selayaknya ditanggapi dengan kepastian. Orang Saduki ragu, bahkan tidak percaya pada kebangkitan. Tampaknya mereka selalu mencari pencerahan untuk menjawab keraguan dan ketidakpercayaan tersebut. Pada Yesus mereka mempertanyakan bagaimana kehidupan orang sesudah kematian kala mereka itu dibangkitkan dari kematian. Yesus dengan tegas memberikan kepastian akan kebangkitan dan kesesatan pikiran para Saduki.
Sering kita menemui anak-anak yang ragu untuk memilih jurusan apa yang akan diambil. Sering kita bertemu dengan karyawan yang bimbang kala harus mengerjakan sesuatu. Mereka yang ragu dan bimbang sering sulit untuk mengambil keputusan dan maju. Umumnya akan berhenti dalam keraguannya. Pada saat seperti itu kita perlu memberi arahan yang mengantar mereka pada kepastian. Andaikan mereka tidak cukup untuk mengambil keputusan maka kita pun bisa dengan tegas menunjukkan jalan dan langkah yang harus mereka tempuh.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mrk. 12:18-27. Bandingkan dengan dirimu kala menemui orang yang ragu atau tidak percaya.

Refleksi:
Bagaimana mengantar orang agar mereka sampai pada kepastian dan kepercayaan?

Doa:
Tuhan semoga aku mampu memberi kepastian pada mereka yang ragu. Semoga aku mampu meningkatkan kepercayaan mereka yang bimbang. Amin.

Perutusan:
Aku akan membantu orang agar sampai pada kepastian dan kepercayaan. -nasp-

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Yustinus, Martir
Rabu, 1 Juni 2016

Markus 12:18-27

12:18. Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
12:19 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
12:20 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan.
12:21 Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga.
12:22 Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.
12:23 Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."
12:24 Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.
12:25 Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
12:26 Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?
12:27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di dalam agama orang dalam menghayati hidup beragama berdasarkan tradisi ajaran. Tradisi ajaran itu disampaikan turun temurun berdasarkan ajaran dasar yang menjadi pegangan sejak awal adanya agama.
  • Tampaknya, tradisi ajaran agama juga menjadi pegangan untuk menilai pandangan-pandangan yang muncul di antara para penganut. Dapat terjadi kelompok pandangan tertentu melecehkan pandangan kelompok lain.
  • Tetapi BISIK LUHUR bahwa bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin pandangan apapun dalam agama kalau dalam pemahamannya akan ajaran dasar tidak menemukan nilai hidup terdalam dan kuasa nurani, pandangan itu justru membuat orang mengalami kesesatan dalam kehidupan kongkret. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengalami dan menghayati agama sesuai dengan perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.
Ah, hidup yang benar adalah yang menjalankan tata aturan agama.