Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, September 30, 2018

Mengapa Oktober Bulan Rosario?

diambil dari https://perawanmaria.wordpress.com/2012/10/10

Tanya:
Mengapa Oktober disebut Bulan Rosario? Apakah Mei juga boleh disebut Bulan Rosario? Terima kasih.
Jawab:
Pertama, bulan Oktober memang didedikasikan kepada Santa Perawan Maria, Ratu Rosario. Pada bulan Mei juga didoakan Rosario, tetapi Mei tidak ditetapkan sebagai Bulan Rosario. Mei disebut sebagai Bulan Maria.

Penetapan Oktober sebagai Bulan Rosario berawal dari penetapan tanggal 7 Oktober sebagai Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Pesta ini ditetapkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1573, tetapi saat itu masih dirayakan khusus di gereja-gereja yang altarnya didedikasikan kepada Bunda Maria. Penetapan itu dilakukan dengan mengubah nama pesta 7 Oktober itu, yaitu dari Pesta Santa Perawan Maria Ratu Kemenangan menjadi Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Baru pada tahun 1716, Paus Klemens XI memperluas perayaan Pesta Ratu Rosario itu ke seluruh Gereja.

Kedua, Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario dilatarbelakangi oleh kemenangan tentara Kristen atas tentara Turki Islam dalam pertempuran di Lepanto pada 7 Oktober 1571. Armada Turki sedang gencar-gencarnya memperluas daerah kekuasaan mereka. Mereka siap menguasai Eropa. Tentara Kristen kalah dalam hal jumlah dan persenjataan. Paus Pius V yang memimpin Gereja pada waktu itu, meminta seluruh Gereja berdoa dengan menggunakan Rosario kepada Bunda Maria untuk membantu tentara Kristen. Dalam pertempuran di Lepanto di Teluk Korintus, meskipun pada awalnya tentara Kristen kalah angin, tetapi kemudian mereka berhasil membalik keadaan. Pada akhirnya pertempuran dimenangkan oleh tentara Kristen. Jumlah korban di pihak tentara Turki sangat besar dibandingkan korban di pihak tentara Kristen. Dengan kemenangan di Lepanto, tentara Turki tidak melanjutkan usaha menguasai Eropa. Maka, kemenangan di Lepanto ini mempunyai arti sangat penting.

Tanggal 7 Oktober itulah saat kemenangan berkat bantuan Bunda Maria melalui doa rosario. Karena itu, tanggal 7 Oktober dinyatakan sebagai Pesta Santa Perawan Maria Ratu Kemenangan, yang kemudian diganti dengan Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Pesta ini merupakan ucapan syukur atas bantuan Bunda Maria melalui doa Rosario.

Ketiga, baru tanggal 1 September 1883, Oktober ditetapkan sebagai Bulan Rosario oleh Paus Leo XIII. Bapa Suci meminta agar seluruh umat di paroki-paroki mendoakan Rosario dan Litani Santa Perawan Maria dari Loreto setiap hari pada bulan Oktober agar Bunda Maria membantu Gereja menghadapi aneka bahaya yang mengancam pada saat itu. Bapa Suci mengulangi permintaannya itu pada tahun berikutnya. Dalam ensikliknya, Octobre mense, 22 September 1891, Paus Leo XIII menyatakan bahwa Oktober dibaktikan dan dikuduskan kepada Santa Perawan Maria, Ratu Rosario.

Dikutip dari jawaban Rm Dr Petrus Maria Handoko CM di HidupKatolik dot com (http://www.hidupkatolik.com/2012/09/17/wajibkah-berdoa-litani-santa-perawan-maria)
Sumber gambar: http://www.how-to-pray-the-rosary-everyday.com/images/month-of-the-holy-rosary-banner1-375-orng.jpg

Percikan Nas Senin, 01 Oktober 2018

Pesta St. Teresia dr Kanak-kanak Yesus
warna liturgi Putih

Senin, 01 Oktober 2018

Bacaan-bacaan:
Ayb. 1:6-22; Mzm. 17:1,2-3,6-7; Luk. 9:46-50. atau : Yes. 66:10-14b atau 1Kor. 12:31-13:13; Mat. 18:1-4. BcO 2Taw. 29:1-2; 30:1-16a
Nas Injil:
46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. 47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, 48 dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” 49 Yohanes berkata: “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” 50 Yesus berkata kepadanya: “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.”
Percikan Nas:
Suatu kali suatu perkumpulan berkembang bagus. Segala yang direncanakan bisa berjalan dengan baik. Orang-orang pun mengapresiasi perkumpulan tersebut. Namun kemudian ada kabar yang kurang menyenangkan. Anggota dari perkumpulan itu mulai resah dan tidak sedikit yang mulai meninggalkannya. Selidik punya selidik ternyata karena sang pimpinan makin hari makin menunjukkan ke-aku-annya.
Hari ini kita merayakan pesta St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus. Di usia 15 tahun ia masuk di Biara. Dalam tulisannya dia mengajak supaya sikap kita kepada Tuhan seperti seorang bayi kepada ibunya. Yesus pun juga mengajak kita, “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar” (Luk 9:48).
Seorang bayi mengandalkan hidupnya pada orang tuanya. Ia tidak bisa hidup tanpa orang tua yang mengasuh. Kehadiran mereka itulah yang membuatnya bertumbuh dan berkembang. Dalam perkumpulan apapun tidak pernah hanya satu pribadi yang bekerja. Ia tidak akan bisa tanpa orang yang ada di sekitarnya. Memang mungkin dia hebat. Namun sehebat apapun tanpa mau bekerjasama dengan yang lain dan rendah hati menyadari ketergantungannya pada yang lain maka ia akan kehilangan kehebatannya.
Doa:
Bapa hidupku bergantung pada rahmat-Mu. Berkat-Mu yang mengalir melalui pribadi dan lingkungan sekitarku memberi daya bagi pejiarahanku. Bebaskanlah aku dari kesombongan untuk menunjukkan ke-aku-anku. Amin.
Bayi pada Ibu
September adalah Bulan Kitab Suci
“Ayo rajin baca Kitab Suci”
(goeng).

Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus

diambil dari http://katakombe.org/para-kudus Hits: 15970 Diterbitkan: 10 Agustus 2013 Diperbaharui: 28 November 2014

    • Perayaan
      01 Oktober
    • Lahir
      02 Januari 1873
    • Kota asal
      Lisieux - Perancis
    • Wafat
      30 September 1897 | Sebab alamiah
    • Beatifikasi
      9 April 1923 oleh Paus Pius XI
    • Kanonisasi
      17 Mei 1925 oleh Paus Pius XI Sumber : Katakombe.Org

  • Theresia Martin dilahirkan di kota Alençon, Perancis, pada tanggal 2 Januari 1873. Dia memiliki empat saudara perempuan yang lebih tua dan orang tuanya adalah Beato Louis Martin dan Beata Zelie Martin. Theresa seorang gadis yang sangat ceria, ia sangat dicintai ayahnya yang memanggilnya dengan sebutan "Ratu kecil."
    Ketika Theresia masih kanak-kanak, ibunya meninggal dunia. Ayah Theresia lalu memutuskan untuk pindah ke kota Lisieux, di mana kerabat mereka tinggal.  Disana terdapat sebuah biara Karmel di mana para suster berdoa secara khusus untuk kepentingan seluruh dunia.
    Ketika Theresia berumur sepuluh tahun, seorang kakaknya, Pauline, masuk biara Karmel di Lisieux. Hal itu amat berat bagi Theresia. Pauline telah menjadi "ibunya yang kedua", merawatnya dan mengajarinya, serta melakukan semua hal seperti yang dilakukan ibumu untuk kamu. Theresia sangat kehilangan Pauline hingga ia sakit parah. Meskipun sudah satu bulan Theresia sakit, tak satu pun dokter yang dapat menemukan penyakitnya. Ayah Theresia dan keempat saudarinya berdoa memohon bantuan Tuhan. Hingga, suatu hari ia melihat patung Bunda Maria di kamarnya tersenyum padanya dan seketika ia sembuh dari penyakitnya!
    Theresia sangat mencintai Yesus. Ia ingin mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya. Ia ingin masuk biara Karmel agar ia dapat menghabiskan seluruh harinya dengan bekerja dan berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal dan mengasihi Tuhan. Tetapi saat itu ia terlalu muda. Jadi, ia berdoa dan menunggu. Ia bahkan berani meminta ijin langsung kepada Paus. Hingga akhirnya, ketika umurnya lima belas tahun, atas ijin khusus dari Paus Leo XIII, ia diijinkan masuk biara Karmelit di Liseux.
    Dalam biara Theresia menjalani kehidupan sebagaimana layaknya seorang Rubiah Karmelit. Tidak ada yang terlalu istimewa. Tetapi, ia mempunyai suatu rahasia: CINTA. Suatu ketika Theresia mengatakan, "Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintai-Nya." Jadi, Theresia berusaha untuk selalu mencintai. Ia berusaha untuk senantiasa lemah lembut dan sabar, walaupun itu bukan hal yang selalu mudah.
    Para suster biasa mencuci baju-baju mereka dengan tangan. Suatu saat seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia. Tetapi Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya. Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya. Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus. Mencintai adalah pekerjaan yang membuat Theresia sangat bahagia.
    Hanya sembilan tahun lamanya Theresia menjadi biarawati. Ia terserang penyakit tuberculosis (TBC) yang membuatnya sangat menderita. Kala itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit TBC.  Ketika ajal menjelang, Theresia memandang salib dan berbisik, "O, aku cinta pada-Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!" Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggal dunia ketika usianya masih duapuluh empat tahun. Sebelum wafat, Theresia berjanji  untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga. Sebelum meninggal Thresesia mengatakan, "Dari surga aku akan berbuat kebaikan bagi dunia." Dan ia menepati janjinya! Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan St. Theresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan telah memperoleh jawaban atas doa-doa mereka.
    Setelah wafat, Theresia menjadi terkenal setelah buku catatan yang ditulisnya diterbitkan menjadi sebuah buku  "Kisah Suatu Jiwa,"  satu tahun setelah kematiannya (di Indonesia diterjemahkan dengan judul: 'Aku Percaya akan Cinta Kasih Allah').
    Theresia dikanonisasi pada tahun 1925 oleh Paus Pius X. Ia dikenal dengan sebutan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau Santa Theresia si Bunga Kecil.
    Tanggal 19 Oktober 1997, Theresia  menjadi wanita ke-3 yang diberi gelar Doktor Gereja.
  •  Sumber : Katakombe.Org
  • Lamunan Pesta

    Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja
    Senin, 1 Oktober 2018

    Matius 15:1-5

    18:1. Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
    18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
    18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
    18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
    18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

    Butir-butir Permenungan
    • Tampaknya, tak sedikit orang mengerti bahwa di era global ilmu pengetahuan dan tekhnologi maju dengan amat pesat. Orang disebut hebat kalau mampu memiliki banyak pemahaman dan atau ketrampilan.
    • Tampaknya, tak sedikit juga yang berpandangan bahwa makin hebat seseorang makin banyak ilmu dan atau ketrampilan dikuasai. Dia akan banyak dihadirkan oleh banyak orang untuk menjadi nara sumber.
    • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun sudah memiliki banyak ilmu dan atau ketrampilan, hal itu tidak menjamin kehebatan orang kalau dia tidak sadar akan kelemahan dan tidak memiliki sikap seperti anak yang baru mulai proses pembelajaran. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sadar bahwa untuk sungguh berisi dia harus ada dalam kekosongan.
    Ah, yang sungguh hebat adalah yang jadi tempat orang bertanya.

    Saturday, September 29, 2018

    PIPS


    Ketika para rama Domus Pacis Puren sedang berada di kamar makan untuk santap siang pada Senin 17 September 2018, salah satu karyawan masuk dan berkata "Rama, tamunipun dhateng" (Rama, tamu datang). "Terus diaturi mlebu wae" (Minta saja terus masuk) kata Rm. Bambang yang mempercepat diri untuk menghabiskan makan. Para tamu yang amat didominasi ibu-ibu masuk ruang pertemuan dan meletakkan bawaannya di meja yang sudah disediakan. Makanan, minuman, lauk pauk, termos berisi nasi, dan berbagai hidangan lain tertata di meja yang diletakkan di tengah-tengah ruangan. "Rama, mangga dhahar sareng" (Rama, marilah kita makan bersama) kata salah satu ibu yang disahut oleh Rm. Bambang "Rama-rama ya pas dhahar, je. Wis saiki gek ndang dha makan siang. Engko terus omong-omong" (Para rama juga pas santap. Sekarang silakan segera makan siang. Nanti dilanjutkan dengan omong-omong). Para ibu dan beberapa bapak segera menyantap hidangan yang mereka bawa.

