Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, February 13, 2018

Percikan Nas Rabu, 14 Februari 2018 HARI RABU ABU

Pantang dan Puasa.
warna liturgi Ungu


Rabu, 14 Februari 2018

Bacaan-bacaan:
Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18. BcO Yes. 58:1-14.
Nas Injil:
1 “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” 5 “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 16 “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Percikan Nas
Hari ini kita bersama memasuki masa Pra Paskah. Rabu Abu. “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” kalimat yang kita terima ketika tanda salib abu ditempelkan di dahi kita. Puasa bagi mereka yang berusia 18-60th dan pantang bagi mereka yang berusia 14th ke atas kita mulai. Pada hari ini pun kita merayakan hari Valentin. Hari kasih sayang. Apa yang bisa kita katakan untuk kedua hal ini?
Tuhan sendiri mengingatkan kita bagaimana mesti berpuasa. Kita tidak perlu menunjukkan diri kalau kita lagi berpuasa. Kita mesti menjalani hari puasa seperti hari biasa. Puasa yang kita buat bukan sesuatu yang perlu kita pertontonkan. Namun puasa kita adalah puasa yang memuat kasih. Puasa kita bernilai solidaritas. Hal yang tidak kita belanjakan karena puasa kita, kita masukkan ke kotak APP. Dana tersebut akan berguna bagi solidaritas dan pemberdayaan mereka yang membutuhkan. Puasa kita bernuansa kasih. Rabu Abu dan Valentin.
Maka layaklah kita bertanya mau puasa dan pantang apa? Apakah sudah ada kotak APP di rumahku? Bagaimana aku membiasakan diri mengisi kotak APP dari puasa dan pantangku?
Doa:
Ya Tuhan semoga hari ini aku sungguh menjalani puasa dan pantang secara katolik. Semoga aku pun bisa menempatkan puasaku sebagai solidaritas kasihku. Amin.
(goeng)

0 comments:

Post a Comment