Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, October 31, 2018

Percikan Nas Kamis, 01 November 2018

HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan:
Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a. BcO Why. 4:1-11 atau Why. 5:1-14.

Nas Injil:
1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Percikan Nas:
Hari ini kita merayakan hari raya semua orang kudus. Hari ini kesempatan bagi kita untuk bersyukur atas pribadi-pribadi kudus yang menjadi pelindung kita. Maka baik kalau hari ini kita pun membaca riwayat santo-santa pelindung kita masing-masing. Setelah membaca kita temukan inspirasi bagi hidup kita.
Dalam pembacaan saya salah satu sikap hidup para kudus yang membuat mereka diangkat menjadi orang kudus adalah karena ketekunannya. Mereka adalah teladan tekun dalam setiap bidang yang dijalani. St Teresa dari Kalkuta misalnya. Ia tekun melayani orang kecil. Ketekunannya membuahkan percikan-percikan iman yang menyinari jalan hidup manusia.
Rasanya ketekunan memang menjadi kunci pokok dalam keberhasilan hidup manusia. Mereka yang tekun dalam dunianya akan mampu meraih sesuatu yang melebihi perkiraan banyak orang. Orang cerdas yang tidak tekun sering gagal. Orang tidak cerdas tapi tekun akan berhasil. Mari kita sungguh membangun ketekunan dalam diri kita masing-masing.

Doa:
Tuhan terima kasih atas para kudus-Mu yang Kauanugerahkan kepada kami. Keberadaan mereka menjadi teladan ketekunan hidup. Semoga kami pun tekun dalam hidup kami. Amin.

Tekun

Para Kudus di surga doakanlah kami.
(goeng).

Lamunan Hari Raya

Semua Orang Kudus
Kamis, 1 November 2018

Matius 5:1-12a

5:1. Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
5:12a Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, realita hidup itu pada umumnya bernuansa dua. Ada laki-laki ada perempuan, ada siang ada malam, ada susah dan gembira dan seterusnya masih banyak yang lain.
  • Katanya, dua nuansa itu amat berbeda sehingga adanya yang satu berarti tidak adanya yang lain. Kalau sudah jadi laki-laki ya bukan perempuan, kalau adanya malam ya tak ada siang, kalau baru senang ya tidak susah.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun kebahagiaan itu bukan susah dan derita, tetapi orang justru mengalami kebahagiaan sejati karena dalam hidupnya selalu terbuka pada realita yang dihadapi termasuk yang membuat rasa tidak nyaman bahkan menyayat hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menyadari bahwa kebahagiaan itu buah dari ketekunan berproses lewat segala onak duri kehidupan sehari-hari.
Ah, bahagia itu ya tidak susah.

Tuesday, October 30, 2018

Cara Mandi Bagi LANSIA, Usia diatas 50 Tahun

diambil dari "copy"an milik Chris Darmanto dalam WAG ALUMNI DE BRITTO 68-71+

🌷 _Pertama: _
●Pada waktu masuk Kamar Mandi sebaiknya Pintu kamar mandi nya tidak diKunci.
●Kasih petunjuk bahwa Kamar Mandi sedang "DIPAKAI".
●Masuk ke Kamar Mandi tidak tergesa-gesa, tetap menjaga keseimbangan tubuh.

🌷 _Kedua: _
●Tidak memakai Sendal Karet yg rawan terpeleset ketika masuk Kamar Mandi. ●Jika lantai kamar mandi licin terkena air sabun, segera guyur lantai itu supaya tidak licin.

🌷 _Ketiga: _
●Ketika melepas celana atau memakai celana setelah selesai mandi, hendaknya Berpegang pada dinding kamar mandi untuk menghindari kehilangan keseimbangan.

🌷 _Keempat: _
●Jika mandinya harus duduk, Jangan gunakan Kursi Plastik karena kaki kursi plastik mudah slip sehingga bisa terjatuh.

🌷 _Kelima: _
●Cara Mandi yang benar,
●Pertama Siramlah bagian Telapak Kaki dulu.
●Kemudian berturut turut siram bagian Betis, bagian Paha, bagian Perut & bagian Pundak.
●Setelah itu Berhenti sejenak sekitar 5 sampai 10 detik.
Saat itu kita akan merasakan seperti uap atau angin keluar dari ubun-ubun, bahkan terasa merinding pada tubuh.
●Setelah itu baru dilanjutkan mandi seperti biasa.... (Cara demikian diperkuat oleh Penelitian Dokter & Praktisi Chi kung).
●Pola Mandi seperti itu baik bagi semua umur.
●Terutama bagi orang yang mempunyai Penyakit: "Diabetes, Hipertensi, Kolestrol, Migran".

🌷 _Keenam: _
●Kalau baru tiba dari bepergian jauh, kemudian setelah beristirahat sejenak Mau Mandi;
●Sebaiknya Tidak memakai Air Dingin. Karena setelah selesai Mandi bisa kedinginan, & nafasnya menjadi tersengal-sengal.
●Hal ini berisiko bagi Penderita Sakit Jantung.

Semoga bermanfaat,..