    Pada sekitar jam 13.00 acara omong-omong dimulai. Dari pembuka acara, yaitu Bu Puji, ternyata yang datang adalah PIPS (Paguyuban Ibu-ibu Paroki Salam). Sebelumnya para rama Domus hanya tahu bahwa hari itu ada tamu dari Salam. Lewat Rm. Yadi Bu Puji sudah mengirim SMS bahwa yang akan datang berjumlah sekitar 25 orang. Tetapi dari yang duduk di kursi yang disediakan Rm. Bambang menghitung lebih dari 30 orang. "Rama, badhe nyuwun pirsa" (Rama saya akan bertanya) seorang ibu mengangkat tangan dan mengajukan pertanyaan kepada Rm. Bambang yang memandu omong-omong. Beliau bertanya "Kados pundi rama-rama ingkang sampun mboten makarya lan mboten campur umat menika ngadhepi kawontenan sepi?" (Bagaimana para rama yang sudah tidak berkarya dan tidak berada di tengah umat menghadapi keadaan sepi?). Rm. Bambang meminta para rama secara bergantian mensharingkan pengalamannya. Yang berbicara banyak adalah Rm. Ria dan Rm. Yadi, sedang Rm. Harto dan Rm. Tri Hartono memberikan tambahan singkat. Rm. Bambang menambahkan bahwa para rama pun secara perorangan juga masih menerima tamu baik yang meminta doa maupun yang berkonsultasi. Acara kunjungan di Domus Pacis pun macam-macam. Selain yang sekedar mampir dan juga yang berkunjung untuk omong-omong, tidak sedikit yang datang meminta pendampingan rekoleksi dan atau misa.

    Santo Fransiskus Borgia

    diambil dari katakombe.org Hits5152 Diterbitkan17 Agustus 2014 Diperbaharui20 Maret 2015

    • Perayaan
      10 Oktober - 30 September (General Roman Calendar 1688-1969)
    • Lahir
      28 Oktober 1510
    • Kota asal
      Gandia, Valencia, Spanyol
    • Wafat
      30 September 1572 di Ferrara, Italia - Sebab alamiah
    • Beatifikasi
      23 November 1624 oleh Paus Gregorius XV
    • Kanonisasi
      20 Juni 1670 oleh Paus Klemens X Sumber : Katakombe.Org

    Fransiskus Borgia (Francesco Borgia de Candia d'Aragon) adalah seorang bangsawan Spanyol dan Raja muda Catalonia yang meninggalkan kehidupan duniawi untuk menjalani kehidupan religius dalam biara Serikat Jesus.  Ia lahir di Spanyol pada tanggal 28 Oktober 1510. Ia adalah putera sulung dari pasangan Juan de Borgia, Raja muda Gandia, dan Juanna de Aragón. Seorang saudaranya, Tomas Borgia, kelak juga menjadi seorang imam lalu diangkat menjadi uskup Malaga dan Uskup Agung Zaragoza.
    Sejak kecil ia sudah kelihatan sebagai seorang anak yang saleh dan memiliki cita-cita untuk menjadi seorang biarawan. Namun keluarganya mengirimnya ke istana Raja Charles V, dari kekkaisaran Romawi Suci (yang juga disebut Raja Charles I dari Spanyol), di mana ia disambut  dengan hangat sebagai keluarga kerajaan dan sering menemani Kaisar pada beberapa kesempatan.
    Pada bulan September 1526, Fransiskus menikah dengan seorang wanita bangsawan Portugis bernama Leonor de Castro Mello y Meneses. Dari pernikahan ini mereka memiliki delapan orang anak. Pada tahun 1539 ia dinobatkan sebagai Raja Muda Catalonia. Sebagai penguasa yang beragama Kristen, ia tampil bijaksana dan saleh. Ia menunjukkan teladan hidup yang baik kepada rakyatnya sesuai keutamaan Kristiani. Ia bersikap tegas terhadap semua bangsawan yang korup. Oleh karena itu banyak orang tidak menyukai dia.
    Ketika Ratu Isabela meninggal dunia, jenazahnya harus dibawa ke Granada. Raja Muda Fransiskus Borgia ditugaskan untuk mengawal jenazah itu. Sebelum dimasukkan ke pemakaman, peti jenazah harus dibuka untuk membuktikan bahwa jenazah ratulah yang akan dimakamkan. Ketika peti jenazah dibuka, Fransiskus hampir pingsan oleh bau busuk yang sangat menusuk hidung. Ia menyaksikan kehancuran mayat ratu yang dulu begitu cantik, bahkan dipujanya. Sejak itu ia berjanji untuk tidak lagi mengabdi pada seorang raja duniawi, yang dapat mati dan hancur tubuhnya. Ia bertekad menyerahkan dirinya kepada Tuhan sambil berjanji akan merubah cara hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan.
    Tatkala isterinya meninggal dunia pada tahun 1546, ia memutuskan masuk Serikat Yesus. Segala hartanya diwariskan kepada anaknya yang sulung. Di dalam Serikat Yesus, Fransiskus ditahbiskan menjadi imam pada usia 41 tahun. Cara hidupnya sederhana dan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang dianggap hina oleh banyak orang. Imam Fransiskus dikenal saleh. Kotbah-kotbahnya sangat menyentuh hati umat sehingga dapat membawa kembali banyak orang kepada pertobatan.
    Fransiskus sangat berjasa pada saat pembentukan apa yang saat ini dikenal sebagai Universitas Gregoriana di Roma. Kesuksesannya itu membuat Paus Julius III menyatakan keinginannya untuk mengangkat Fransiskus menjadi seorang kardinal. Namun fransiskus merasa tidak layak dan berat hati untuk menerima jabatan mulia tersebut. Ia lebih senang untuk berkarya bersama umat atau menjadi seorang misionaris. Namun ia juga tidak mungkin membantah keputusan Paus. Karena itu sebelum keputusan paus diterbitkan, Fransiskus Borgia, dengan sepengetahuan atasannya Santo Ignatius de Loyola, meninggalkan kota Roma secara diam-diam dan kembali ke Spanyol, ke kota Basque.
    Disana ia merasa senang dapat menghabiskan waktunya dalam keheningan dan doa. Namun  teman-teman Jesuitnya membujuknya untuk menerima peran kepemimpinan yang kata mereka : telah ditakdirkan baginya. Pada tahun 1554,   ia ditunjuk oleh Santo Ignasius untuk menjadi komisaris jenderal Jesuit di Spanyol. Setelah itu, dua tahun kemudian, St Fransiskus juga diberi tanggung jawab untuk misi Serikat Jesus di Hindia Timur dan Hindia Barat.  Pada tahun 1565, Fransiskus terpilih menjadi Superior Jendral Serikat Jesus yang ketiga, setelah kematian superior Jendral Serikat Jesus yang kedua, Diego Laynez SJ, pada bulan Januari 1565.
    Cita-citanya sebagai pemimpin Serikat Yesus ialah menjiwai ordonya dengan semangat hidup Santo Ignasius, serta memperluas wilayah apostolatnya ke seluruh dunia. Banyak imam Yesuit dikirimnya ke luar negeri seperti ke Polandia, Mexico, Peru dan Brasilia.  Jumlah kolese diperbanyak untuk mendidik kader-kader yang dapat melanjutkan karya Gereja.  Ketika ia berusia 61 tahun, ia mendapat tugas dari Paus Pius V untuk mempersatukan para raja Kristen guna menghadapi ancaman bangsa Turki atas wilayah-wilayah Kristen. Bersama dengan Paus Pius V dan Santo Karolus Borromeus, ia juga bekerja keras mereformasi Gereja Katolik.
    Fransiskus Borgia tutup usia karena sakit pada tanggal 30 September 1572. Jenazahnya dimakamkan di Madrid, Spanyol. Pada 23 November 1624 ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XV dan pada 20 Juni 1670 ia dikanonisasi oleh Paus Klemens X.
     Sumber : Katakombe.Org
     Sumber : Katak

