Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, August 31, 2018

Injil Minggu XXII/B tgl 2 Sep 2018 (Mrk 7:1-8.14-15.21-23)

diambil dari http://www.unio-indonesia.org Ditulis oleh admin pada Sen, 27/08/2018 - 15:30
ilustrasi diambil dari http://www.mirifica.net/2018/08/29 


SIKAP BERAGAMA YANG SEJATI ?
Rekan-rekan yang baik!
Dalam tiap agama ditumbuhkan dan dikembangkan hidup rohani lewat lembaga hukum, aturan, tatacara, upacara, dan pemahaman kisah-kisah sakral (Kitab Suci). Jadi ada tujuan, yakni kerohanian, dan ada pula sarananya, yaitu kelembagaan tadi. Dalam kenyataan kerap tujuan dan sarana saling bertukar. Misalnya, tata upacara atau hukum-hukum agama menjadi makin dipentingkan dan menyingkirkan semua yang dirasa tidak sejalan. Akibatnya, kelembagaan lambat laun menjadi tujuan beragama, bukan lagi sarana. Orang bisa mulai merasa sesak, kurang leluasa. Sering dalam keadaan ini ada pembaruan untuk menjernihkan tujuan semula. Hidup beragama biasanya berada di antara dua kutub itu. Bisa lebih dekat dengan yang satu, bisa menjauh dari yang lain. Ada kecenderungan untuk hanya melihat tujuan sehingga sarana kelembagaan disepelekan. Tapi ada juga tarikan untuk mementingkan sarana dengan akibat tujuan menjadi kabur.
Permasalahan ini tercermin pula dalam petikan Injil Minggu Biasa XXII B ini (Mrk 7:1-8.14-15.21-23). Yesus ditanyai orang Farisi dan ahli Taurat, mengapa murid-muridnya tidak menaati adat turun temurun membasuh tangan sebelum makan. Orang-orang itu curiga Yesus dan murid-muridnya ini kaum yang tidak peduli lagi akan lembaga agama. Dari jawaban yang diberikannya, dapat disimpulkan bahwa Yesus bukannya hendak mengurangi wibawa kelembagaan agama. Ia malah ingin memurnikannya sehingga dapat membawa ke tujuan yang sesungguhnya. Ia memakai bahasa yang amat nyata seperti pernyataan bahwa yang perlu dibasuh bukannya tangan atau piring mangkuk, melainkan batin manusia. Maklum, tindakan-tindakan buruk timbul dari itikad buruk yang ada dalam batin, bukan karena tindakannya sendiri.
LATAR BELAKANGNYA
Di kalangan orang Yahudi pada zaman Yesus, pembasuhan tangan sebelum makan termasuk kesalehan yang dijalankan oleh para imam dan mereka yang berurusan dengan ibadat. Adat seperti itu dirincikan di dalam Talmud, yakni kumpulan penjelasan aturan dan hukum agama yang terangkum dalam Misyna. Misyna sendiri merupakan penjabaran dari hukum-hukum Taurat. Bagaimanapun juga,tidak ada kewajiban seperti itu bagi yang bukan imam. Orang Farisi dan para ahli Taurat tidak termasuk golongan imam. Memang ada kewajiban membasuh diri sebelum masuk dalam Bait sebelum beribadat, tetapi yang dibicarakan dalam Injil hari ini ialah pembasuhan tangan secara ritual sebelum makan. Sebenarnya Yesus tidak akan terlalu ditanya-tanya mengenai hal serupa karena permasalahannya hanya menyangkut para imam Yahudi. Yesus dan para muridnya bukan imam dan tidak bertugas sebagai imam dalam masyarakat Yahudi ketika itu.
Masalah yang terungkap dalam petikan hari ini mencerminkan keadaan pada zaman generasi kedua pengikut Yesus. Pada masa itu, praktek membasuh tangan juga dijalankan oleh orang Yahudi yang bukan imam sebelum makan sebagai ungkapan kesalehan. Para pengikut Yesus generasi kedua dari kalangan Yahudi banyak yang tidak menjalankannya. Mereka sebenarnya mengikuti adat yang lebih tua dan tidak menambah-nambah dengan pelbagai praktek kesalehan. Mengapa? Mereka belajar dari generasi pertama yang mengikuti sikap Yesus terhadap hukum agama, yakni menghayati semangatnya, bukan huruf atau bentuk luarnya. Patut diingat, para pengikut Yesus waktu itu belum menganggap diri dan belum dianggap memeluk “agama” baru. Mereka tidak mengikuti ritualisme dan legalisme yang semakin terasa di beberapa kalangan Yahudi pada zaman setelah Yesus. Baru kemudian mereka makin menjadi agama baru karena makin berbeda dengan tatacara dalam agama Yahudi. Markus menyusun Injilnya dengan latar belakang seperti ini.
Kaum Farisi itu orang-orang yang sebetulnya dengan sungguh-sungguh mau hidup menjalankan perintah agama secara radikal. Bahkan harfiah. Mereka mau menunjukkan begini inilah hidup mengikuti ajaran agama turun-temurun. Mereka berpengaruh besar dalam Sanhedrin, yakni lembaga peradilan agama dan pemerintahan di kalangan orang Yahudi. Mereka punya keyakinan, hidup seperti yang mereka jalani itu nanti akan berlangsung juga di akhirat. Jadi mereka mau menyucikan hidup duniawi sehingga menjadi semacam antisipasi hidup nanti. Di kalangan seperti inilah mulai tumbuh upaya-upaya kesalehan yang lebih besar dari yang biasa diatur dalam adat dan hukum agama.