Santo Alphonsus Rodriguez

diambil dari http://katakombe.org/para-kudus Hits2599 Diterbitkan15 Agustus 2013 Diperbaharui01 Jun 2014

  • Perayaan
    31 Oktober
  • Lahir
    25 Juli 1532
  • Kota asal
    Segovia, Spanyol
  • Wafat
    31 Oktober 1617 di Palma, Mallorca, Spanyol | Oleh sebab alamiah
  • Beatifikasi
    Tahun 1825 oleh Paus Leo XII
  • Kanonisasi
    6 September 1887 oleh Paus Leo XIII Sumber : Katakombe.Org
Orang kudus dari Spanyol ini dilahirkan pada tahun 1553. Ia mengambil alih usaha jual beli kain wol milik keluarganya ketika usianya duapuluh tiga tahun. Tiga tahun kemudian ia menikah. Tuhan mengaruniakan kepada Alfonsus dan Maria - isterinya, dua orang anak. Tetapi banyak penderitaan yang kemudian datang menimpa Alfonsus. Usahanya mengalami kesulitan, puterinya yang masih kecil meninggal dunia, disusul oleh isterinya. Sekarang, pengusaha ini mulai berpikir tentang apa yang kira-kira dirancangkan Tuhan baginya.
Dari dulu Alfonsus adalah seorang Kristen yang saleh. Tetapi sekarang, ia menjadi lebih saleh lagi. Ia berdoa, bermatiraga, dan menerima sakramen-sakramen lebih banyak dari sebelumnya. Ketika usianya menjelang empatpuluh tahun, putera Alfonsus; satu-satunya orang yang tersisa dari keluarga kecilnya juga meninggal dunia. Sungguh Alfonsus menjalani hidup dalam penderitaan yang sangat hebat. Namun ketegaran iman Alfonsus sungguh luar biasa. Tidak pernah sekali pun ia mengumpat dan menyalahkan Tuhan akan hidup yang harus dijalaninya. Ia bukannya membenamkan diri dalam kesedihan, tetapi justru semakin khusuk berdoa serta berpasrah sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.
Setelah semua keluarganya meninggal; Alfonsus kemudian menjual segala miliknya dan membagi-bagikannya kepada kaum miskin-papa. Ia lalu menuju sebuah biara Jesuit dan mohon diijinkan untuk bergabung. Namun untuk dapat masuk biara; Alphonsus diberitahu bahwa ia harus belajar dari awal terlebih dahulu. Jadilah Alphonsus kemudian pulang dan kembali bersekolah. 
Alphonsus kembali mengalami hidup yang sangat sulit. Di sekolah anak-anak kecil menertawakan Alfonsus karena ia harus meminta-minta untuk bisa bertahan hidup; sebab ia sudah tidak punya apa-apa lagi dan ia tetap harus bersekolah.  Demikianlah, setelah lulus pendidikan  Alfonsus akhirnya diterima sebagai frater dan diberi tugas sebagai seorang penjaga pintu di sebuah seminari Yesuit. Sebuah tugas sederhana yang dijalaninya dengan penuh sukacita selama lebih dari empat puluh tahun.
Walau hanya bertugas sebagai seorang penjaga pintu namun kerendahan hati dan kesucian batinnya menyentuh hampir setiap orang yang berkunjung seminari tersebut. Senyum hangatnya yang khas selalu menyapa siapa saja yang melewati pintu yang di tungguinya.
“Frater yang itu bukanlah seorang manusia...; ia seorang malaikat!” demikian kata superior biara mengenai Fr. Alfonsus bertahun-tahun kemudian. Para imam yang mengenalnya selama empat puluh tahun tidak pernah mendapatinya mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak baik. Kebaikan hatinya, ketaatan dan kesederhanaannya telah diketahui semua orang. Suatu kali, semua kursi dalam biara, bahkan juga kursi-kursi dari kamar tidur, dipergunakan untuk suatu Devosi Empat Puluh Jam. Karena suatu kesalahan, kursi Frater Alfonsus tidak dikembalikan kepadanya hingga tahun berikutnya. Namun demikian, ia tidak pernah mengeluh atau pun membicarakan masalah tersebut kepada siapa pun.
Selama masa hidupnya yang panjang, St. Alfonsus harus menaklukkan pencobaan-pencobaan yang berat. Selain itu, ia juga mengalami penderitaan jasmani yang menyakitkan. Bahkan pada saat ia terbaring mendekati ajalnya, ia harus melewatkan setengah jam lamanya bergumul dengan penderitaan yang luar biasa. Kemudian, sesaat sebelum wafat, ia dipenuhi dengan damai dan sukacita. Ia mencium Salibnya dan memandang teman-teman sebiaranya dengan penuh kasih. St. Alfonsus wafat pada tahun 1617 dengan nama Yesus di bibirnya.
 Sumber : Katakombe.Org

Percikan Nas Rabu, 31 Oktober 2018

Alfonsus Rodriguez
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Ef. 6:1-9; Mzm. 145:10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 13:22-30. BcO Keb. 4:1-20

Nas Injil:
22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. 23 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" 24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. 25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. 26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. 27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! 28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. 29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. 30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."