    Percikan Nas Minggu, 30 September 2018

    Hari Minggu Biasa XXVI
    warna liturgi Hijau

    Bacaan-bacaan:
    Bil. 11:25-29; Mzm. 19:8,10,12-13,14; Yak. 5:1-6; Mrk. 9:38-43,45,47-48. BcO Ydt. 2:1-6; 3:6; 4:1-2,9-15.

    Nas Injil:
    38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. 40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." 42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; 45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; 47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, 48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.

    Percikan Nas:
    Dalam kancah perpolitikan kita sering mendengar istilah pendukung dan oposisi. Yang tergambar dalam wajah perpolitikan kita para pendukung akan mati-matian membela yang didukung. Salah atau benar akan dibenarkan. Sebaliknya oposan melihat salah benar yang dilakukan lawan adalah salah. Mereka akan berbahasa sangat luwes untuk membela kelompoknya. Kuncinya: aku yang bener, lawan yang salah. Maka walau lawan itu benar mesti disalahkan. Jangan sampai lawan menjadi kuat karena kebaikannya.
    Tuhan Yesus dan nabi Musa mengingatkan para pengikut-Nya untuk tidak menghalangi orang-orang yang berbuat baik. Ketika Yohanes melaporkan ada orang yang bukan kelompoknya  mengusir setan dalam nama Tuhan, Tuhan mengatakan, “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita” (Mrk 9:39-40).
    Rasanya kita mesti fair dalam menilai sesuatu. Bila yang dilakukan itu baik dan benar semestinya kita pun mengapresiasi. Jangan sampai karena mau mengedepankan diri lalu tidak mau mengakui kebaikan sesama. Tidak ada orang yang berbuat baik sekaligus jahat. Perbuatan-perbuatan baik setiap orang, bahkan musuh kita, semestinya melekat sebagai yang baik dalam diri kita. Kita objektif dalam menilai sesuatu.

    Doa:
    Bapa semoga kami bisa menerima dan mengakui perbuatan dan kerja baik dari sesama kami, juga lawan kami. Bebaskanlah kami dari dorongan untuk selalu melihat dan mengutarakan yang jelek dari sesama dan lawan kami. Jernihkanlah hati nurani dan tutur kata kami. Amin.

    Melihat secara objektif.

    September adalah Bulan Kitab Suci
    “Ayo rajin baca Kitab Suci"
    (goeng).

    Lamunan Pekan Biasa XXVI

    Minggu, 30 September 2018

    Markus 9:38-43.45.47-48

    9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
    9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
    9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
    9:41. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."
    9:42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.
    9:43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
    9:45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;
    9:47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka,
    9:48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.

    Butir-butir Permenungan
    • Tampaknya, salah satu yang menonjol dalam era global adalah adanya amat banyak kelompok atau komunitas. Tidak sedikit dari banyaknya kelompok ada banyak pula yang memiliki jenis kegiatan dan atau usaha sama.
    • Tampaknya, adanya aneka macam kelompok tentu menimbulkan persaingan antara yang satu terhadap yang lain apalagi kalau kelompok-kelompok itu memiliki kegiatan dan atau usaha yang sama. Semua akan saling menunjukkan keunggulannya bahkan berusaha saling mengalahkan.
    • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun berhadapan dengan banyak kelompok yang memiliki usaha kegiatan sama, hal itu tidak harus menjadi kondisi untuk bersaing bahkan sejatinya menjadi undangan untuk membangun jaringan persahabatan sehingga terhindar dari sikap eksklusivistis. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati setiap kelompok akan selalu terbuka membangun persaudaraan dengan kelompok lainnya.
    Ah, era global adalah era persaingan sehingga yang hebat akan membuat yang lain tenggelam.

    Friday, September 28, 2018

    Percikan Nas Sabtu, 29 September 2018

    Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung
    warna liturgi Putih

    Bacaan-bacaan:
    Dan. 7:9-10,13-14 atau Why. 12:7-12a; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5; Yoh. 1:47-51. BcO Why 12:1-18

    Nas Injil:
    47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" 48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." 49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" 50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." 51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

    Percikan Nas:
    Dulu waktu kecil saya sering diajari berdoa untuk memohon malaikat pamomong (pelindung) menjagai apa yang saya lakukan. Bahkan bila mau bangun pagi-pagi pun disuruh minta supaya dibangunkan sesuai waktu yang kuingini. Tanpa banyak bertanya saya pun mengikuti nasihat tersebut. Dan ternyata memang benar, saya bisa bangun sesuai dengan waktu yang kuingini.
    Tuhan pun memberikan malaikat sebagai tanda kehadiran-Nya. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia” (Yoh 1:51). Ia memberikan gambaran kepada Natanael bagaimana kehadiran Tuhan dengan turun naiknya malaikat.
    Hari ini kita pesta 3 malaikat agung. Mungkin ada yang pusing mencari tahu siapa malaikat tersebut. Kalau mau ikut pusing boleh-boleh saja. Kadang memang sulit untuk mecari tahu hal tersebut. Banyak hal sulit kita terangkan. Tapi kita percaya Tuhan bekerja melalui manusia dan malaikat-Nya. Walau tidak benar-benar tahu, kepercayaan kita pada karya tersebut membuat bekerja yang kita harapkan. Maka mari kita rasakan kehadiran malaikat yang melindungi kita.