Kisah pembicaraan antara Yesus dan orang Farisi serta ahli Taurat di sini tersusun atas dasar keyakinan para pengikut Yesus mengenai pemikiran dan sikap sang Guru sendiri. Bukan berarti pembicaraan dalam petikan ini tak pernah terjadi. Bisa saja pada zaman Yesus sudah ada beberapa kelompok orang saleh yang mempraktekkan pembasuhan ritual meski bukan imam. Orang yang menanyai Yesus itu mengira kelompok Yesus ini bisa jadi berasal kaum saleh baru tadi, seperti mereka sendiri.
PEGANGAN
Dalam menanggapi kecenderungan ritualisme dan upaya menjamin keselamatan lewat sarana kesalehan itu para pengikut Yesus dari generasi kedua dan selanjutnya mencoba mengingat-ingat apa yang kiranya bakal diajarkan Yesus sendiri. Ada dua garis yang mereka temukan, dan kedua-duanya termaktub dalam Injil hari ini.
Pertama, mereka yakin bahwa sang Guru mengajarkan ibadat yang tulus, bukan sekadar puji-pujian dangkal yang tidak disertai keyakinan rohani. Ini termaktub dalam Mrk 7:6-7. Di situ ditampilkan kembali Yes 29:13 yang berisi amatan tajam terhadap kurangnya integritas dalam kehidupan agama orang-orang di Yerusalem, pusat keyahudian waktu itu. Agama dijadikan dalih kepentingan manusiawi, kepentingan pihak yang berkuasa waktu itu. Akibatnya macam-macam ketidakadilan terjadi dan dibenarkan oleh cara beragama. Ibadat di Bait memang dikelola baik, tetapi korupsi, kemelaratan didiamkan saja. Dengan demikian hidup rohani makin terpisah dari kehidupan yang nyata. Inilah yang dikecam oleh orang seperti Nabi Yesaya. Gemanya terdengar dalam petikan hari ini.
Kedua, para murid dari generasi kedua itu juga tahu bahwa hidup rohani yang tulus, jadi hidup beragama yang sejati, bertujuan memurnikan batin manusia. Bila sungguh-sungguh, maka tak perlu lagi khawatir apa ada yang mengotori atau yang perlu disucikan dulu. Orang sudah hidup dalam kesucian batin yang mengangkat yang ada di luar. Bahkan mereka yakin Guru mereka menganggap yang ada dalam hidup sehari-hari itu bersih, tidak mengotori. Yang bisa mengotori itu tentunya batin yang tak bersih. Inilah yang digemakan dalam Mrk 7:14-15. Dengan kata lain, bila orang beranggapan yang di luar itu hanya mengotori belaka, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan batin yang bersangkutan sendirilah yang tidak beres.
Dua pokok jawaban itu tetap berarti bagi zaman kita. Sekarang ada kecenderungan menjalankan sikap agamaist secara berlebihan. Yang ada di luar lingkup keagamaan dianggap kotor dan busuk. Tetapi perlu diingat, manakah tujuan hidup beragama yang sebenarnya: melawan dunia dengan asal melawan atau mengembangkan hidup rohani yang mantap sehingga dapat berdialog dengan pihak lain. Mungkin kita akan merasa kita sudah jauh lebih maju dari pelbagai kelompok “lain”. Kita merasa toleran, terbuka, berpijak pada kenyataan di masyarakat. Sungguh sudah bersihkah yang ada di dalam batin? Apakah kita memiliki cara pandang yang memadai mengenai keadaan di sekitar. Atau asal giat belaka, asal mengubah, asal memasyarakat? Arah jawaban kedua di atas tadi masih banyak artinya. Hanya bila kita juga bersih dari dalam maka yang keluar akan bersih, bila tidak maka kita hanya mengeruhkan suasana.
DAFTAR KEBUSUKAN
Pada akhir bacaan Injil hari ini (Mrk 7:21-22) terdapat daftar panjang pelbagai macam kebobrokan moral. Jumlahnya 13. Baiklah dibaca kembali satu persatu dengan perhatian pada artinya:
1. pikiran jahat (=itikad busuk),
2. percabulan (=kelakuan birahi yang tak bisa dibenarkan),
3. pencurian,
4. pembunuhan,
5. perzinahan (=ketaksetiaan di antara suami istri),
6. keserakahan (=bibit korupsi dan kolusi),
7. kejahatan (=tindak kekerasan),
8. kelicikan (=tipu daya untuk mencelakakan),
9. perbuatan tak senonoh (=tak menghargai perasaan orang lain),
10. iri hati (dulu terutama tenung dan santet karena iri akan keberhasilan orang lain),
11. hujat (=fitnah menjatuhkan nama orang),
12. kesombongan (sikap takabur, termasuk sikap kurang menghormati yang keramat),
13. kebebalan (tak bisa membeda-bedakan apa yang boleh dan tak boleh dikerjakan).
Yang pertama dan yang terakhir sebetulnya erat berhubungan. Bila orang tak punya sikap batin bijak (kebusukan no. 13), maka yang ada dalam pikirannya ialah rencana yang akhirnya buruk belaka (kebusukan no. 1). Tiadanya kebijaksanaan batin tadi akan menelurkan 11 kebusukan yang didaftar di antaranya. Bagi pembaca zaman itu, cukup jelas bahwa Yesus tidaklah mendaftar kebusukan begitu saja, melainkan mengajar mereka dimana benih kebusukan sendiri merajalela, yakni dalam batin manusia yang tak peduli lagi akan sisi-sisi rohani. Batin yang demikian itu memupuk kebusukan. Bagaimana keluar dari sana? Tumbuhkan kepekaan rohani sehingga kebusukan tak subur lagi.
Salam hangat,
A. Gianto