Percikan Nas:
Barusan saya dan beberapa bapak pulang dari silaturahmi dengan sahabat-sahabat Banser Kulon Progo. Pada waktu kami datang kami disambut dengan ramah sekali. Selama ini sahabat-sahabat Banser sudah sering ikut mengamankan hari-hari besar di Paroki. Namun baru kali ini mereka bertemu dengan pimpinan Gereja yang selama ini mereka amankan. Maka perjumpaan itu menjadi perjumpaan yang bersaudara dan memperkenalkan diri masing-masing.
Perjalanan pengajaran telah dilakukan Tuhan Yesus. Ia berkeliling dari desa ke desa dan dari kota ke kota. Walau demikian mereka yang diselamatkan adalah mereka yang mengenal Tuhan dan dikenal Tuhan. Pada mereka yang tidak dikenal Tuhan pun menolak mereka.
Kemauan untuk berkenalan menjadi kunci dalam persahabatan. Ungkapan ini sering kita dengar, “Tak kenal maka tak sayang.” Untuk bisa disayang kita perlu saling mengenal.  Kita pun perlu memperkenalkan diri kepada Tuhan dan sesama kita supaya pada saatnya kita dikenal oleh Tuhan. Perkenalan itu menghidupkan persaudaraan antar sesama.

Doa:
Tuhan kami menghadap-Mu. Sudilah Engkau mengenali kami. Kami anak-anak-Mu yang masih berjuang dalam pejiarahan hidup kami. Jangan tolak kami ya Tuhan. Amin.

Mau kenal

Santa Maria Doakanlah Kami
(goeng).

Lamunan Pekan Biasa XXX

Rabu, 31 Oktober 2018

Lukas 13:22-30

13:22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
13:23. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
13:24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
13:25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang.
13:26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.
13:27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!
13:28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar.
13:29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
13:30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."
                                                                                                                          
Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, untuk mendapatkan keberhasilan dalam mengajar seorang guru akan merasa mudah kalau mendapatkan fasilitas memadahi. Ruang kelas dan perlengkapan tersedia sesuai kebutuhan para siswa.
  • Tampaknya, untuk mendapatkan keberhasilan dalam berceramah seorang pembicara publik akan merasa mudah kalau mendapatkan fasilitas memadahi. Sound system dan perlengkapan tersedia sesuai tempat dan jumlah besar pendengar.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun berbagai fasilitas memadahi disediakan untuk mengajar atau berbicara di hadapan khalayak massa berjumlah banyak, tanpa memiliki kemampuan biasa mudah beradaptasi sesuai tempat dan keadaan nyata, orang tak akan mengalami sukses sejati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menyadari bahwa dalam perjalanan aktivitas hidup harian yang melandaskan diri pada tata pikir dan tata hati orang-orang yang dihadapi, hal itu sudah menjadi jalan tol yang membawa kebaikan umum.
Ah, untuk sukses orang harus punya fasilitas-fasilitas yang memadahi.

Monday, October 29, 2018

Santo Marcellus

diambil dari http://katakombe.org/para-kudus Hits5377 Diterbitkan13 Agustus 2014 Diperbaharui14 Maret 2017

  • Perayaan
    30 Oktober
  • Lahir
    Akhir abad ke-3
  • Wafat
    Martir - Dipenggal pada tahun 298 di Tangiers, Marocco
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Santo Marcellus adalah sorang perwira pasukan kekaisaran Romawi yang bertugas di  Tingis Afrika Utara  (sekarang bernama Tangier - Maroko).  Pada tahun 298 Marcellus menolak untuk berpartisipasi dalam upacara mempersembahkan korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi dalam perayaan ulang tahun Kaisar Maximianus.  Marcellus melemparkan ikat pinggang militer, seragam dan senjatanya lalu dengan lantang berkata : "Aku hanya akan mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus".
Seketika Ia langsung ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Dalam persidangan, Marcellus dengan berani memaklumkan dirinya sebagai seorang pengikut Kristus. Ia tetap menolak untuk mempersembahkan korban bagi dewa-dewa Romawi,  meskipun diancam dengan hukuman mati.  Keteguhan iman Santo Marcellus membuat Cassianus, Juru  tulis steno di pengadilan itu,  menolak untuk menuliskan jalannya persidangan dan melemparkan alat tulisnya. Dihadapan persidangan itu secara terbuka Cassianus menyatakan bahwa ia juga adalah seorang Kristen.
Santo Marcellus dan Santo Cassianus kemudian dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal.
Relikwi Santo Marcellus  kemudian dibawa dan disemayamkan di kota León, dimana ia diangkat menjadi santo pelindung kota tersebut.  Di kota ini namanya juga diabadikan di  The Plaza de San Marcello dan Gereja San Marcelo, sebuah gereja dari abad ke – 10.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja Sumber : Katakombe.Org


Percikan Nas Selasa, 30 Oktober 2018

Angelus dr Arcri, Dominikus Collins
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Ef. 5:21-33; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Luk. 13:18-21. BcO Keb. 8:1-21

Nas Injil:
18 Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? 19 Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya." 20 Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? 21 Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Percikan Nas:
Suatu kali ada yang diminta untuk mengetuai suatu acara. Ia mengungkapkan keterbatasan-keterbatasan dirinya. Namun karena dipercaya maka dia pun menyanggupi permintaan tersebut. Ia pun menyiapkan segala sesuatu dan mengumpulkan orang-orang yang berkenan membantu. Acaranya pun berlangsung baik dan banyak orang puas.
Kerajaan Allah diumpamakan seperti biji sesawi dan ragi. Walau kecil dan sedikit pada saatnya bisa tumbuh dengan baik dan besar serta memberi rasa. Penyatuan diri mereka dengan media yang tepat membuat mereka yang kecil dan sedikit menjadi sangat berarti dan berdaya.
Setinggi apapun jabatan kita, ini hanyalah bagian kecil dalam kehidupan. Kita tetap membutuhkan kesatuan dengan sesama kita. Saat kita merasa diri sebagai pejabat yang punya kuasa memerintah maka pada saatnya kita akan kehilangan kendali, sebaliknya kala kita mau menyatu dengan sesama termasuk yang kita pimpin maka hidup menjadi dinamis dan menumbuhkan.

