Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, February 16, 2018

Percikan Nas Sabtu, 17 Februari 2018

Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
warna liturgi Ungu

Sabtu, 17 Februari 2018

Bacaan-bacaan:
Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32. .BcO Kel. 3:1-20.
Nas Injil:
27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” 28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” 31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Percikan Nas
Yesus memilih Lewi, seorang pemungut cukai, menjadi murid-Nya. Spontan orang-orang pun berkomentar negatif terhadap pilihan Yesus ini. Namun Yesus tetap memilih Lewi menjadi murid-Nya.
Memilih orang yang dicap buruk pasti akan mendapatkan banyak komentar. Bahkan orang baik yang dipilih pun akan selalu menjadi komentar bagi orang yang hobinya berkomentar dan mencela. Beberapa hari yang lalu ada menteri kita yang mendapat penghargaan sebagai menteri terbaik dunia. Namun si pencela tidak ikut berbahagia tapi malah mencela. Layak tak ada penghargaan yang disematkan padanya. Untungnya yang terpilih dan memilih menganggap lalu saja celaan tersebut. Biarlah kafilah berlalu walau anjing menggonggong.
Apakah kita takut terhadap celaan orang? Bagaimana sikap kita dalam memilih orang menjadi bagian dari diri kita?
Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai keyakinan seperti Putera-Mu. Semoga aku tidak takut dicela kala yang aku lakukan baik adanya. Amin.
(goeng)

0 comments:

Post a Comment