Percikan Nas Sabtu, 01 September 2018

Maria Magdalena Redi, Yohana dari Firenze
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
1Kor. 1:26-31; Mzm. 33:12-13,18-19,20-21; Mat. 25:14-30. BcO 1Tim. 4:1-5:2.

Nas Injil:
14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. 19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. 21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Percikan Nas:
Suatu kali ada orang yang dipilih untuk memimpin suatu organisasi yang cukup besar. Pilihan dijatuhkan kepadanya karena dalam aktivitasnya dia tampak mampu mengembangkan bidang tersebut. Namun ternyata keliru. Benar ia memang bisa mengelola dinamika kecil hariannya, tetapi ia belum sanggup untuk menerima yang besar secara mendadak. Organisasi yang hidup tersebut menjadi mati karena iya terbengong-bengong dan tidak segera bangkit.
Injil hari ini mengisahkan tuan yang memberi modal yang berbeda-beda. Ada yang diberi 5, 2 dan 1 talenta. Mungkin kita pun bertanya, “Kenapa berbeda-beda? Kenapa tidak semua diberi 5 atau 2 atau satu secara sama?” Ternyata tuan memberikan itu sesuai dengan kesanggupan/kemampuannya (lih. 25:16). Yang sanggup 5 ya diberi 5. Yang hanya sanggup 1 ya diberi 1.
Kapasitas setiap orang memang berbeda-beda. Ada yang mampu mengerjakan hal besar tapi juga ada yang hanya terbatas. Memang ada juga yang sebenarnya hanya mampu berpikir kecil tapi merasa bisa berbuat besar, sehingga ketika yang besar dipercayakan dia hanya plonga-plongo, tidak jelas dan tidak menghasilkan apa-apa kecuali omong besarnya. Semua dari kita juga mempunyai kapasitas yang berbeda-beda. Kapasitas tersebut sangat mungkin kita naikkan. Hanya perlu waspada jangan sampai kita melakukan sesuatu yang jauh melebihi kapasitas kita. Kembangkan kapasitas kita secara  bertahap. Slowly but surely win the race.

Doa:
Tuhan bantulah aku mengenali kemampuanku. Semoga aku pun bisa mengembangkan kemampuanku. Aku percaya Engkau memberi rahmat yang cukup bagiku untuk berkembang dengan baik. Penyertaan-Mu menguatkan langkahku. Amin.

Kenali dan kembangkan kemampuan

September adalah Bulan Kitab Suci
“Ayo rajin baca Kitab Suci"
(goeng).

Lamunan Pekan Biasa XXI

Sabtu, 1 September 2018

Matius 25:14-30

25:14. "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada gambaran umum bahwa di dalam agama yang disebut beriman itu adalah sikap percaya akan Tuhan. Orang yakin akan adanya Tuhan dan membangun sikap berhubungan dengan-Nya.
  • Tampaknya, untuk memperdalam pemahaman akan Tuhan orang dapat mempelajari seluk beluk yang ada dalam agama. Untuk memperdalam hubungan dengan-Nya orang menjalani ibadat dan doa.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sedalam apapun orang mempercayai Tuhan, orang belum sungguh menghayati hubungan dengan-Nya kalau tidak menyadari bahwa Dia memberikan kepercayaan lewat berbagai kemampuan yang ada padanya untuk dikembangkan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sungguh terpercaya dihadapan-Nya dengan berusaha mengembangkan diri lewat bakat sekecil apapun yang dimiliki.
Ah, hubungan dengan Tuhan yang pokok adalah berdoa.