Doa:
Tuhan jadikanlah kami biji kerajaan-Mu. Semoga kami pun bisa menyatu dan bertumbuh serta memberi rasa sedap bagi lingkungan sekitarku. Berkatilah segala karsa dan perjuangan kami. Amin.

Menyatu

Santa Maria Doakanlah Kami
(goeng).

Lamunan Pekan Biasa XXX

Selasa, 30 Oktober 2018

Lukas 13:18-21

13:18. Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
13:19 Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya."
13:20 Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?
13:21 Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang dapat merasa kuat ketika memulai usaha kalau memiliki modal besar. Dia dapat langsung membuka usaha dengan gedung besar dan aneka macam sajian dan ada grand opening dengan upacara spektakuler.
  • Tampaknya, orang juga dapat merasa hebat kalau ketika memulai kerja sudah memiliki banyak fasilitas. Dia akan mampu menjalani dengan enak tanpa harus tertatih susah karena hidup yang berkekurangan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki kekayaan besar dan aneka fasilitas, hal ini bukanlah jaminan terjadinya kesuksesan menjalani hidup yang sejatinya berada pada ketangguhannya berproses dari pemula kecil-kecilan yang tumbuh berkembang menuju aneka hal yang dibutuhkan oleh banyak orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati nilai kehidupan bukan terutama ditentukan oleh kekayaan dan hasil tetapi dari ketangguhan berproses.
Ah, asal menghasilkan banyak uang, itulah jati kehebatan hidup.

Santo Narcissus

diambil dari http://katakombe.org/para-kudus Hits2581 Diterbitkan15 Agustus 2013 Diperbaharui27 Oktober 2016

  • Perayaan
    29 Oktober
  • Lahir
    Sekitar tahun 99
  • Kota asal
    Yerusalem
  • Wafat
    Tahun 215 – sebab alamiah
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Narcissus hidup pada abad kedua dan awal abad ketiga. Ia sudah lanjut usia ketika ditahbiskan sebagai Uskup Yerusalem. Namun walau sudah uzur ternyata Narcissus  adalah seorang uskup yang sungguh luar biasa. Semua orang mengagumi kebajikan-kebajikannya, terkecuali mereka yang memilih untuk hidup jahat.
Suatu hari tiga orang jahat bersekutu dan bersaksi dusta tentang uskup Narcissus dan mendakwanya melakukan suatu kejahatan yang mengerikan. Seorang dari mereka mengatakan, “Biar aku mati terbakar jika apa yang kukatakan tidak benar!” Yang kedua mengatakan, “Biar aku terjangkit kusta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Dan yang ketiga mengatakan, “Biar aku menjadi buta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Namun demikian, tiada seorang pun yang mempercayai dusta mereka. Orang banyak telah melihat sendiri kebajikan hidup Narcissus. Mereka tahu orang macam apa Narcissus itu.
Meski tak seorang pun percaya pada fitnah keji yang dilontarkan terhadapnya, Narcissus mempergunakannya sebagai alasan untuk pergi mengasingkan diri dan menjadi pertapa di padang gurun. Segenap kepercayaannya ada pada Tuhan, yang ia layani dengan penuh cinta. Dan Tuhan menunjukkan bahwa fitnah yang diceritakan orang-orang itu sama sekali tidak benar. Narcissus kembali menjadi Uskup Yerusalem, sehingga umatnya bersukacita.
Meski ia semakin bertambah tua, tampaknya ia semakin berkobar-kobar dari sebelumnya. Sesungguhnya, ia tampak lebih kuat dari sebelumnya pula, selama beberapa tahun sesudahnya. Lalu, ia menjadi terlalu lemah untuk melanjutkan karyanya. Ia memohon kepada Tuhan agar mengutus seorang uskup untuk membantunya. Tuhan kita mengirimkan kepadanya seorang kudus lain, Alexander dari Cappadocia. Dengan semangat kasih yang bernyala-nyala, mereka berdua memimpin keuskupan bersama. Narcissus berusia hingga 116 tahun lebih. Ia wafat pada tahun 215. Sumber : Katakombe.Org

Sunday, October 28, 2018

Lamunan Pekan Biasa XXX

Senin, 29 Oktober 2018

Lukas 13:10-17

13:10. Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."
13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
13:17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, setiap agama dan kepercayaan memiliki hari-hari tertentu sebagai hari besar. Pada hari-hari itu biasanya ada kegiatan peribadatan bersama.
  • Tampaknya, pada hari-hari besar keagamaan orang biasa mengalaminya sebagai hari libur. Dalam hal ini ada agama-agama yang melarang orang untuk bekerja bahkan melakukan kegiatan-kegiatan fisik.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun hari-hari besar keagamaan menjadi hari libur, libur sejati keagamaan bukanlah berhentinya kegiatan harian tetapi saat khusus menyadari hidup harian sebagai wujud kepedulian ilahi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa hari-hari libur keagamaan adalah saat penyegaran penghayatan hadirat Tuhan dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Ah, semua hari libur adalah hari santai.

