Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, November 30, 2018

Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Adven I/C

diambil dari http://www.mirifica.net/2018/11/28 oleh Rama A. Gianto


DUA WAJAH YERUSALEM

Rekan-rekan yang baik!
Pada hari Minggu Adven I tahun C dibacakan Luk 21:25-28.34-36. Di situ disebutkan bahwa pada akhir zaman nanti akan ada pelbagai kekacauan. Tapi pada saat itu juga orang akan “akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaannya” (ayat 27). Lukas menerapkan Dan 7:13 pada Yesus, yang dengan kebangkitannya telah menandai berakhirnya kekuasaan maut dan kekacauan. Ulasan kali ini ada banyak hubungannya dengan pembicaraan mengenai Injil hari Minggu Biasa XXXIII/B yakni Mrk 13:24-32 karena sama-sama mengupas tema “akhir zaman”. Tetapi ada beberapa hal yang dapat disebut sebagai kekhasan Lukas.
Dua Wajah Yerusalem
Lukas menerapkan gelagat kosmik mengenai akhir zaman (Luk 21:25-26; yang diambil dari Mrk 13:24-27) kepada peristiwa dihancurkannya kota Yerusalem pada tahun 70 oleh tentara Titus yang datang menumpas pemberontakan orang Yahudi. Runtuhnya Yerusalem diungkapkan dalam Luk 21:20-24. Orang yang mengalami bencana itu dikatakan “akan melihat Anak manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaannya” (Luk 21:27). Maksudnya, orang akan teringat akan Dan 7:13 yang intinya menunjukkan bahwa kekuatan jahat sudah dipunahkan Tuhan dan kini Anak Manusia, yakni Yesus, menerima kuasa atas seluruh alam semesta. Bagi Lukas, kota “Yerusalem” dari zaman Perjanjian Lama sudah punah, seperti halnya kekuatan jahat yang dalam Dan 7 digariskan punah karena terlalu dihuni oleh kekuatan-kekuatan jahat yang menolak kehadiran Yesus. Kehancuran Yerusalem oleh balatentara Romawi bagi Lukas menjadi penegasan dari kebenaran iman ini. Tentu saja kota itu kemudian dibangun kembali pada zaman generasi kedua orang kristiani. Tetapi bagi Lukas, Yerusalem ini sudah bukan lagi realitas fisik melainkan realitas iman, yakni kota suci tempat Yesus menyatakan siapa dirinya secara utuh ketika wafat dan bangkit. Menarik bagi ilmu tafsir, dalam tulisannya, Lukas memakai dua bentuk Yunani nama Yerusalem, yang pertama ialah “Ierousaleem” (=Yerusalem dalam perspektif penolakan terhadap Yesus) dan “Hierosolyma” (=Yerusalem dalam perspektif kota suci yang menerima Yesus). Nah yang akan lumat ialah “Ierousaleem”, yakni kota yang telah menolak Yesus. Dalam rangka itulah maka Lukas menuliskan nasihat “berjaga-jaga agar hati tidak dibebani oleh pesta pora dan kemabukan serta kekhawatiran hidup sehari-hari…” (Luk 21:34). Yang dimaksud di sini ialah ajakan agar orang tidak bersikap ekstrem melulu senang-senang tak peduli toh akhir zaman akan datang atau bersikap gelisah terus-terusan dengan alasan yang sama. Dua sikap yang saling berlawanan itu bisa terjadi dalam menghadapi perspektif “zaman edan”. Mengapa Lukas menasihati agar orang menjauh dari sikap ini? Tak lain tak bukan karena dua sikap itu sama-sama menutup diri bagi kehadiran Yang Ilahi dalam kehidupan ini. Kedua-duanya tidak memberi ruang gerak pada Roh yang diutus Yesus untuk menghibur dan menopang kehidupan sehingga orang dapat menghadapi akhir zaman dengan kuat, supaya “tahan berdiri di hadapan Anak Allah” (Luk 21:36). Roh Tuhan sendirilah yang akan menuntun orang lewat penghakiman terakhir itu. Jadi bagi Lukas, yang paling penting dalam menghadapi prospek akhir zaman itu ialah keterbukaan kepada Tuhan yang mau menyertai manusia.
Antara Kelahiran Yesus dan Parousia
Manakah hubungan antara prospek Parousia (kedatangan Anak Manusia di akhir zaman) dengan permulaan Masa Adven menyongsong pesta kelahiran Sang Penyelamat? Dalam kisah-kisah kelahiran Yesus ditekankan kesederhanaannya, juga kesederhanaan orang-orang yang mengitarinya. Dia yang lahir di Betlehem itu sama dengan dia yang nanti akan datang kembali dengan segala kemuliaannya pada akhir zaman. Bagaimana tokoh yang sesederhana itu bisa sama dengan dia yang akan datang dengan mulia dan memperoleh kuasa atas jagat ini? Lukas dalam seluruh Injilnya mengajarkan bahwa itu semua terjadi lewat perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem. Dengan kedatangannya kota itu mengadili diri: bila menolak, maka kota itu menjadi kota “Ierousaleem”, yang prospek kehancurannya sudah jelas. Bila menerimanya, maka kota itu akan menjadi kota suci “Hierosolyma” yang abadi. Jadi kedatangan Penyelamat yang persiapannya dirayakan dalam Masa Adven ini akan menentukan nasib banyak orang.