Thursday, August 30, 2018

Meski Rentan Dehidrasi, Waspada Bahayanya Jika Lansia Kebanyakan Minum Air

diambil dari https://hellosehat.com/hidup-sehat
Oleh Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: Hello Sehat Medical Review Team.


Kita selalu ditekankan untuk banyak minum air untuk menjaga cairan tubuh. Kekurangan cairan tubuh memang membuat Anda rentan dehidrasi. Hal ini pun juga paling rentan dialami oleh lansia. Akan tetapi, hati-hati. Lansia tidak boleh kebanyakan minum air. Ini dapat membahayakan kesehatannya. Mengapa demikian?

Berapa kebutuhan air untuk lansia?

Pada umumnya, minum air putih 8 gelas sehari (sekitar 2 liter) dapat mencukupi kebutuhan air banyak orang. Namun begitu, kebutuhan air sebenarnya bervariasi antar individu. Untuk memudahkan Anda menakarnya, rekomendasi tersebut setara dengan minum empat sampai enam gelas ukuran 250 ml (ukuran standar air mineral gelas) per hari.
Nah, perhitungan ini beda untuk lansia. Pada umumnya, lansia membutuhkan lebih banyak asupan air karena rentan dehidrasi. Perubahan jumlah kebutuhan air ini dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk berat badan, peningkatan kadar massa lemak tubuh, dan penurunan fungsi ginjal akibat penuaan.
Pada umumnya, kebutuhan air untuk lansia minimal 1,5 liter sehari. Akan tetapi, menurut rekomendasi Kemenkes RI, kebutuhan cairan lansia Indonesia adalah sebagai berikut:
Wanita:
  • 60-64 th 2,3 liter
  • 65-80 th 1,6 liter
  • >80 th: 1, 5 liter
Pria:
  • 60-64 th: 2,6 liter
  • 65-80 th: 1,9 liter
  • >80 th: 1,6 liter
Meski memang membutuhkan lebih banyak asupan cairan, jangan biarkan lansia minum air kebanyakan. Kelebihan jumlah cairan tubuh akan memengaruhi kondisi kesehatannya.

Apa akibatnya jika lansia minum air terlalu banyak?

Banyak minum air memang baik untuk mencegah dehidrasi. Namun, terlalu berlebihan minum air juga tidak baik untuk lansia.
Ginjal lansia sudah tidak lagi tidak berfungsi seefektif ginjal orang dewasa muda untuk mengolah cairan.  Oleh karena itu, terlalu banyak asupan melewati batas wajar dapat membilas sejumlah besar kandungan garam elektrolit dalam tubuhnya. Kondisi kekurangan garam (natrium) disebut juga dengan hiponatremia.
Pada kasus yang ringan, kadar natrium rendah dalam tubuh cenderung menyebabkan penurunan fungsi kognitif otak — seperti kebingungan, linglung, dan mengantuk. Mual dan badan lesu lunglai (termasuk kelemahan atau kram otot) juga bisa menjadi tanda kadar natrium dalam tubuh lansia sudah merosot jauh dari normalnya.
Jika hiponatremia terus berlanjut hingga ke taraf berbahaya, kekurangan natrium dalam tubuh bisa menyebabkan sakit kepala parah akibat penumpukan cairan di jaringan otak. Sakit kepala merupakan tanda utama bahwa kondisi ini sudah berkembang menjadi sangat serius. Hiponatremia serius akibat lansia yang kebanyakan minum air kemudian juga bisa menyebab tulangnya rentan patah.
Kejang-kejang bisa terjadi akibat saraf otak yang sangat kekurangan asupan natrium. Pada kasus yang berat, lansia bisa mengalami gagal pernapasan bahkan hingga jatuh koma. Ini disebabkan oleh pembengkakan otak akibat kadar natrium yang amat rendah.
Selain akibat kebanyakan minum air, gangguan keseimbangan cairan tubuh juga bisa dipengaruhi oleh efek samping obat-obatan yang mereka gunakan, seperti diuretik, antidepresan, antinyeri, atau penggunaan obat lainnya.

Bagaimana cara menghindari hiponatremia pada lansia?

Bukan berarti Anda harus membatasi asupan cairan lansia karena hal ini justru bisa memicu dehidrasi yang juga sama berbahaya bagi kesehatannya. Akan tetapi, kebutuhan cairan lansia harus selalu diawasi secara ketat. Terlebih, rekomendasi asupan cairan di atas belum mempertimbangkan kandungan air dari makanan dan minuman lainnya, seperti buah dan sayur, sup/soto, bubur, minuman manis, dan seterusnya.
Juga, lebih berhati-hati saat mengajak lansia beraktivitas fisik yang membutuhkan intensitas tinggi agar tidak mengalami dehidrasi. Jika aktivitasnya memang tinggi, tidak apa untuk bolehkan lansia minum air lebih banyak lagi.
Berhati-hatilah terhadap tanda-tanda dan gejala kadar natrium yang rendah. Selalu konsultasikan dengan dokter tentang risiko dari obat-obatan yang dipakai. Rutin mengecek kesehatannya juga bisa menjadi cara untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyakit.

