Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, February 18, 2018

Percikan Nas Senin, 19 Februari 2018

Kondradus dr Piacensza
warna liturgi Ungu

Bacaan-bacaan:
Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-46. BcO Kel. 6:2-13.
Senin, 19 Februari 2018Nas Injil:
31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”
Percikan Nas
Sering kita ketemu orang-orang yang baik hati. Mereka telah banyak membantu. Banyak tempat dia bantu. Suatu kali orang itu ke suatu tempat dan orang-orang di tempat itu pun berterima kasih kepadanya karena bantuan-bantuannya sungguh bisa dirasakan oleh warga di situ. Orang itu pun bingung bantuan apa yang telah ia berikan pada mereka kok sampai orang-orang begitu berterima kasih kepadanya. Ia pun sudah lupa kalau pernah membantu warga di situ.
Sebaliknya ada pula orang yang selalu mengingat apa yang telah ia berikan. Bahkan ada juga barang yang didapat karena jabatannya pun dianggap dari dirinya. Setiap kali datang selalu mengatakan ini dulu yang beli saya, ini yang mengadakan saya. Saya, saya dan saya.
Dua sikap yang bertolak belakang ini akan membangun tanggapan kita yang khas pula. Sikap-sikap itu sering muncul tanpa disadari. Tuhan pun mengingatkan kita atas sikap-sikap yang biasa kita lakukan dan tidak sadari. Mereka yang biasa berbuat baik akan menjadikan perbuatan baik itu sebagai kebiasaannya. Mereka yang biasa abai pun menjadikan pengabaiannya sebagai kebiasaan. Anda biasa berbuat kebaikan atau biasa mengabaikan kebaikan?
Doa:
Tuhan jadikanlah kebaikan sebagai kebiasaanku. Semoga aku jadi orang yang peduli, bukan orang yang abai pada mereka yang membutuhkan. Amin.
(goeng)

0 comments:

Post a Comment