Kita ingat kata-kata Simeon di Bait Allah tentang Yesus dalam Luk 2:34: “…Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan” Kemudian Simeon berkata kepada Maria: “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Makna kata-kata ini tidak mudah dipahami. Pedang ialah barang tajam yang akan membelah. Begitulah kehadiran Yesus akan membelah pikiran hati orang. Ia akan memilah yang jahat dari yang baik dalam diri orang, seperti halnya kedatangannya memisahkan “Ierousaleem” (kota Yerusalem yang dirundung kekuatan jahat) dari “Hierosolyma” (kota Yerusalem sejauh menerimanya). Maria adalah orang pertama juga yang akan menjadi penghuni kota suci “Hierosolyma” dan meninggalkan kota “Ierousaleem” yang menghukum diri tadi. Sebetulnya Maria mewakili semua orang yang bakal menerimanya. Maria orang pertama yang menerima kehadiran Yesus dalam kehidupannya, yakni ketika mengucapkan “fiat”.
Bila pikiran Lukas diterapkan ke kehidupan kini maka dapat dikatakan bahwa kedatangan Penyelamat yang kita songsong dalam Masa Adven ini akan membuat kita seperti kota Yerusalem. Bagian dari diri kita dan jagat ini yang menolak digariskan akan hancur, tak tahan di hadapan dia yang nanti datang dengan kemuliaannya. Tapi bagian yang menerima akan ikut serta dalam keabadiannya. Memang yang akan datang itu kini ialah orok sederhana di Betlehem, tidak menakutkan dan tidak selayaknya menggetarkan. Kita dan dunia kita masih mempunyai kesempatan dari tahun ke tahun sembari memasuki Masa Adven untuk belajar menerimanya dan saling mengajarkan bagaimana cara menerimanya sehingga nanti kalau ia datang kembali dengan kebesarannya kita mendapati diri dalam pilihan sikap yang cocok.
Tentang Hari Kiamat
Sekali-sekali muncul berita mengenai adanya gerakan sekte tertentu yang menekankan prospek hari kiamat. Memang sebelum zaman Yesus sudah ada kelompok-kelompok orang yang mau tahu kapan datangnya kehancuran kosmik. Ada pandangan bahwa kehidupan manusia dan dunia ini pada hakikatnya jahat, buruk secara mendasar. Dan yang buruk begitu itu ditakdirkan hancur, hanya tinggal tunggu kapan. Tetapi ada segelintir orang yang merasa memperoleh pengetahuan khusus mengenai kapan berakhirnya jagat ini dan bagaimana melepaskan diri dari kungkungan takdir lahiriah. Dan mereka mengajarkan cara hidup alternatif, memisahkan diri dari khalayak umum. Ada pula ekses-eksesnya sampai misalnya meminumkan racun kepada anggota sekte dan bunuh diri dengan gagasan bahwa hidup ini kan tiada bernilai lagi dan agar tak diperburuk dengan hidup terus (=“berdosa” tok dalam pandangan itu). Sekte-sekte ini muncul di beberapa tempat di dunia, di Amerika Selatan, di Indonesia, di Jepang, sering dengan “warna” kristen.
Namun demikian, ajaran kristiani mengenai hari terakhir seperti terdapat dalam Kitab Suci bukan ajaran yang menekankan kapan hari itu datang melainkan dua hal ini: (1) Orang kristiani menantikan kedatangan Yesus Kristus kembali (Parousia) yang akan mengajak orang-orang yang berkehendak baik dan percaya ikut serta ke dalam kebesarannya (Mrk 13:24-32 dan paralelnya dalam Mat dan Luk). Hal ini adalah kepastian iman. (2) Mengenai penghakiman terakhir, yang ditekankan bukan perihal hukuman atau pahala, melainkan ajakan untuk mawas diri apakah orang menghormati kemanusiaan, dan punya andil dalam meringankan penderitaan sesama, dll. seperti dalam Mat 25:31-46. Kapan itu terjadi bukan urusan manusia, bukan urusan malaikat, bahkan Anak Manusia yang bakal datang dengan kebesarannya itu pun tidak tahu. Hanya Bapa, maksudnya Tuhan yang Maharahim, sajalah yang menentukan saatnya (Mrk 13:32). Namun yang dapat diketahui yakni bahwa dua peristiwa di atas itu benar-benar akan terjadi. Oleh karenanya orang diajak bersiap-siap. Caranya bukan dengan diam saja (kayak orang yang dapat satu talenta), atau mendahului Tuhan (kayak sekte-sekte hari kiamat), melainkan dengan ikut mengusahakan kemanusiaan yang makin cocok dengan martabat yang dimaui Pencipta, dengan bertanggung jawab kepada sesama, dengan membawakan wajah Tuhan yang Maharahim, bukan Tuhan yang penghukum.
Gagasan dalam Kitab Suci itu kemudian berkembang menjadi ajaran eskatologi dalam doktrin Gereja. Ajaran mengenai kejadian-kejadian pada akhir nanti (ta eskhata) sebenarnya bukan penglihatan mengenai apa yang bakal terjadi atau laporan ke depan tentang hari kiamat. Sebagai orang yang percaya akan kebangkitan Kristus, orang kristiani sudah ambil bagian dalam kenyataan akhir zaman secara batiniah. Akhir zaman itu sudah dialami Kristus dan akan dibagikan kepada kita sampai utuh. Yang penting kini yakni dapat mempertanggungjawabkan apa andil kita dalam membuat kemanusiaan makin ikut serta bangkit dan mendapat perkenan Tuhan. Masih ada waktu dan waktu menjadi jalan rahmat keselamatan bagi diri dan bagi sesama, juga dalam kerja sama dengan orang-orang yang percaya akan kehadiran Tuhan walaupun berbeda agama. Warta kristiani itu warta gembira bukan warta yang meniupkan rasa takut dan waswas akan hari kiamat. Orang yang menekankan kiamat sebagai kiamat tok sebetulnya tidak memberi ruang bagi kerahiman Tuhan dan menolak kemungkinan bahwa Ia dapat bertindak merdeka. Pandangan seperti ini sebenarnya main hakim sendiri, bukan dalam ukuran kecil-kecilan belaka, melainkan justru dalam ukuran kosmik! Agama manapun tidak mengizinkan pendapat seperti ini. Suara hati juga tak dapat menerimanya.
Salam hangat,