Percikan Nas Jumat, 31 Agustus 2018

Andreas dari Borgo Sansepolcro
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
1Kor. 1:17-25; Mzm. 33:1-2,4-5,10ab,11; Mat. 25:1-13. BcO 1Tim. 3:1-16.

Nas Injil:
1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. 2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. 3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, 4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. 5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. 9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. 10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. 11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! 12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 13Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Percikan Nas:
Waktu TK guru mengajari kami untuk menabung. Setiap kali buka tabungan rasanya seneng banget punya uang hasil tabungan. Aku bisa beli barang yang kuinginkan. Dari pengalaman tersebut saya menjadi terbiasa menabung. Kalau menginginkan sesuatu pasti menabung dulu. Baru setelah terkumpul uangnya baru mengambil barang tersebut.
Dalam perumpaan Yesus menilai gadis penyambut pengantin yang membawa minyak cadangan sebagai gadis yang bijak dan yang tidak membawa sebagai yang bodoh. Yesus memuji mereka yang mempersiapkan cadangan. Kiranya orang hidup perlu mempersiapkan cadangan bagi hidupnya. Tidaklah benar apa yang didapat hari ini habis hari ini.
Kiranya perlulah kita menata apa yang harus kita buat. Kita pun perlu mempersiapkan cadangan agar kalau-kalau ada sesuatu yang mendadak kita sudah siap. Memang kita percaya Tuhan menyediakan kebutuhan kita namun Tuhan memuji mereka yang mampu bersiap-siap dan berjaga-jaga. Maka mari kita mempersiapkan cadangan bagi keperluan hidup kita.

Doa:
Tuhan terima kasih telah mengingatkanku dalam hidup ini. Semoga aku menjadi anak-Mu yang bijak dalam menata hidup ini. Semoga aku selalu berjaga mempersiapkan cadangan bekal hidupku. Amin.

Cadangan hidup.
(goeng).

Santo Aidan

diambil dari http://katakombe.org/para-kudus

  • Perayaan
    31 Agustus
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-7
  • Kota asal
    Irlandia
  • Wilayah karya
    Inggris
  • Wafat
    31 Agustus 651 di Bamburg, Inggris | Oleh sebab alamiah
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Aidan adalah seorang biarawan Irlandia yang hidup pada abad ketujuh. Ia tinggal di biara besar di Iona yang didirikan St.Kolumbanus. Ketika St.Oswald menjadi Raja Inggris Utara pada tahun 634. Raja mengundang para misionaris untuk mewartakan Injil kepada rakyatnya yang masih kafir.
Misionaris pertama yang berangkat segera pulang kembali dengan mengeluh bahwa orang-orang Inggris amat kasar, keras kepala dan liar. Para biarawan berkumpul bersama untuk merundingkan situasi ini. “Menurutku,” kata St Aidan kepada biarawan yang kembali itu, “engkau terlalu keras dengan orang-orang ini.” Ia kemudian menjelaskan bahwa, sebagaimana dikatakan St Paulus, terlebih dahulu ajaran-ajaran yang mudahlah yang diberikan. Ketika orang-orang telah bertambah kuat dalam Sabda Allah, barulah dapat dimulai ajaran-ajaran yang lebih sempurna mengenai hukum-hukum Tuhan yang kudus.
Ketika para biarawan mendengar nasehat yang bijaksana itu, mereka berpaling kepada Aidan. “Sebaiknya engkaulah yang pergi ke Inggris Utara untuk mewartakan Injil,” kata mereka. Aidan pergi dengan suka hati. Ia menerima tugas baru ini dengan kerendahan hati dan semangat doa. Ia mulai dengan berkhotbah. Raja St.Oswald sendiri yang menerjemahkan khotbah-khotbah Aidan ke dalam bahasa Inggris hingga Aidan menguasai bahasa Inggris dengan lebih baik. St Aidan berkelana ke seluruh penjuru negeri, selalu dengan berjalan kaki. Ia bekhotbah dan menolong rakyat. Ia melakukan banyak perbuatan baik dan amat dikasihi oleh umatnya.
Setelah tigapuluh tahun masa pelayanan St Aidan, setiap biarawan atau imam yang datang ke daerah itu akan disambut dengan penuh sukacita oleh segenap penduduk desa. Di Pulau Lindisfarne, St Aidan mendirikan sebuah biara besar. Betapa banyak orang kudus dihasilkan dari sana hingga Lindisfarne dikenal sebagai Pulau Kudus. Sedikit demi sedikit, pengaruh pewartaan yang giat ini mengubah Inggis Utara menjadi sebuah pulau Kristen yang beradab. St Aidan wafat pada tahun 651.
 Sumber : Katakombe.Org