Percikan Nas Senin, 29 Oktober 2018

Mikael Rua, Gaetano Errico
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Ef. 4:32-5:8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 13:10-17. BcO Keb. 1:16-2:24.

Nas Injil:
10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. 11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. 12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." 13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. 14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." 15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? 16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" 17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.

Percikan Nas:
Beberapa hari yang lalu ada kebijakan dana untuk kelurahan dan pembebasan tol jembatan Suromadu. Selama ini kelurahan memang tidak mendapat dana seperti desa. Padahal banyak kelurahan yang membutuhkan support seperti desa dan belum tentu kelurahan lebih mampu dari desa. Pembebasan biaya tol jembatan Suromadu pun melalui proses perhitungan yang panjang. Tentu ini menggembirakan yang merasakan. Namun karena lagi masa-masa kampanye selalu saja ada yang nyinyir.
Yesus menyembuhkan perempuan yang telah lama bungkuk badannya. Karena Ia menyembuhkan pada hari Sabat maka ada pula yang nyinyir. Kepada mereka yang nyinyir Yesus menjawab, “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" (Luk 13:15-16).
Rasanya perbuatan baik apa pun akan membuat orang yang tidak suka akan nyinyir. Mereka yang iri atau gengsi mengakui kebaikan itu akan selalu mencari kekurangannya. Namun sebagai murid Kristus kita tidak perlu khawatir untuk selalu menghadirkan kebaikan. Lebih baik menghadirkan kebaikan walau dicacat daripada bertindak jahat meninggalkan mereka yang membutuhkan pertolongan.

Doa:
Tuhan kuatkan hati kami dalam menghadirkan kasih-Mu. Berkatilah mereka yang berbuat baik. Teguhkanlah mereka untuk selalu menghadirkan kebaikan. Amin.

Berbuat Baik

Doamu menguatkanku.
(711029-goeng).

Percikan Nas Minggu, 28 Oktober 2018

Hari Minggu Biasa XXX
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Yer. 31:7-9; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ibr. 5:1-6; Mrk. 10:46-52. BcO Keb. 1:1-15.

Nas Injil:
46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. 47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" 49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." 50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. 51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" 52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Percikan Nas:
Ada dinamika doa yang menarik bagi saya dalam bacaan Injil hari ini:
Pertama doa mesti dilakukan terus menerus. Bartimeus tanpa menghiraukan hal-hal yang menghalanginya terus berseru kepada Yesus. Ia berharap Yesus mendengarnya. Mungkin sering kita merasa Tuhan tidak mendengar seruan kita. Menimba semangat Bartimeus mari kita berseru terus kepada Tuhan.
Kedua, bertanya. Walau punya kuasa yang besar Yesus tidak segera membuka mata Bartimeus. Ia bertanya, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” (Mrk 10:51). Keinginan orang yang berseru yang diutamakan bukan kuasa dan kekuatan kita. Pertanyaan ini perlu diajukan supaya apa yang kita berikan sesuai dengan kebutuhan yang meminta.
Ketiga ungkapkan keinginan dengan jelas. Bartimeus mengungkapkan keinginannya dengan jelas, “Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (Mrk 10:51). Tuhan pun menjawab dengan tepat keinginan yang jelas.

Doa:
Tuhan bantulah aku agar bisa menemukan dan merangkai dengan jelas keinginanku. Semoga aku pun mengenal dengan baik keinginan sesamaku. Amin.

Dinamika doa

Selamat hari Sumpah Pemuda
(goeng).

Saturday, October 27, 2018

Lingkungan Maria Assumpta Wilayah Sempu


Baru kali ini ada acara kunjungan yang acaranya dipegang langsung oleh pengunjung. Ini terjadi pada Minggu 21 Oktober 2018. Pada jam 09.15 para tamu yang berjumlah 60 orang lebih sudah masuk ruang pertemuan. Rm. Harto, Rm. Tri Hartono, Rm. Ria, Rm. Yadi, dan Rm. Bambang duduk berjajar. Para tamu adalah umat Lingkungan Santa Maria Assumpta Taman Tito, Wilayah Sempu Paroki Pugeran. Kedatangan mereka berkaitan dengan ulang tahun Lingkungan yang ke XVIII yang dirayakan dengan datang bergembira bersama para rama Domus Pacis Puren. Dua orang ibu tampil menjadi MC. Perayaan dibuka dengan nyanyi bersama Dalam Yesus Kita Bersaudara yang diiringi oleh Pak Agung, player yang menyertai mereka, yang membawa keyboard sendiri. Doa dilantunkan sesudahlagu. Kemudian salah satu pengacara berkata "Kita akan bergembira kalau dapat berbagi. Maka marilah kita membagi topi-topi." Di sini semua yang terlibat termasuk para rama Domus mendapatkan topi yang dipakaikan di kepala masing-masing. Nyanyi-nyanyi bersamapun dilanjutkan bahkan dengan menari-nari bebas.