    Doa:
    Tuhan terima kasih Engkau telah menjagai kami dengan malaikat-Mu. Semoga kami terus mampu merasakan karya-Mu melalui para malaikat yang Kauutus menjagai kami. Amin.

    Malaikat Pelindung

    September adalah Bulan Kitab Suci
    “Ayo rajin baca Kitab Suci"
    (goeng).

    TUJUH MALAIKAT AGUNG

    diambil dari http://terang-jiwa.blogspot.com


    Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, “Sejak masa anak-anak sampai pada kematiannya malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan dan doa permohonan” (No. 336). St Basilius (wafat 379) menegaskan, “Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan” (Adversus Eunomium, III, 1). Sebagian besar dari kita, semenjak kecil telah belajar mendaraskan doa sederhana kepada malaikat pelindung kita, “Malaikat Allah, pelindungku tersayang, dengan perantaraan siapa kasih Allah dinyatakan kepadaku. Sejak saat ini dampingilah aku, untuk menerangi, melindungi, memimpin dan membimbingku.” Sebagian dari para kudus dapat melihat malaikat, seperti St Petrus (Kis 12:1-19), atau melihat malaikat pelindung mereka, seperti St Padre Pio dan St Elizabeth dari Hungaria.
     Dalam Litani (Malaikat Agung) St. Rafael, terdapat kalimat doa yang berbunyi: "St. Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang berada di hadirat Yang Mahatinggi, doakanlah kami."
    Siapakah yang dimaksud dengan ketujuh malaikat tersebut di atas? Dalam Alkitab malaikat agung yang sering disebut yaitu 1. Mikhael, 2. Gabriel, 3. Rafael, sedang keempat malaikat agung lainnya kemungkinan adalah 4. Uriel, 5. Barrachiel, 6. Sealtiel dan 7. Yehudiel. 


    1. Malaikat Agung St Mikael , "Siapakah seperti Tuhan", 
    dikenal sebagai malaikat keadilan, dan kitab Taurat mengenal malaikat ini sebagai penghancur Sodom dan Gommorah dan sebagai malaikat yang membantu penguburan Nabi Musa. Ia adalah malaikat perang melawan iblis dan pengikutnya. Malaikat Gabriel memberitahu pada Daniel, saat ia memohon pada Tuhan untuk membawa bangsa Yahudi kembali ke Yerusalem: “Kerajaan Persia menentang aku... dan, datanglah Mikael, salah satu dari Pangeran Kepala datang menolongku”. Malaikat itu kemudian membicarakan mengenai akhir dunia, para Anti Kristus berkata: Dalam waktu itu Mikael bangkit, sang pangeran agung, yang berdiri di depan anak-anak manusia. Dalam Wahyu 12:7 “Dan terjadilah perang besar di surga, Mikael dan malaikat-malaikatnya bertarung melawan naga”. Ada yang mengatakan jika ia adalah salah satu dari Kerub yang menjaga pohon kehidupan. Ia dapat dimohon untuk: bertarung melawan iblis, menyelamatkan jiwa-jiwa dari neraka pada saat sakratul maut. 

    Michael disebut Penjaga Sakramen Mahakudus Ekaristi. Ia adalah pemimpin balatentara surga, sebagai seorang prajurit ia tidak hanya melindungi jiwa-jiwa tetapi juga melindungi kita dari musuh dan melindungi Tuhan Kita, dalam sakramen suci. Ia memiliki kuasa untuk menghukum siapapun yang berdosa melawan sakramen ini.

    Doanya sbb: "St. Mikhael malaikat agung, bantulah kami dalam perang dan dalam tipu daya kejahatan Iblis. Semoga Tuhan menghukum mereka, dan kau Sang Pangeran Balatentara Surga, dengan kekuatan Tuhan, lemparkanlah ke neraka semua iblis dan roh jahat yang berkelana di dunia hendak membinasakan jiwa-jiwa".
    Sedangkan doa yg diambil dari Kaplet doa St Mikael yg dibuat oleh oleh Paus Leo XIII setelah mendapatkan penglihatan di Vatikan: "St. Mikhael yang suci bantulah kami dengan segala malaikat sucimu. Ajari kami untuk mempertahankan iman di tengah kegelapan ini. Ajari kami untuk mempertahankan jiwa kami dan jiwa sesama kami. Ajari kami untuk menang dalam kesunyian dan patuh pada Tuhan. Ajari kami untuk mencintai Maria, Ratu Para Malaikat."


    2. Raphael artinya Tuhan yang menyembuhkan. Ia hanya muncul dalam kitab Tobit.

    Rafael ialah penjaga Sakramen Tobat. Rafael digambarkan membawa wadah minyak pengurapan dan ikan. Minyak melambangkan penyembuhan melalui sakramen pengakuan dosa. Ikan juga mengingatkan akan perlindungan yang ia berikan pada Tobit muda atas iblis Asmoday dan penyembuhan atas ayahnya yang buta. 

    Dalam kaplet St Rafael tertulis doa demikian: 
    "St Rafael Malaikat agung, engkau adalah Rafael Sang Penyembuh, Penunjuk Arah, untuk manusia yang dalam kesedihan dan kesusahan. Santo Rafael, malaikat kesehatan, bukti cinta dan kesukaan Cahaya Tuhan, doakanlah kami! 
    Malaikat Suci Rafael, bantulah kami dengan balatentara malaikatmu! Kiranya kekuatan dan cintamu tumbuh pada kami. Yakinkan kami jika cinta Tuhan akan menguasai hati kami dan memenangkan semua kebencian dan kekotoran yang disebarkan roh jahat di dunia ini."