Lamunan Pekan Biasa XXI

Jumat, 31 Agustus 2018

Matius 25:1-13

25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada yang bilang bahwa kematian tidak perlu dipikirkan. Itu urusan Tuhan yang berkuasa akan kehidupan dan kematian.
  • Tampaknya, orang yang baik adalah yang memiliki fokus hidup di sini dan kini. Orang akan serius dengan apapun yang sekarang harus dikerjakan untuk tanggungjawab di tempat tugasnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, seserius apapun untuk menjalani tugas dan tanggungjawab yang kini nyata dihadapi di tempat tertentu, orang yang sungguh baik akan tetap menyadari bahwa segalanya selalu ada batasnya sehingga memiliki kesiagaan saat akhir. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tetap sadar memiliki masa akhir dari segala aktivitas yang kini dihadapi sekalipun memiliki kompetensi tingkat tinggi.
Ah, orang hebat tak akan pernah mengalami pensiun.

Wednesday, August 29, 2018

Dibaca, Ya .....


Ketika mengadakan omong-omong dengan beberapa orang untuk menyiapkan program Novena Ekaristi Seminar 2019, yang biasa terjadi di Domus Pacis Puren setiap tahun pada bulan Maret hingga November, salah satu topik yang menjadi pembicaraan adalah tentang kepikunan untuk lansia. Tetapi topik ini diletakkan dalam kerangka bagaimana seorang lansia dapat berperan membantu sesama kaum lansia. Ternyata hal ini menyentuh hati Rm. Bambang sehingga muncul pertanyaan "Sebagai sesama imam lansia di Domus, apa yang dapat kulakukan?" Di dalam pikiran-pikiran lebih lanjut dia kemudian teringat dan terbayang rama Domus yang kadang-kadang bertanya "Iki dina apa?" (Sekarang hari apa?). Beliau sering mengeluhkan dan agak menyalahkan kalau ada rombongan kunjungan tidak diinformasikan lebih dahulu. Padahal Rm. Bambang sudah beberapa kali mengatakan di kamar makan. Terhadap acara yang menarik akan terjadi, beliau kerap bertanya beberapa kali "Kapan?" Padahal rama ini memiliki usia yang bukan tertinggi di antara para rama Domus.

Itu hanya salah satu yang terjadi di kalangan rama-rama tua penghuni Domus Pacis Puren. Karena ada yang menurut Rm. Bambang masih berpikiran jernih tetapi punya soal yang itu-itu saja. Selain itu beliau banyak terlalu memperihatinkan diri dengan kesulitan-kesulitannya. Terhadap omongan-omongan di luar yang diketahui, beliau merasa gelisah dan tidak kerasan. Dari dua pengalaman itu Rm. Bambang merasa ada bahaya kepikunan mudah melanda Komunitas Rama Tua Domus Pacis. Kalau merebak pasti dapat merepotkan kiri kanan dan yang menderita pun dapat mengalami kefrustrasian. Kebetulan di dalam membuat renungan harian Rm. Bambang menemukan ayat Kitab Suci "Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun."" (Luk 11:46) "Wadhuh, aja-aja suk aku ngajak para lansia dha nggatekke pepadhaning lansia, ning aku dhewe ora nglakoni" (Aduh, jangan-jangan aku besok mengajak para lansia memperhatikan sesama lansia, tetapi aku sendiri tidak menjalaninya). Inilah yang melatarbelakangi mengapa pada makan malam pada Rabu 29 Agustus 2018 dia membagikan buku untuk Rm.Ria, Rm. Yadi, Rm. Harto, dan Rm. Tri Hartono. Ada dua buku: 1) Nota Pastoral Konferensi Waligereja Indonesia 2018, dan 2) Senja Nan Indah Menjadi Lansia Bahagia dan Bijaksana. Sebelum membagi Rm. Bambang omong bernada sembrono "Diwaca, ya, ben ora pikun he he he" (Dibaca, ya, agar tidak pikun he he he).

