Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, July 11, 2018

Percikan Nas Kamis, 12 Juli 2018

Yohanes Gualbertus, Yohanes Jones dan Yohanes Wall, Louise Martin dan Zelie Marin
warna liturgi Hijau

Kamis, 12 Juli 2018

Bacaan-bacaan:
Hos. 11:1,3-4,8c-9; Mzm. 80:2ac,3b,15-16; Mat. 10:7-15. BcO Ams. 10:6-32.
Nas Injil:
7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. 8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. 9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. 10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. 11 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. 12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. 13 Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.”
Percikan Nas:
Suatu kali saya mau acara di suatu lingkungan. Karena belum tahu rumah yang akan ditempati saya janjian di depan sebuah warung di pinggir jalan. Melihat warung tersebut saya pingin beli minuman. Tapi saya kok merasa ada sesuatu yang janggal. Saya cek tas saya. Ternyata saya tidak bawa dompet. Recehan pun tidak ada di dalam tas. Ya terpaksa aku menunggu dengan rasa haus yang lumayan joss.
Akhirnya umat lingkungan yang jemput datang. Saya pun ikuti dia ke rumah tempat acara. Sesampai di rumah itu sudah tersedia hidangan dan minuman. Aku pun segera minum karena haus yang lumayan mantap. Kesanku, “Menjadi utusannya aku tidak akan mati kehausan. Selalu ada yang menyiapkan.”
Tuhan mengutus para murid-Nya. Ia berpesan, “Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya” (Mat 10:10). Para murid tidak perlu membawa bekal. Seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Rasanya tidak perlu khawatir dalam mengikuti Tuhan. Tuhan selalu akan mencukupi. Bersama Tuhan kita tak akan berkekurangan.
Doa:
Tuhan aku percaya akan rahmat-Mu. Engkau tidak akan pernah membiarkanku berkekurangan. Pertolongan-Mu selalu datang tepat pada waktunya. Semoga aku selalu siap pada perutusan-Mu dan percaya pada penyelenggaran-Mu. Amin.
Tak berkekurangan
(goeng).

0 comments:

Post a Comment