Percikan Nas Sabtu, 01 November 2018

Peringatan Wajib Dionisius dan Redemptus
Warna liturgi merah

Bacaan-bacaan:
Why. 22:1-7; Mzm. 95:1-2,3-5,6-7; Luk. 21:34-36. BcO Dan. 12:1-13.

Nas Injil:
34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. 36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Percikan Nas:
Suatu kali saya mendapat catatan akan sesuatu yang kupakai. Kala itu saya hanya terdiam dan berpikir. Tidak tahu harus ke mana mencari penggantinya. Di doa malam saya bersimpuh di hadapan Tuhan dan memohon Tuhan memberi petunjuk dan jalan. Tidak lama sesudah itu Tuhan pun menyediakan yang saya perlukan.
Hari ini adalah hari terakhir dalam kalender liturgi. Kita akan memasuki masa adven dengan kalender liturgi yang baru. Tahun baru liturgi akan segera datang. Pada masa seperti itu Tuhan mengajak kita untuk berjaga-jaga dan senantiasa berdoa, “supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia” (Luk 21:36).
Doa adalah kekuatan orang beriman. Dalam doa kita percaya Tuhan mencukupi kebutuhan kita. Dengan doa kita pun akan kuat menghadapi kehidupan dan siap kala menghadap Anak Manusia. Marilah kita senantiasa tekun berdoa. Tuhan akan menguatkan kita dan menjagai kita.

Doa:
Tuhan kami percaya Engkau tidak akan pernah meninggalkanku. Kami pun tak ingin meninggalkan-Mu. Semoga hidupku adalah doa percaya pada penyelenggaraan-Mu. Amin.

Senantiasa berdoa

Semangat baru menyongsong liturgi baru.
(goeng).

Lamunan Peringatan Wajib

Beato Dionisius dan Beato Redemptus, Biarawan dan Martir
Sabtu, 1 Desember 2018

Lukas 21:34-36

21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, semua orang akan setuju kalau yang namanya makan dan makanan adalah hal dasar untuk menjaga kesegaran badan. Bahkan dalam kehidupan manusia pangan adalah kebutuhan dasar.
  • Tampaknya, makin maju seseorang makin pandailah dia mengolah dan menemukan model-model makanan yang tidak sekedar menjadi asupan badan. Model-model kuliner dapat menjadikan makanan bagaikan kenikmatan dan kebanggaan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun pangan dan berbagai asupan duniawi dibutuhkan, orang tak akan terpenjara oleh selera enaknya masakan tertentu bahkan berjuang selalu menikmatinya sehingga dapat berganti pola lain kalau tubuh berada dalam kondisi berbahaya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menyantap berbagai asupan yang sesuai dengan perkembangan keadaan badan sehingga tak dikalahkan oleh selera kenikmatan tertentu.
Ah, yang menyegarkan itu ya yang sesuai dengan selera.

Percikan Nas Jumat, 30 November 2018

Pesta St. Andreas
warna liturgi Merah

Bacaan-bacaan:
Rm. 10:9-18; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 4:18-22. BcO 1Kor. 1:17-2:5.