Percikan Nas Kamis, 30 Agustus 2018


Kamis, 30 Agustus 2018
Guarinus dan Amadeus, Ghebre Micahel, Eustaquio van Lieshout
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
1Kor. 1:1-9; Mzm. 145:2-3,4-5,6-7; Mat. 24:42-51. BcO 1Tim. 2:1-15.
Nas Injil:
42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. 43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” 45 “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? 46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. 47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: 49 Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, 50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, 51 dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Percikan Nas:
Dulu waktu masih sekolah rasanya senang kalau ada pelajaran kosong. Waktu itu menjadi waktu bebas. Mereka yang tekun akan menggunakan waktu itu untuk belajar pribadi. Mereka yang santai akan menggunakannya untuk ngobrol-ngobrol. Tidak jarang waktu itu dianggap sebagai waktu bebas. Akibatnya suasana gaduh pun terasa. Pada saat seperti itu kita akan mendapat peringatan keras atau hukuman kalau kepala sekolah, atau guru yang bersangkutan atau guru lain datang.
Situasi kosong kadang dimanfaatkan para hamba. Tidak segera datangnya sang tuan memberi kesempatan pada mereka untuk berpesta pora. “Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk” (Mat 24:49). Ketika tuannya tiba-tiba datang maka ia akan menghukum mereka.
Banyak waktu yang kita miliki tanpa pengawasan. Memang kita bisa apa saja pada waktu-waktu seperti itu. Namun layak juga mengingat bahwa penggunaan waktu tersebut menentukan perolehan kita. Ketika kita bersungguh-sungguh mengisi waktu tersebut kita pun akan mendapatkan hadiah selaras dengan kesungguhan kita, bahkan lebih. Sebaliknya sikap bila kita tidak bertanggungjawab maka banyak kehilangan yang akan kita sesali. “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang” (Mat 24:42).
Doa:
Tuhan semoga aku bertanggungjawab atas waktuku walau tanpa pengawasan. Semoga aku terus bertekun di kala pemimpinku sedang tidak mengawasi. Aku percaya banyak rahmat Kaulimpahkan pada mereka yang bertanggungjawab dan selalu berjaga. Amin.
Tanpa pengawasan
(goeng).

Lamunan Pekan Biasa XXI

Kamis, 30 Agustus 2018

Matius 24:42-51

24:42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
24:43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
24:44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
24:45 “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
24:46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
24:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
24:48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
24:49 Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,
24:50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya,
24:51 dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, semua orang tahu bahwa kematian itu pasti datang tetapi kedatangannya tak dapat diketahui dengan pasti. Orang beragama akan berjaga-jaga agar dapat mengalami kematian dengan baik.
  • Tampaknya, untuk berjaga-jaga apabila saat kematian datang orang dapat serius menjalani agama. Dia akan rajin beribadat dan mentaati yang jadi perintah agama.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, seserius apapun orang menjalani agama dan selalu siap menyambut kematian, orang belum sungguh berjaga-jaga menerima kedatangan kematian kalau dalam hidup sehari-hari tidak tekun menjalani tugas hidup hariannya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan yakin bahwa ketekunan menjalani dengan baik yang harian adalah antisipasi jitu menyambut kehidupan kekal.
Ah, orang tak perlu mikir mati karena yang pokok cari nafkah.

Tuesday, August 28, 2018

Rm. Harto Nyoto


Siang itu, Senin 27 Agustus 2018 sekitar jam 13.30, Rm. Bambang yang sedang berbaring di tempat tidur mendengar suara Tian, anak Bu Rini. Rm. Bambangpun berseru "Wis mangan durung?" (Apakah kamu sudah makan siang?) yang mendapatkan seruan jawaban "Sudah, ma." Rm. Bambang langsung duduk di kursi roda dan keluar dari kamar. "Tenan, pa?" (Apakah kamu jujur?) tanya Rm. Bambang yang langsung dijawab oleh Tian, yang berdiri di samping Rachel pacarnya, "Benar, ma. Tadi dibelikan soto." Pada hari itu Tian dan Rachel datang di Domus Pacis Puren pada jam 10.00 pagi. Sebenarnya dalam janjian mereka berdua akan datang pada Rabu 29 Agustus 2018. Tetapi, karena kebetulan pada Senin itu Rachel libur, maka mereka mengontak Rm. Bambang lewat telepon HP "Kalau hari ini bisa tidak, ma?" yang dijawab "Oke." Hari itu mereka mengantar Rm. Harto mengunjungi ibunya di kampung Bangirejo daerah Paroki Jetis, Yogyakarta. Menurut Bu Rini, yang pada Minggu 26 Desember 2018 mencukur rambut Rm. Harto, beliau minta tolong untuk diantar pulang menengok ibunya. Katanya si ibu baru saja jatuh. Karena Bu Rini tidak bisa, dia minta anaknya untuk mengantar. Sesudah kembali pulang di Domus pada Senin itu Rm. Harto, yang didampingi oleh Mas Tono, masuk kamar Rm. Bambang dan berkata "Matur nuwun pun saget tuwi ibu" (Terima kasih saya sudah dapat menengok ibu). Ketika Rm. Bambang bertanya "Wau nyoto, nggih?" (Tadi makan soto, ya?), Rm. Harto menjawab "Enggih. Sing sade tangga" (Benar, Yang jual adalah tetangga).

Percikan Nas Rabu, 29 Agustus 2018

Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis
warna liturgi Merah

Bacaan-bacaan:
Yer. 1:17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mrk. 6:17-29. BcO Am. 1:1-2:3.