Sambutan datang dari Ketua Lingkungan yang diseling dengan lagu-lagu. Pak Agung sungguh dapat menyemarakkan dengan iringan keyboardnya. Ketika MC meminta sambutan dari rama Domus Pacis, Rm. Bambang menyerahkannya kepada Rm. Yadi yang kemudian mensharingkan perjalanan panggilan imamatnya. Acara sambutan disusul dengan pembagian bingkisan untuk masing-masing rama dan karyawan Domus. sesudah foto-foto bersama para tamu dipersilahkan istirahat sambil menikmati minuman dan snak yang sudah disediakan oleh para relawan dan karyawan Domus Pacis. Acara pokok lain adalah Misa yangliturginya sudah disiapkan oleh para tamu. Rm. Bambang memimpin Misa. Karena pada hari itu adalah Hari Misioner, Rm. Bambang dalam khotbah memadukan nilai-nilai Injil yang dibacakan dalam kaitan dengan kerohanian Bunda Maria dan amanat misioner. Seusai misa semua menikmati makan siang bersama.

Santo Yudas Thadeus

diambil dari http://katakombe.org/para-kudus Hits7856 Diterbitkan15 Agustus 2013 Diperbaharui15 Desember 2016

  • Perayaan
    28 Oktober
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  • Kota asal
    Galilea - Israel
  • Wafat
    Martir | Dipenggal dengan Kapak - Sekitar tahun 65
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Menurut tradisi, Santo Yudas adalah saudara sepupu Jesus. Ia adalah putra dari Kleopas dan istrinya Maria, yang adalah sepupu dari Maria ibu Yesus. Tradisi mengatakan bahwa ayah Yudas, Kleopas, juga mati dimartir karena pengabdiannya yang terus terang dan terbuka kepada Kristus yang bangkit.
Yudas disebut juga Tadeus, artinya “si pemberani”. Pada Perjamuan Malam Terakhir, dengan berani  St. Yudas bertanya kepada Yesus, “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”
Setelah Pantekosta Santo Judas berkarya memberitakan Injil di Yudea, Samaria, Idumea, Suriah, Mesopotamia dan Libya. Ia juga dikatakan telah mengunjungi Beirut dan Edessa.  Ia bersama Santo Bartolomeus secara tradisional diyakini adalah  orang pertama yang membawa agama Kristen ke Armenia, dan oleh karena itu dihormati sebagai orang kudus pelindung Gereja Apostolik Armenia. Tradisi ini diperkuat dengan keberadaan dua buah Biara di Armenia; yaitu Biara Santo Thaddeus (sekarang wilayah Iran utara) dan Biara Santo Bartholomeus (sekarang menjadi wilayah tenggara Turki).
Santo Yudas meninggal sebagai martir sekitar tahun 65 di Beirut, di provinsi Romawi Suriah, bersama-sama dengan Santo Simon orang Zelot. Pada lukisannya dari abad kedua terlihat bahwa ia sering terlihat memegang Kapak, ini mungkin melambangkan cara bagaimana dia dibunuh.  
St. Yudas dikenal sebagai santo pelindung “perkara yang sulit atau hampir tidak ada harapannya.” Umat beriman sering mohon bantuan doanya ketika tampaknya hampir tidak ada harapan sama sekali atas persoalan mereka. Seringkali Tuhan menjawab doa-doa mereka oleh karena bantuan doa rasul ini. Terdapat Sebuah doa Novena yang indah dan penuh dengan kekuatan rohani; yang ditujukan pada Rasul Yudas Thadeus.
 Sumber : Katakombe.Org

Lamunan Pekan Biasa XXX

Minggu, 28 Oktober 2018

Markus 10:46-52

10:46. Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."
10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
10:51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"
10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, kalau dilihat dari segi nasib, orang berbudi luhur dan berwatak jahat tidak ada bedanya. Mereka dapat sama mengalami yang buruk dan yang enak.
  • Tampaknya, dalam hal mendapatkan kondisi baik kaum berjiwa buruk kerap lebih mudah mengalami kebaikan. Karena memiliki pangkat dan harta kaum buruk memiliki beaya untuk mendapat banyak kondisi enak.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun nasib baik juga dapat bahkan mudah dialami oleh yang berjiwa buruk, itu tetap amat berbeda kalau yang mengalami kaum berbudi luhur yang pengalaman mendapatkan nasib baik akan membuatnya makin hidup dalam jalan kebaikan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati kondisi baik sebagai peluang makin terlibat dalam perjuangan kebaikan umum.
Ah, yang namanya kondisi baik adalah peluang mendapatkan rejeki dengan mudah.

Friday, October 26, 2018

Injil Minggu biasa XXX/B tgl. 28 Okt 2018 (Mrk 10:46-52)

diambil dari http://www.unio-indonesia.org ditulis oleh admin pada Kam, 25/10/2018 - 06:31