Nas Injil:
18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka 22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Percikan Nas:
Hari ini adalah pesta St. Andreas Rasul. Ia bersama Petrus kala diundang oleh Yesus segera meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus. Ia pun menjadi pengikut yang setia sampai akhir hidupnya. Ia melepaskan semua miliknya dan menyatu dengan Kristus. Hanya Kristus yang hidup dalam dirinya bukan Andreas.
Penyerahan diri yang total dari Andreas ini memberikan berkat padanya. Nama Andreas pun hidup dan menggema dalam sejarah hidup Gereja. Banyak orang memakainya sebagai nama pelindungnya.
Kadang ada orang yang tidak tahan kalau yang dibesarkan nama Tuhan dan dirinya tenggelam. Karena itu ia pun berusaha menampilkan diri sebagai yang lebih hebat. Biasanya orang seperti itu malah akan tenggelam. Mari kita teladan St. Andreas, hanya Kristus yang utama. Sikap seperti Andreas tidak akan membuat diri kita habis. Tuhan yang akan menjaga nama kita.

Doa:
Tuhan, semoga hanya nama-Mu yang besar. Kami hanyalah abdi-Mu. Jauhkanlah kami dari kesombongan diri untuk menjadi yang utama. Amin.

Hanya nama Tuhan

Doa untuk arwah orang beriman di bulan November.
(goeng).

Thursday, November 29, 2018

Santo Andreas Rasul

diambil dari katakombe.org/para-rasul Hits11281 Diterbitkan10 Agustus 2013 Diperbaharui15 Desember 2016

  • Perayaan
    30 November
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  • Kota asal
    Bethsaida, Galilea
  • Wilayah karya
    Yerusalem, Yunani
  • Wafat
    Martir; disalibkan pada Saltire (salib berbentuk X) di Patras Yunani
  • Beatifikasi
    -
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Santo Andreas berasal dari Betsaida di Galilea, tanah Israel. Ia bersama saudaranya Simon Petrus adalah teman sekota kelahiran dengan seorang murid Yesus yang lain yaitu Filipus. Andreas dan Petrus hidup dengan bekerja sebagai nelayan penjala ikan di danau Galilea. Mereka tinggal serumah, bersama-sama dengan ibu mertua Petrus, di kota Kapernaum.
Awalnya Andreas adalah murid Yohanes Pembaptis. Tetapi, ketika Yohanes menunjuk kepada Yesus dan berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah,” Andreas mengerti bahwa Yesus lebih besar daripada Yohanes. Pada saat itu juga ia meninggalkan Yohanes untuk mengikuti Yesus.
Yesus tahu bahwa Andreas mengikuti-Nya dari belakang. Yesus berbalik dan bertanya, “Apakah yang kamu cari?”. Andreas menjawab bahwa ia ingin tahu di manakah Yesus tinggal. Yesus menjawab, “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Belum lama Andreas tinggal bersama Yesus, ketika ia menyadari bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias. Sejak saat itu, ia memutuskan untuk mengikuti Yesus.
Andreas jugalah yang memperkenalkan Petrus kepada Yesus. Setelah bertemu dengan Yesus ia memberitahukan kepada Simon, saudaranya : "Kami telah menemukan Mesias". Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."  
Andreas dipilih Yesus menjadi salah seorang dari 12 rasul-Nya yang utama, seperti yang dicatat di semua Injil dan Kisah Para Rasul.  Andreas selalu berada disisi Yesus dalam semua perjalananNya.
Dalam peristiwa mujizat pemberian makan lebih dari 5000 orang, Andreas mempunyai peranan dalam memperkenalkan anak yang membawa 5 roti jelai dan 2 ikan kepada Yesus dengan kata-kata: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini...?"