Nas Injil:
17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. 18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" 19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, 20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. 21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. 22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", 23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" 24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" 25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" 26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. 27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. 28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. 29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Percikan Nas:
Kata-kata bisa menjebak seseorang. Bukan hanya kata-kata salah yang bisa membawa seseorang terkena hukuman. Kata-kata benar pun bisa membawa seseorang harus menerima hukuman. Di negeri kita pun kejadian seperti itu terjadi. Orang yang berkata benar berdasarkan fakta yang ada dijatuhi hukuman penjara.
Yohanes berkata benar atas tindakan Herodes. “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" (Mrk 6:18). Kata-kata ini menyakiti hati Herodes dan Herodias yang dia ambil sebagai isteri. Herodes pun menangkap Yohanes dan memenjarakannya, meski ia tahu bahwa kata-kata Yohanes ini benar. Tidak sampai di situ. Rasa sakit hati Herodias tega menghilangkan nyawa Yohanes.
Berhadapan dengan orang gampang panas dan penuh dendam memang tidak mudah. Mengatakan yang benar pun beresiko. Segala kalimat yang kita lontarkan bisa dipakai menjadi senjata yang mematikan. Diperlukan kemampuan yang luar biasa untuk menghadapi orang-orang ganas dan jahat. Maka marilah kita terus belajar untuk merangkai kata kebenaran dengan resiko minimal. Kita tidak mudah terpancing untuk mengeluarkan kata yang akan menjadi senjata yang mengancam nyawa kita.

Doa:
Tuhan jagailah kata-kata kami. Semoga kami tetap bisa menyampaikan kebenaran dalam bahasa yang baik. Limpahkanlah berkat-Mu pada orang-orang baik yang diincar kesalahannya oleh orang-orang jahat. Amin.

Merangkai kata kebenaran
(goeng).

Peringatan Wajib Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis, 29 Agustus

diambil dari http://www.mirifica.net RD. Kamilus Pantus   
August 28, 2014


Yohanes Pembaptis adalah saudara sepupu Yesus. Ibunya adalah Elisabet dan ayahnya adalah Zakharia. Bab pertama dalam Injil Lukas mengisahkan betapa menakjubkannya kelahiran Yohanes. Injil Markus, bab 6:14-29, mencatat betapa tragisnya kematian Yohanes Pembaptis. Sungguh berat resiko yang harus diterima Yohanes dalam mengajarkan kebenaran.
Raja Herodes dan isterinya menolak untuk mendengar bagaimana harus hidup di hadapan Tuhan. Mereka ingin membuat peraturan-peraturan mereka sendiri dan hidup dengan cara mereka sendiri. Yohanes Pembaptis harus membayar mahal harga kejujurannya. Tetapi, ia memang seorang yang teguh pada pendiriannya. Yohanes tidak akan pernah tinggal diam ketika dosa dan ketidakadilan terjadi. Ia mengajak orang banyak untuk bertobat; ia ingin agar semua orang berdamai kembali dengan Tuhan. Yohanes mengerti bahwa kebahagiaan sejati berasal dari Tuhan.
Yohanes berkhotbah tentang baptis atas pertobatan, mempersiapkan orang untuk kedatangan Mesias. Ia membaptis Yesus di Sungai Yordan dan memperhatikan dengan damai sukacita sementara pewartaan Yesus dimulai. Yohanes mendorong murid-muridnya sendiri untuk mengikuti Yesus. Ia tahu bahwa Yesus akan semakin terkenal sementara ia sendiri akan dilupakan. Pada bab pertama Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis menyebut dirinya sendiri sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun untuk meluruskan jalan Tuhan. Ia mengundang orang banyak untuk bersiap-siap, mempersiapkan diri untuk mengenali Sang Mesias. Pesannya sama untuk kita masing-masing.
Keterangan foto: Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis(foto dari wikipedia.org)

Lamunan Peringatan Wajib

Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis, Martir
Rabu, 29 Agustus 2018

Markus 6:17-29

6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
6:19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
6:20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
6:21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!",
6:23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!"
6:24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
6:25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"
6:26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.
6:27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
6:28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
6:29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di dalam hidup beragama orang sudah dianggap dosa kalau tidak menjalani perintah-perintah yang ada. Perintah-perintah agama adalah pegangan hidup baik dan luhur.
  • Tampaknya, di dalam hidup beragama orang sudah jadi amat jahat kalau dengan sengaja berperilaku bertentangan dengan tata moral. Orang jadi amat jahat karena sikap gila harta dan kuasa.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun amat taat menjalani tatanan keagamaan, orang dapat tetap berada dalam kuasa kejahatan pembasmi segala yang baik, benar, dan luhur apa bila di dalam hatinya tertanam rasa dendam kesumat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa rasa dendam menjadi bahaya besar yang membuat orang tak menghargai kehidupan.
Ah, asal rajin beribadat orang pasti suci.