    3. Malaikat Agung Santo Gabriel disebut dalam Injil. 
    Kehadirannya juga dicatat pda kitab Daniel. Ia menjelaskan penglihatan tentang banteng yang melambangkan kehancuran kerajaan Persia akibat ulah Aleksander Agung. Ia juga memberitahu bahwa kerajaan itu akan dibagi di antara para jendral mereka, termasuk jendral Antiochus Ephiphanes. Daniel juga diberitahu oleh laki-laki yang bernama Gabriel yang “terbang dan dengan lembut menyentuh dia”, dan meramalkan tujuh minggu sebelum kedatangan Kristus. Ia adalah malaikat Inkarnasi dan juga dikenal sebagai malaikat belas kasihan. Malaikat Agung St. Gabriel disebut penjaga sakramen Baptis. Gabriel adalah Malaikat Agung yang memberitakan kabar gembira dan kemenangan inkarnasi melawan dosa dan maut. Ia sering digambarkan memegang bunga lili yang melambangkan jiwa murni yang dihasilkan melalui melalui sakramen baptis dan sakramen tobat, dua sakramen sebagai buah penebusan Kristus. Benderanya melambangkan kasih sayang Bunda Suci yang universal. 

    Dalam kaplet St Gabriel tertulis doa sbb: "Bapa di surga, melalui keagungan malaikat Gabriel kami menerima Inkarnasi Putra Tunggal-Mu. Melalui bantuannya kami mengenal dan meneladan Bunda Kebenaran Suci yang menjawab: “Jadilah padaku menurut perkataanmu”. St. Gabriel, ajaklah kami untuk memuji Bapa atas hadiah berupa Putra-Nya, dan mari kita berdoa semoga kita satu dalam rahmatnya, melalui Bunda-Nya, kita akan menjadi satu dalam gereja atas satu gembala. Santo Gabriel yang suci, bantulah kami dengan balatentara malaikatmu! Bantulah kami menjadi pelayan Tuhan yang baik! Bantulah kami untuk menjaga dan mempertahankan murninya pembaptisan sehingga kami mampu menjadi pelayan Dia. Saat kami jatuh, arahkan kami sehingga kami dapat pulih. Melalui bantuanmu, semoga jiwa kami menjadi tempat kedamaian di mana Tuhan dapat tinggal. 


    4. St. Uriel disebut Penjaga Sakramen Krisma. 
    Ia membawa pedang kebenaran bagi prajurit Kristus, yaitu kita melalui sakramen krisma. Ia membawa api yang mengingatkan akan turunnya Roh Kudus pada pentekosta dan bara yang merupakan karunia Roh Kudus. Mengingatkan kita jika hati harus dibakar dengan cinta tersuci pada Tuhan seperti para seraphim, seperti Hati Suci Yesus dan Maria. Santo Uriel membawa neraca yang melambangkan penilaian tindakan kita. Itu juga melambangkan neraca milik Keadilan Sejati yang akan menimbang kita di hari penghakiman. Dia kurang dikenal dalam Alkitab. Uriel. Malaikat agung Uriel yang memerintah Pemerintahan dan Kedamaian. Uriel membawa pedang yang menjaga Taman Eden. Wujudnya adalah seorang laki-laki yang membawa pedang menyala. a dipanggil malaikat Petir dan Terror. Dia diidentifikasi sebagai Seraphim dan Cherubim sekaligus, dan dikenal dalam kitab Wahyu yang memanggil para burung untuk membinasakan para Iblis, yang memperingatkan Nuh akan air bah. 

    Dari kaplet doa Santo Uriel, tertulis: "Malaikat Agung St Uriel, bantulah kami dengan balatentara malaikatmu! Buatlah hati kami terbakar dengan nyala Hati Tersuci. Bantulah kami untuk menggunakan sakramen penguatan Krisma yang merupakan karunia dari Roh Kudus sehingga semakin berbuah dalam jiwa kami. Berikan kami berkat dari Pedang Kebenaran untuk menghalau semua yang menentang Harapan Tuhan dalam hidup kami, sehingga kami layak bergabung dalam tentara surgawi.

    5. St Yehudiel Penolong dalam Sakratul Maut dan Penjaga Sakramen Pengurapan Orang Sakit

    Santo Yehudiel membawa sebuah mahkota yang membara yang melambangkan penebusan dan belas kasih Tuhan dan kemenangan yang menunggu di kehidupan selanjutnya sekaligus melambangkan penderitaan kita yang ditanggung dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus.
    Doa kepada malaikat Santo Yehudiel sbb: "St Yehudiel, kau sangat kuat dan mengalahkan Iblis Belzebub. Datanglah dan bantulah kami dengan balatentara malaikatmu! Temani kami dalam peperangan melawan serangan dari neraka yang mengancam Bunda Suci dan Gereja. Jagalah kami dalam sakratul maut dengan kekuatan kehadiranmu. Pertahankanlah kami sehingga kami tidak menghilang tanpa sakramen terakhir sehingga kami siap berdiri untuk menghadapi Hari Akhir. Lepaskan rasa iri dari hati kami melalui kekuatan Tuhan yang kau miliki, sehingga kami bisa sepertimu, memuji kemuliaan Tuhan di kehidupan ini dan yang akan datang. 


    6. Malaikat agung St Barachiel memimpin sepasukan malaikat 496,000. 

    Buku Henokh menjelaskan dirinya sebagai salah satu dari empat penguasa Serafim dan malaikat petir. Dia sering digambarkan memegang putih bangkit melawan dada, atau dikelilingi di kelopak mawar putih dan digambarkan sebagai pemimpin para malaikat pelindung. Sumber Wikipedia menyebutkan: ( http://en.wikipedia.org/wiki/Barachiel )

    In the Third Book of Enoch he is described as one of the angelic princes, with a myriad of some 496,000 ministering angels attending him. He is counted as one of the four ruling seraphim, and counted the prince of the second heaven and of the order of confessors. He is described in the Almadel of Solomon as one of the chief angels of the first and fourth chora. He is regarded as the angel of lightning.

    In iconography Barachiel is sometimes shown holding a white rose against the chest, or with rose petals scattered on the clothing, particularly the cloak. In Roman Catholicism, Barachiel is depicted holding a bread basket.

    Barachiel's responsibilities are as varied as the blessings for which the archangel is named, Barachiel is also the chief of the guardian angels and it is written that Barachiel may be prayed to for all the benefits which the guardian angel is thought to confer if one is not praying to the guardian angel directly.