Setelah Yesus naik ke surga, Andreas ada di antara rasul-rasul lainnya di ruang atas untuk menantikan turunnya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Konon, ia kemudian mewartakan Injil di Scytia dan Yunani, dan kemudian menurut tradisi (yang agak diragukan), ia pergi ke Byzantium, di mana ia mengangkat Stachys menjadi Uskup setempat.
Menurut tradisi Andreas wafat sebagai martir di Patras, Acaia, (Yunani). Ia digantung pada sebuah saltire (salib yang berbentuk huruf "X" ) selama 2 hari, dan selama itu ia terus berkotbah kepada khalayak yang datang menyaksikannya. Ia tidak dipakukan melainkan diikat saja pada salib itu, sehingga lebih lama ia menderita sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Salib berbentuk X ini kemudian dinamakan orang "Salib Santo Andreas".
St.Hieronimus menulis bahwa Relikwi Santo Andreas diambil dari Patras dan dibawa ke Konstantinopel atas perintah kaisar Konstantius II sekitar tahun 357.  Relikwi ini kemudian disimpan di Gereja Para Rasul Kudus di Konstantinopel. Pada tahun 1461 sebagian relikwi santo Andreas diberikan kepada Paus Pius II.  Relikwi ini kemudian ditempatkan dalam salah satu dari empat pilar tengah Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Pada saat kejatuhan kota Konstantinopel, relikwi Santo Andreas dan Santo Petrus yang disimpan dikota itu diselamatkan ke kota Amalfi Italia, oleh Kardinal Petrus dari Capua. Disana sebuah Khatedral yang indah kemudian dibangun untuk menyimpan relik tersebut. Khatedral ini diberi nama Duomo (khatedral) di Sant'Andrea, Amalfi, Italia.
Pada September 1964, Paus Paulus VI, sebagai itikad baik terhadap Gereja Ortodoks Yunani, memerintahkan agar semua relikwi dan peninggalan St. Andreas yang berada di Vatican dikirim kembali ke Patras. Pada tanggal 24 September 1964 Kardinal Augustin Bea bersama dengan banyak kardinal lainnya menghantarkan relikwi St. Andreas kepada Patriark (Uskup) Konstantinus di Patras. 
Pada tanggal 19 Januari 1980 Salib St. Andreas yang diambil dari Patras Yunani pada masa Perang Salib oleh Duke of Burgundy juga dikembalikan ke Patras setelah selama beberapa abad Relikwi tersebut disimpan di gereja St. Victor di Marseilles Perancis. Relikwi tersebut diserahkan kepada Patriark Patras Nikodemus oleh delegasi Gereja Katolik yang dipimpin oleh Kardinal Roger Etchegaray.  Semua Relikwi yang dikembalikan tersebut termasuk juga sisa-sisa salib X tempat rasul ini menjadi martir, kini disimpan di Gereja St. Andreas Patras; di sebuah Altar khusus dan dihormati dalam sebuah upacara khusus setiap 30 November hari pestanya.
Santo Andreas juga dihormati sebagai Santo Pelindung untuk Negara Scotlandia. Bendera Negara Scotlandia adalah gambar dari salib Santo Andreas. Kisahnya : Suatu ketika Raja Scotlandia Angus Mac Fergus menghadapi serbuan dari bala tentara musuh yang sangat besar. Ia kemudian berdoa memohon bimbingan Tuhan. Secara ajaib ia melihat sebuah awan putih berbentuk Saltire (salib berbentuk X lambang Santo Andreas) melayang di langit biru di atas kepalanya. Raja Angus kemudian berdevosi pada Santo Andreas dan memenangkan perang yang sangat menentukan masa depan kerajaannya. Sejak saat itu ia memutuskan bahwa Santo Andreas akan menjadi santo pelindung bagi Scotlandia. Menyusul kemenangan Robert Bruce pada Pertempuran Bannockburn pada tahun 1314, Deklarasi Arbroath dengan resmi menyatakan bahwa Santo Andreas adalah Santo pelindung Skotlandia. Dikemudian hari gambar Saltire diresmikan menjadi bendera nasional Negara Skotlandia pada tahun 1385. Sumber : Katakombe.Org