BYAAR!
Diceritakan dalam petikan kali ini (Mrk 10:46-52) bagaimana Bartimeus, seorang pengemis buta, ikut berdesak-desakan mengerumuni Yesus yang sedang berjalan lewat Yerikho. Ia berseru minta dikasihani oleh Yesus yang dipanggilnya sebagai “anak Daud”, gelar Mesias yang dinanti-nantikan banyak orang itu. Kendati orang banyak menyuruhnya diam, ia terus berteriak dan makin keras. Mendengar itu Yesus menyuruh membawa Bartimeus mendekat untuk di­tanyai ingin apa darinya. Ketika ia minta agar bisa melihat kembali, Yesus mengatakan bahwa imannya telah menyelamatkannya. Saat itu juga Bartimeus dapat melihat kembali dan mulai mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Marilah kita tengok terlebih dahulu perihal orang buta dalam Alkitab sebelum mengamati beberapa peristiwa Yesus menyembuhkan orang buta dan menafsirkan kisah Bartimeus ini.
ORANG BUTA DALAM ALKITAB
Orang bisa buta sejak lahir (Yoh 9:1), atau berkurang penglihatannya karena usia lanjut (Ishak dalam Kej 27:1; Eli dalam 1Sam 3:2; Ahia dalam 1Raj 14:4). Di luar itu, kebutaan umumnya akibat penyakit mata yang kasep. Hukum agama dan hukum adat melindungi orang-orang buta (seperti halnya juga janda, musafir, orang sakit, orang miskin, dst.). Ada ancaman keras jangan sekali-sekali menyesatkan atau membiarkan orang buta tersandung (Im 19:14 dan Ul 27:18). Hukum-hukum ini keramat. Tipe orang saleh seperti Ayub bisa berkata sudah menjalankan kebaikan terhadap orang buta (Ayb 29:15).
Kebutaan Saulus (Kis 9) dipakai untuk menyadarkannya bahwa hingga saat itu ia “buta” akan kehadiran Yesus. Selain itu, kebutaan fisik membuatnya kini makin menghargai kebesaran Allah yang mengasihani orang buta seperti dia lewat orang yang mengantarkannya mencari kesembuhan di Damsyik – di sana ia juga menerima baptisan, yang dimengerti secara teologis olehnya nanti dalam Rm 6:5 sebagai ikut mati, dikubur, dan dibangkitkan kembali bersama dengan Kristus.
Kebutaan bisa didatangkan sebagai hajaran kekuatan gaib, misalnya Saulus/Paulus dengan kekuatan matanya menyihir buta seorang nabi palsu bernama Baryesus alias Elimas yang menjalankan praktek santet di Pafos di Pulau Siprus (Kis 13:11). Sambil berdoa Elisa menenung buta sepasukan orang Aram (2Raj 6:8 dst.). Malaikat Allah membutakan mata orang-orang Sodom yang berniat berbuat keji terhadap mereka yang menyamar sebagai tetamu Lot (Kej 19:1). Praktek merusak mata lawan juga dikenal, misalnya orang Filistin mencungkil mata Simson (Hak 16:22), Nebukadnezar membutakan Zedekia (2 RW 25:7).
Kebutaan dapat menggambarkan tipisnya kepekaan rohani, misalnya umat yang tak lagi mengindahkan Allah (Yes 42:18-19), malah pemimpin umat juga buta (Yes 56:10); juga orang yang duniawi belaka pikirannya (2Kor 4:4) atau yang tak berbuat baik kepada sesama (2 Ptr 1:9) dan yang membenci sesama (1Yoh 2:11). Gereja Laodikea dikatakan buta karena tidak menyadari kemerosotan rohani sendiri (Why 3:17). Orang Farisi diibaratkan orang buta menuntun orang buta (Mat 15:14; Luk 6:3).
YESUS DAN ORANG BUTA
Seperti diutarakan dalam Mat 11:5 dan Luk 7:(21-)22, dalam menjawab pertanyaan Yohanes Pembaptis, Yesus menyebut penyembuhan orang buta sebagai salah satu tanda bahwa dirinya itu tokoh yang telah lama dinanti-nantikan orang banyak. Hal ini berhubungan erat dengan gagasan Alkitab bahwa keselamatan datang bagaikan terang bagi orang buta (lihat Mzm 146:8; Yes 29:18; 35:5; 42:16.18; 43:8; Yer 31:8). Tiga kejadian penyembuhan orang buta diceritakan secara khusus dalam Injil-Injil:
Di Betsaida (Mrk 8:22-25; Mat 9:29): Markus melaporkan bahwa orang buta yang diludahi matanya dan ditumpangi tangan oleh Yesus mulai bisa samar-samar melihat kembali dan baru pulih sepenuhnya ketika matanya ditumpangi tangan sekali lagi. Matius mengandaikan pembaca mampu membayangkan tiap tindakan Yesus itu dan hanya melaporkan Yesus “menjamah mata” si buta. Akan tetapi, Matius menekankan orang buta itu ditanya dulu apa sungguh percaya Yesus bisa menolong mereka.
Mengenai peristiwa di Yerikho (Mrk 10:46 dst.; Luk 18:35 dst.; Mat 20:30 dst.) Markus dan Lukas berbicara tentang Bartimeus si buta yang menjadi peminta-minta, tapi entah bagaimana Matius menambahkan orang buta yang lain sehingga penyembuhannya terjadi pada dua orang buta tanpa nama. Boleh jadi ingatan Matius agak rancu dengan peristiwa yang pernah diceritakannya sendiri dalam Mat 9:27-29. Bagaimanapun juga si buta itu, satu atau dua orang, berteriak minta tolong, “Anak Daud, kasihanilah...!” Dan Yesus langsung berbuat sesuatu. Tak perlu heran, menurut adat dan hukum orang buta wajib ditolong (lihat catatan di atas), apalagi kalau yang bersangkutan mengimbau kewajiban keramat Mesias untuk menunjukkan belas kasihan ilahi.