    St Barachiel in the Catholic Church is associated with Saturday, although this is not an official designation by the Church. Barachiel is also traditionally associated with the month of February and the Zodiacal sign Pisces. He is also sometimes described as being the ruler of the planet Jupiter and the zodiacal sign Scorpio.


    7. Santo Sealtiel, penjaga Misa Kudus.

    Ia membawa dupa melambangkan doa dan penyerahan pada Pengorbanan Tuhan dalam misa kudus. “Dan malaikat lain datang dan berlutut di depan altar dengan pedupaan emas, dan disana diberikan padanya pedupaan, yang berisi doa smua orang kudus di depan altar emas, dekat dengan Singasana Tuhan. Asap dari pedupaan naik dari tangan para malaikat itu” (Kitab Wahyu 8:3-4).

    Doa kepada Malaikat agung St Sealtiel: "Santo Sealtiel datanglah dengan bala bantuan malaikatmu! Datanglah dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Belas Kasih, datanglah ke pendoa yang hina ini; dan buatlah aku mengetahui misteri surga melalui Belas Kasih-Nya yang tak terbatas, menjadi pelayan altar-Nya. Doakan kami kami pada Yesus, semoga para imam memiliki hati yang sama dengan Hati-Nya!"

    Injil Minggu Biasa XXVI th B 30 Sept 2018 (Mrk 9:38-43.45.47-48.)

    diambil dari http://www.unio-indonesia.org Ditulis oleh admin pada Sen, 24/09/2018 - 14:52