Lamunan Pesta

Santo Andreas, Rasul
Jumat, 30 November 2018

Matius 4: 18-22

4:18. Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
4:20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
4:21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka
4:22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang beragama dapat berkeyakinan bahwa kata-kata ilahi diketemukan di dalam buku-buku suci. Dengan membaca Kitab Suci atau buku-buku keagamaan orang dapat menemukan kehendak ilahi.
  • Tampaknya, orang beragama juga dapat berkeyakinan bahwa di dalam peribadatan juga dapat didengar suara ilahi. Dengan biasa berdoa dan ikut peribadatan orang bisa menyadari kehendak ilahi.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, walau rajin baca buku agama dan beribadat, itu bukan jaminan orang sambung dengan Tuhan kalau tak ada keheningan batin yang membuat orang juga mampu menangkap kehendak-Nya di tengah kesibukan kerja harian. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang memiliki hati hening sehingga selalu mampu mendengar sapaan-Nya sekalipun dalam kesibukan hidup hariannya.
Ah, mau ketemu Tuhan ya harus menyingkir dari kesibukan harian.

Beato Redemptus a Cruce

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits3886 Diterbitkan21 Agustus 2014 Diperbaharui27 November 2016

  • Perayaan
    29 November
  • Lahir
    15 Maret 1598
  • Kota asal
    Paredes, Portugal
  • Wilayah karya
    Goa - India, Sumatra - Indonesia
  • Wafat
    Martir - Ditembak dengan panah lalu lehernya digorok; di Aceh Indonesia pada tanggal 27 November 1638
  • Beatifikasi
    tanggal 10 Juni 1900 oleh Paus Leo XIII Sumber : Katakombe.Org
Redemptus lahir di Paredes, Portugal pada tanggal 15 Maret 1598 dari sebuah keluarga tani yang miskin namun saleh dan taat agama. Orangtuanya memberinya nama Tomás Rodrigues da Cunha di Paredes. Semenjak usia muda, ia masuk dinas ketentaraan Portugis dan ditugaskan ke India. Namun pada tahun 1615 Ia mengundurkan diri dari dinas ketentaraan karena ingin menjadi biarawan. Ia lalu bergabung dengan biara karmel di Goa sebagai seorang Bruder dan mengambil nama biara Redemptus dari Salib (Redemptus a Cruce). Di biara inilah ia bertemu dengan seorang biarawan kudus yang dulunya adalah seorang pelaut dan juga seorang tentara yang bernama Dionisius a Nativitate.
Pada tahun 1638, Wakil Raja Portugis di Goa, Pedro da Silva, bermaksud mengirim misi diplomatik ke Aceh yang baru saja berganti sultan; dari Sultan Iskandar Muda ke Sultan Iskandar Thani. Pedro da Silva ingin menjalin hubungan persahabatan karena hubungannya dengan sultan terdahulu tidak begitu baik. Sebagai seorang bekas pelaut yang sudah pernah datang ke Banten, Dionisius ditunjuk sebagai almosenir, juru bahasa dan pandu laut. Oleh karena itu tahbisan imamatnya dipercepat. Dionisius ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1637 oleh Mgr. Alfonso Mendez. Bruder Redemptus dengan izinan atasannya ikut serta dalam perjalanan dinas itu sebagai pembantu.
Misi ini dipimpin oleh Dom Francisco Sousa de Castro sebagai duta. Para anggota misi yang lainnya adalah : Pater tentara Dionisius, Bruder Redemptus, Don Ludovico da Soza, dua orang biarawan Fransiskan, seorang pribumi dan 60 orang awak kapal. Mereka berlabuh di Ole-Ole (kini: Kotaraja) dan disambut dengan ramah.
Tetapi keramahan orang Aceh ternyata hanyalah tipu muslihat belaka. Orang-orang Belanda telah menghasut Sultan Iskandar Thani dengan menyebarkan isu bahwa bangsa Portugis datang hanya untuk menyebarkan agama Katolik di wilayah Aceh. Karena itu semua anggota misi ini ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa agar menyangkal imannya. Selama sebulan mereka meringkuk di dalam penjara dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Beberapa orang dari antara mereka meninggalkan imannya untuk membeli kebebasan mereka.
Dionisius dan Redemptus terus meneguhkan iman saudara-saudaranya dan memberi mereka hiburan. Akhirnya di pesisir pantai tentara sultan mengumumkan bahwa mereka dihukum mati bukan karena berkebangsaan Portugis melainkan karena mereka adalah pemeluk agama KatoIik. Maklumat sultan ini diterjemahkan oleh Pater Dionisius kepada teman-temannya.
Sebelum menyerahkan nyawa ke tangan para algojo, mereka semua berdoa dan Pater Dionisius mengambil salib dan memperlihatkan kepada mereka supaya jangan mundur, melainkan bersedia mengorbankan nyawa demi Kristus Yang Tersalib dan yang telah menebus dosa dunia, dosa mereka. Dionisius memohon ampun kepada Tuhan dan memberikan absolusi terakhir kepada mereka satu per satu. Segera tentara menyeret Dionisius dan dimulailah pembantaian massal.
Setelah teman-temannya dibunuh satu-demi satu, Pater Dionisius masih bersaksi tentang Kristus dengan penuh semangat. Kotbahnya itu justru semakin menambah kebencian rakyat Aceh terhadapnya. Algojo-algojo semakin beringas untuk segera menamatkan riwayat Dionisius. Namun langkah mereka terhenti di hadapan Dionisius. Dengan sekuat tenaga mereka menghunuskan kelewang dan tombak akan tetapi seolah-olah ada kekuatan yang menahan, sehingga tidak ada yang berani. Segera kepala algojo mengirim utusan kepada sultan agar menambah bala bantuan.
Dionisus lalu berdoa kepada Tuhan agar niatnya menjadi martir dikabulkan. Dan permintaannya dikabulkan. Seorang algojo - yang adalah seorang Kristen Malaka yang murtad - mengangkat gada dan mengayunkan dengan keras ke kepala Dionisius, disusul dengan kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari tubuhnya.
Kemartiran Dionisius dengan kawan-kawannya disahkan Tuhan: mayat mereka selama 7 bulan tidak hancur, tetap segar seperti sedang tidur. Menurut saksi mata, jenazah Dionisius sangat merepotkan orang sekitarnya, karena setiap kali dibuang - ke laut dan tengah hutan - senantiasa kembali lagi ke tempat ia dibunuh. Akhirnya jenazahnya dengan hormat dimakamkan di Pulau Dien ('pulau buangan'). Kemudian dipindahkan ke Goa, India.
Pater Dionisius a Nativity di beatifikasi bersama dengan Bruder Redemptus a Cruce pada tanggal 10 Juni 1900 oleh Paus Leo XIII. Sumber : Katakombe.Org

Wednesday, November 28, 2018

Percikan Nas Kamis, 29 November 2018

Fredericus dr Regensburg
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Why. 18:1-2,21-23; 19:1-3,9a; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 21:20-28. BcO Dan. 9:1-4,18-27.