Di Yerusalem (Yoh 9:1-41, orang buta sejak lahir), Yesus meludah ke tanah dan membuat lumpur yang dipoleskannya pada mata orang buta sejak lahir itu lalu menyuruhnya pergi berendam di kolam Siloam dan kembali ke Yesus dan penglihatannya kini beres. Penyembuhan ini terjadi dengan maksud menunjukkan betapa karya Allah nyata-nyata terjadi dalam diri orang buta sejak lahir itu (ay. 3).
Yesus bertindak seperti penyembuh paranormal zaman itu, lengkap dengan gerak-gerik magis-ritual dan penyebutan syarat-syaratnya segala. Injil kadang-kadang merekamnya, kadang-kadang hanya mengandaikan pembaca sudah tahu dan bisa membayangkannya sendiri.
DIALOG IMAJINER DENGAN BARTIMEUS
TANYA: Pak Bartimeus, kenapa kok Anda bersikeras minta tolong kepada Yesus? Apa Anda tidak takut orang banyak yang mengomeli Anda?
BARTIMEUS: Itu hakku, bukan? Yesus itu kan Mesias keturunan Daud, betul kagak? Ia tidak bakal mengingkari kewajibannya kepada orang kayak gue-gue ini. Dan ngapain takut sama orang banyak? Mereka kan tidak bakal berani menjegalku, situ kan ahli Kitab Suci, apa kata Im 19:14 dan Ul 27:18?
TANYA: Okay, Pak. Lain hal, apa yang Anda rasakan waktu Yesus tanya ingin apa darinya?
BARTIMEUS: Wah, dag-dig-dug! Sampai saat itu aku pikir aku ini kena hukuman Allah kayak orang Aram atau orang kota Sodom, atau dukun belang yang kalian kenal dari Kitab Suci. Kebetulan Yesus lewat Yerikho. Dengar-dengar ia mengajarkan Allah itu Bapa yang baik. Ini perkara baru. Tapi kurang jelas apa juga berlaku bagi orang seperti aku ini. Maka mau tanya langsung kepadanya. Tahu-tahunya ia malah nyuruh aku datang mendekat dan bertanya aku mau dia lakukan apa bagiku. Lha, tentu saja gue bilang pe­ngin bisa ngeliat kembali. Saat itu juga rasanya byaar!
TANYA: Omong-omong, persisnya Injil-Injil melaporkan “byaar” Anda itu tadi itu sebagai “saat itu juga ia bisa melihat kembali”. Apanya yang “kembali”? Soalnya begini, sabar ya Pak, teks Injil mengatakan Anda itu “ana-eblepse”. Lha, “eblepse”, aorist orang ke-3 tunggal, artinya “mulai melihat” itu memiliki awalan “ana-” yang mengandung makna “kembali”. Jadi, dengan “byaar” tadi Anda mulai bisa melihat hal-hal seperti dulu lagi. Tetapi awalan “ana-” itu juga berarti “ke atas”, jadi “ana-eblepse” itu juga “mulai bisa memandang ke atas”. Yesus sendiri misalnya ketika hendak memberi makan lima ribu orang dikatakan dalam Mat 14:19 “... menengadah (= ana-eblepsas) ke langit lalu mengucap syukur...” Apa Anda setuju dikisahkan dalam Injil-Injil dengan kata “ana-eblepse” yang sarat dengan dua nuansa itu?
BARTIMEUS: Waduh, waduh, terima kasih diajari Yunani! Memang cerita Injil-Injil itu jitu. Dalam “byaar” tadi rasa-rasanya mulai tampak juga apa yang dilihat Yesus ketika ia menengadah.
TANYA: Lha apa itu?
BARTIMEUS: Situ belum tahu? Kursus kilat Yunani saya balas dengan kursus kilat iman. Yesus bilang sama gue, “Imanmu sudah menyelamatkanmu.” Ia tahu saat itu saya “byaar” dan mulai bisa juga melihat yang dilihatnya seperti ketika ia menengadah tadi. Inilah yang dia maksudkan. Aku mulai makin tertarik ikut melihat yang betul-betul dilihatnya, bukan hanya langit saja tapi siapa yang di sana. Karena itu, aku ikuti dia. Tiap hari aku mendengarkan ia bercerita mengenai Bapanya yang ada di surga, yang di atas sana. Maka Mrk 10:52 bilang tentang aku yang mantan pengemis buta ini “lalu ia mulai mengikutinya dalam perjalanannya”. Maksudnya, jalan menuju Bapanya – tafsir ini ndak bisa Anda raih dengan eksegese tok lho, karena hanya terjangkau dalam iman yang disebut Yesus tadi. Luk 18:43 mengatakan yang sama ketika bilang tentang diriku “lalu ia mulai mengikuti dia sambil memuliakan Allah”. Allah yang makin kupandangi dalam mengikut Yesus.
Pada akhir tanya jawab itu, terbayang Bartimeus berjalan mengikuti Yesus – ia yang tadi buta itu kini menuntun kita semua mulai memahami apa makna mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Ia juga bukan peminta-minta lagi, ia bisa memberi banyak. Apa rekan-rekan berkeberatan bila dikatakan perjumpaan Bartimeus dengan Yesus itu justru karena si buta ingin lebih tahu cerita Yesus tentang Bapa­nya yang di atas sana, di surga, dan dalam hubungan ini ia memperoleh kembali penglihatannya?
Salam hangat,
A. Gianto