    KESERAGAMAN ATAU KERAGAMAN?
    Rekan-rekan yang budiman!
    Suatu ketika Yohanes, salah satu dari para murid Yesus, bercerita kepada guru mereka bahwa mereka melihat orang yang mengeluarkan setan demi namanya. (Injil Minggu Biasa XXVI tahun B, Mrk 9:38-43.45.47-48.) Langsung Yohanes mencegahnya, kan orang itu bukan salah satu dari pengikut para murid Yesus! Murid ini berpendapat bahwa siapa saja yang mau menjalankan hal-hal yang baik mestinya bergabung dulu dengan kelompok yang sudah mapan seperti para murid terdekat tadi. Bukan sendiri-sendiri. Yohanes mengatakan “bukan pengikut kita”. Terasa adanya pendapat bahwa mengikuti Yesus baru dapat dijalani bersama dengan para muridnya. Seolah-olah mereka itu satu-satunya agen penyalur. Rupa-rupanya Yohanes berpikir dalam kerangka “keseragaman” dan tidak melihat nilai “keragaman” di antara para pengikut Yesus.
    MENGIKUTI YESUS
    Minggu lalu kita dengar bahwa barangsiapa dapat menghargai orang yang belum bisa berkata telah berbuat banyak, yakni “anak kecil”, sama dengan menerima Yesus sendiri, dan sebetulnya menerima Bapanya yang mengutusnya (Mrk 9:36-37). Diajarkannya bahwa mengikutinya hendaknya tidak dipandang dari dengan besarnya jasa atau banyaknya sumbangan, melainkan dengan keluguan. Dalam petikan bagi hari Minggu ini, pokok mengenai menjadi pengikut Yesus tampil kembali. Apakah mengikut Yesus berarti mesti ikut di dalam kelompok murid-muridnya? Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab, apalagi bila kelompok murid Yesus kita samakan dengan Gereja. Pertanyaannya berkembang: apakah mengikuti Yesus mesti terjadi dengan menjadi anggota Gereja? Lalu Gereja mana? Tidak semua akan dipecahkan di sini karena persoalan yang ditampilkan dalam Injil hari ini tidak dapat dijabarkan begitu ke keadaan masa kini. Namun demikian, kita dapat berusaha memahami prinsip-prinsip yang dikemukakan Yesus di sini dan yang diikuti oleh komunitas pertama dulu.
    Dalam episode kali ini kita ikuti bagaimana Yesus meluruskan pendapat Yohanes. Dilebarkannya pula pandangan para murid lainnya. Mereka diajarnya agar tidak melihat diri mereka sebagai kelompok pusat dalam umat. Janganlah mereka menganggap orang-orang yang belum atau tidak bergabung dengan mereka sebagai yang bukan pengikut Yesus. Dengan kata lain, mereka diajak menyadari bahwa ada orang-orang yang mau menerima Yesus dan mengikutinya meskipun tidak jelas-jelas bergabung dengan para murid terdekat. Yang menjadi ukuran bagi pengikut Yesus kiranya bukanlah keseragaman dengan para murid tadi, melainkan keselarasan dengan Yesus dan dengan pengutusan yang dijalaninya. Dan keselarasan ini bisa bermacam-macam ujudnya, bisa memuat keragaman.
    TIGA POKOK PENGAJARAN
    Ada tiga pokok ajaran yang terungkapi dalam ay. 39-42. Dalam ay. 39 diajaknya para murid menumbuhkan kelonggaran hati. Dikatakannya tentang orang yang mengeluarkan setan tapi bukan pengikut mereka, “Jangan kamu cegah dia, sebab tidak ada seorang pun yang telah mengerjakan mukjizat demi namaku dapat seketika itu juga mengumpat aku.” Bagi Yesus orang itu jelas-jelas menjadi pengikutnya. Para murid Yesus, juga yang paling dekat sekalipun, diminta agar longgar hati menghargai keragaman.
    Kemudian dalam ay. 40 dituntunnya para murid supaya sampai pada keyakinan bahwa “Siapa saja yang tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” Ada soal bahasa yang agak pelik. Tetapi soalnya selesai bila kita mengerti pernyataan itu sebagai ajakan Yesus kepada para murid agar mampu dan berani menegaskan kalimat itu. Jadi yang dimaksud ialah murid-murid sendiri yang mempertengkarkan perkara tadi. Mereka diharapkannya bisa bertindak sebagai orang besar yang sejati. Tak usah mereka merasa terancam bila ada orang yang mengerjakan hal serupa walaupun tidak bergabung dengan mereka. Dengan bahasa zaman kita sekarang, mereka diharap agar berani berkompetisi secara jujur.
    Selanjutnya, ada imbauan dalam ay. 41 agar para murid memandangi diri dengan cara yang benar. Mereka sebenarnya memberi banyak kepada siapa saja yang berbuat kebaikan sekecil apapun kepada mereka. Tetapi mereka itu mendatangkan pahala bagi orang lain bukan karena diri mereka sendiri, melainkan karena mereka itu adalah pengikutnya. Menjadi pengikut Kristus, itulah yang membawakan keselamatan bagi orang lain, bukan menjadi pengikut para murid. Cocok dengan ajaran agar tidak mencari kedudukan, menginginkan status tinggi dalam umat, tidak menginginkan diri jadi pusat. Ayat ini sebenarnya ungkapan akan apa yang nyata-nyata diyakini umat awal seperti jelas dengan ungkapan “karena kamu adalah pengikut Kristus”. Yesus sendiri dalam hidupnya tidak pernah menyebut diri Kristus atau Mesias; ia memakai sebutan Anak Manusia.
    Akhirnya, para murid diminta dalam ay. 42 agar memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap orang-orang yang hendak mengikuti Yesus secara tulus. Ayat ini menggambarkan orang-orang itu sebagai “anak kecil” sejalan dengan pemakaian kata itu dalam Mrk 9:36-37 yang ikut dibacakan hari Minggu lalu. Jangan sampai mereka dibiarkan “berbuat dosa” oleh para murid yang merasa lebih dekat dengan Yesus. Masalah dalam penerapan ayat ini bagi zaman ini tentunya berkisar pada siapa yang merasa murid dekat dan siapa yang menjadi pengikut Yesus pada umumnya itu. Dalam menafsirkan ayat-ayat Kitab Suci bagi kehidupan masa kini, sebaiknya dibuat penerapan yang luwes dan tidak kaku. Jadi, “para murid terdekat” tak usah membuat orang ingat akan para pemimpin Gereja, para pastor melulu, dan sebaliknya “anak kecil” tak perlu dibatasi pada umat. Yang berpihak pada Yesus dan pengutusannya menjadi pengikutnya. Yang ikut memperhatikan kesejahteraan mereka ialah murid terdekat. Begitulah, Yesus menekankan bahwa siapa saja yang merasa sudah dekat padanya, sudah masuk ke dalam kelompok murid terdekat, hendaklah ia memikirkan kesejahteraan mereka yang masih belajar, masih mencoba menemukan jalan mendekat kepada Kabar Gembira yang dibawakan Yesus. Inilah kenyataan ikut serta dalam perutusan dan pengutusan Yesus. Inilah kekuatan yang menghidupkan Gereja.
    INTEGRITAS PENGIKUT YESUS
    Membiarkan orang yang sedang berjalan kepadanya “berdosa” adalah keburukan yang besar. Kata asli yang dipakai di situ harfiahnya berarti “tersandung jatuh”. Sanksi hukumannya lebih berat daripada orang yang ditenggelamkan ke dalam laut, dengan batu giling yang diikatkan pada lehernya. Dasar laut ialah wilayah kekuatan-kekuatan maut. Ditenggelamkan ke sana berarti diserahkan pada kuasa maut, tanpa kemungkinan naik karena pada lehernya diikatkan batu giling. Dan keadaan ini dikatakan mendingan daripada murid yang membiarkan orang jatuh tersandung! Tak usah Injil hari ini membuat kita-kita yang diserahi mendampingi umat merasa diancam. Sebaliknyalah, kita makin melihat betapa berartinya orang-orang yang telah dipercayakan kepada kita. Bagaimana kita bisa dipercaya begitu besar? Baiklah kita lihat bagian selanjutnya.
    Dalam bagian berikutnya, ay. 43-48, diperdengarkan beberapa petuah keras untuk tidak membiarkan diri sendiri tersandung. Jadi tanggung jawab bukan saja terhadap keadaan orang lain, melainkan juga bagi diri sendiri. Wajar. Orang yang dapat menjaga diri tentunya dapat menolong orang lain. Cara penyampaiannya amat konkret. Bila lengan menyebabkan diri jatuh dalam tindakan yang merugikan diri maka lebih baik dipenggal saja, begitu juga kaki, demikian pula mata. Dikatakan lebih baik hidup dengan satu lengan, berjalan timpang, atau buta sebelah daripada terjerumus ke dalam neraka. Bagaimana memahami petuah-petuah keras ini? Jelas bukan secara harfiah. Sekali lagi yang penting ialah melihat dasar pemikiran yang dikemukakan di sini. Para murid diminta menyadari bahwa kehidupan dan Kerajaan Allah patut menjadi pilihan dasar.
    GARAM DAN API
    Dalam ay. 49 diberikan sebuah pepatah yang agak aneh: “(Karena) setiap orang akan digarami dengan api.” Digarami biasanya berarti diasinkan sehingga tak hambar atau lebih penting lagi, jadi awet. Tetapi pengawetan di sini dilakukan dengan api, dengan nyala dan panas yang bakal membersihkan semua yang bersifat campuran sehingga sisanya nanti hanya yang murni. Apa yang dimurnikan dengan api? Integritas sebagai murid, kejujuran serta keluguan dalam mengikuti Yesus, akan dimurnikan sehingga nanti yang keluar ialah murid yang tahan uji, dan yang bakal dapat mengasinkan orang banyak. Bukan yang membiarkan hambar dan tak bertahan lama.
    Pada akhir petikan ini ada ajakan agar dalam diri murid selalu ada “garam” tadi. Tentunya yang dimaksud ialah agar mereka senantiasa mampu mengawetkan diri sendiri dan juga orang lain. Bila demikian, hidup dalam damai satu sama lain akan menjadi kenyataan. Kalimat terakhir dalam petikan ini mengungkapkan hasil dari adanya daya pengawet dalam kehidupan batin para murid. Tanpa itu, tanpa integritas, akan sulitlah ada hidup damai di antara para murid.
    Injil hari ini mulai dengan perkiraan para murid bahwa mengikuti Yesus baru bisa terjadi bila orang mau menggabungkan diri dengan mereka. Yesus tidak membenarkan gagasan itu. Ia malah menegaskan betapa berharganya orang yang menjadi pengikut Yesus, siapa saja, entah para murid dekat entah yang ada di luar kalangan itu. Mereka yang merasa sudah lebih dekat dengannya dimintanya agar memperhatikan orang-orang yang mau mengikutinya. Kesetiaan pada tanggung jawab ini tanda kejujuran murid sang Guru dan menjadi ukuran bagi integritas Gereja di dunia ini.
    Salam hangat,
    A. Gianto