Nas Injil:
20 "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. 21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, 22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. 23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, 24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu." 25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

Percikan Nas:
Ketika masa krisis barang-barang kebutuhan sulit didapat. Bahan bakar langka. Semua orang harus antre panjang untuk mendapatkannya. Lumayan kala giliran tiba barang yang dimau ada. Apes kalau tidak ada. Kalau yang langka itu susu bayi atau orang hamil makin sedih rasanya.
Tuhan memberikan gambaran akan datang masa sulit. Pada masa tersebut para ibu hamil akan merasa paling celaka. “Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini” (Luk 21:23). Mereka akan mengalami kesulitan dan kepedihan.
Suasana perang dan krisis sangat tidak menyenangkan. Semua orang akan susah. Rakyat jauh lebih susah. Maka mari kita jaga perdamaian. Jangan sampai perang melanda. Konflik saja membawa perkara apalagi perang. Mari kita jadi duta-duta damai.

Doa:
Tuhan jauhkanlah kami dari perang dan konflik yang berkepanjangan. Semoga kami berjiwa damai dan pendamai. Sentuhlah umat manusia agar tidak mengedepankan jiwa perang. Amin.

Duta Damai

Doa untuk arwah orang beriman di bulan November.
(goeng).

Lamunan Pekan Biasa XXXIV

Kamis, 29 November 2018

Lukas 21:20-28

21:20. "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat.
21:21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota,
21:22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis.
21:23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini,
21:24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang dapat merasa amat takut berhadapan dengan berbagai bencana. Gempa, banjir, tsunami di daerah-daerah tertentu memang membuat orang-orang di daerah kuatir dan ketakutan.
  • Tampaknya, orang juga dapat cemas kalau menghadapi adanya gejolak sosial. Persaingan dalam perebutan status kekuasaan dapat membuat masyarakat terbelah dan terkotak-kotak.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun berhadapan dengan situasi dan kondisi kacau bahkan mengerikan, orang akan tetap tegak tegar siap menghadapi apapun karena keyakinan adanya anugrah indah pasca itu semua. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan yakin bahwa kehidupan ini makin lama akan makin baik sekalipun di dalam proses ada hal-hal yang membuat gundah susah bahkan amat memprihatinkan.
Ah, bagaimanapun hidup sungguh terpuruk kalau segalanya hancur.

Santa Katarina Laboure

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits7559 Diterbitkan21 Agustus 2014 Diperbaharui21 Agustus 2014

  • Perayaan
    28 November
  • Lahir
    2 Mei 1806
  • Kota asal
    Fain-les-Moûtiers, Côte d’Or, Perancis
  • Wafat
    31 Desember 1876 - Oleh sebab alamiah
    Pada tahun 1933 tubuhnya ditemukan tetap utuh
  • Venerasi
    19 Juli 1931 oleh Paus Pius XI (decree of heroic virtues)
  • Beatifikasi
    28 Mei 1933 oleh Paus Pius XI
  • Kanonisasi
    27 Juli 1947 oleh Paus Pius XII Sumber : Katakombe.Org
Nama kecil Santa Katarina Laboure adalah : Zoe Laboure. Ia lahir di desa Fainles Mautiers, Prancis pada tanggal 2 Mei 1806, anak kesembilan dari 11 orang bersaudara.  Ayahnya bernama Pierre Laboure, adalah seorang petani yang sangat bersahaja namun saleh. Ibundanya, Louise Madeleine Gontard, juga adalah seorang katolik yang sangat saleh. Ibunda Santa Katarina meninggal pada tanggal 9 Oktober 1815, ketika ia baru berusia sembilan tahun. Dikisahkan bahwa setelah pemakaman ibunya, Katarina mengambil patung Santa Perawan Maria dan menciumnya seraya berbisik; "Sekarang engkaulah ibuku."  
Setelah kematian ibundanya, Katarina bekerja dan tinggal dirumah bibinya  di Saint-Rémy, sebuah desa yang berjarak sembilan kilometer dari rumah mereka.  Namun karena tertarik dengan kehidupan religius; ia memutuskan untuk  masuk biara Suster “Puteri Kasih”  (didirikan oleh Santo Vincentius de Paul) dan diberi nama biara “Katarina”. Ia kemudian menjadi seorang suster yang amat sederhana, saleh, rajin serta penuh pengabdian.
Beberapa hari setelah menjadi postulan di biara Rue de Bac, Paris,  Bunda Maria menampakkan diri kepadanya.  Pada tengah malam tanggal 18/19 Juli 1830, suster Katarina terjaga dari tidurnya karena suatu suara ajaib yang memanggilnya sebanyak tiga kali :  "Suster Laboure . . . Suster Laboure . . . Suster Laboure!" Ia tersentak bangun dan tampaklah di hadapannya seorang anak kecil berusia kira-kira 4 sampai 5 tahun. Anak kecil ini mengajaknya ke kapela biara.  
"Bunda Maria menanti engkau di kapel!" kata anak kecil itu. Dalam sikap ragu-ragu, penuh tanda tanya dan takut, Suster Katarina bersama anak kecil ajaib itu melangkah ke kapel. Herannya, semua pintu kapel terbuka dengan sendirinya, lilin-lilin dan lampu-lampu di dalam kapel itu menyala. Dan benarlah pemberitahuan anak kecil itu! Setelah menunggu setengah jam lamanya, tiba-tiba anak kecil itu berseru: "Lihat, itulah Bunda Maria!" Bunda Maria muncul dan berlutut menyembah Sakramen Mahakudus, lalu duduk di kursi Pastor Kepala. Suster Katarina segera mendekatinya dan meletakkan tangannya di atas pangkuan Bunda Maria. Lebih dari dua jam lamanya Bunda Maria berbicara dengan Katarina perihal tugas perutusannya yang dipercayakan Tuhan kepadanya.
Pada tanggal 27 November 1830, jam setengah enam malam, sekali lagi Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dalam rupa sebuah gambar. Bunda Maria tampak sedang berdiri di atas bola bumi dengan berkas-berkas cahaya ajaib memancar dari tangannya. Bola bumi itu dikelilingi tulisan berikut : "Oh Maria yang dikandung tanpa noda dosa, doakanlah kami yang berlindung kepadamu!" Gambar itu lalu membalik dan menampakkan huruf "M"; di atasnya terdapat sebuah hati dan salib yang saling berhubungan. Sementara itu terdengar olehnya suruhan Bunda Maria agar ia segera membuat satu medali yang berbentuk bulat lonjong seperti yang tergambar dalam tanda penampakan itu. Bunda Maria berjanji : "Semua orang yang mengenakan medali ini pada lehernya akan memperoleh karunia khusus." Katarina, meneruskan pesan tersebut kepada yang berwajib. Lalu sesuai suruhan Bunda Maria, dibuatlah medali tersebut dan segera disebarluaskan kepada umat. Banyaklah permohonan yang terkabul karena medali tersebut, misalnya penyembuhan, pertobatan dll. Semuanya itu sungguh-sungguh ajaib, karena semula hal-hal itu memang tak dapat diatasi dengan cara biasa.
Penampakan itu terus berlanjut beberapa kali lagi sampai bulan September 1881. Kemudian Suster Katarina menceritakan penampakan-penampakan itu dengan jelas kepada Pastor Aladel, Bapa Pengakuannya. Setelah diselidiki dengan saksama, pastor itu mohon kepada Uskup Agung de Quelen di Paris untuk memberikan restu dan izin bagi pembuatan medali tersebut. Medali inilah yang sekarang lazim disebut 'Medali Wasiat'. Kata 'wasiat' tidak menunjuk kepada hasil yang diperoleh umat oleh karena memakai medali itu, melainkan menunjuk pada asal dan cara bagaimana medali itu terjadi.
Katarina melanjutkan cara hidupnya dalam kesederhanaan dan kerendahan hati dengan melakukan tugasnya sebagai penjaga pintu dan tukang masak di biara Enghien-Reuilly. Rahasia penampakan Bunda Maria yang dialaminya tidak diketahui oleh rekan-rekannya sebiara. Delapan bulan sebelum kematiannya, barulah ia menceritakan beberapa penampakan yang dialaminya kepada Suster Dufes, Superiornya.
Suster Katarina Laboure meninggal dunia pada tanggal 31 Desember 1876 dalam usia 70 tahun.
Pada tahun 1933, demi proses beatifikasinya, makamnya digali kembali dan tubuhnya ditemukan tetap utuh. Saat ini tubuh Santa Katarina yang masih utuh tersebut diletakkan dalam sebuah peti mati kaca di samping altar Kapela Santa Maria dari Medali Ajaib (sering hanya disebut oleh alamatnya, 140 Rue du Bac), Paris;  tempat di mana Bunda Maria pernah menampakkan diri kepadanya.
Santa Katarina Laboure dibeatifikasi pada tanggal 28 Mei 1933 oleh Paus Pius XI dan dikanonisasi oleh Paus Pius XII pada tanggal 27 Juli 1947 Sumber : Katakombe.Org

Tuesday, November 27, 2018

Percikan Nas Rabu, 28 November 2018

Hari Biasa
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Why. 15:1-4; Mzm. 98:1,2-3ab,7-8,9; Luk. 21:12-19. BcO Dan. 8:1-26.

Nas Injil:
12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. 13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. 14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. 15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. 16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh 17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. 18 Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. 19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."

Percikan Nas:
Membaca bacaan Injil hari ini saya kok jadi ingat persidangan yang dijalani Ahok. Dalam persidangan tersebut rasanya malah Ahok yang mengadili orang-orang yang bersaksi padahal Ahoklah yang semestinya diadili. Ada kesan kata-kata yang dikeluarkan sungguh menjadi jawaban yang mengalir dari rahmat Tuhan. Mereka yang sudah terliputi amarah pun semakin marah menyaksikan semua itu.
Tuhan selalu akan membuka mulut mereka yang setia kepada-Nya. Kala mereka kesulitan Tuhan sendiri yang akan berbicara. “Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu” (Luk 21: 14-15).
Walau keputusannya mungkin tetap dinyatakan bersalah namun dalam kesaksian kita tetap bisa menyampaikan kebenaran. Kebenaran yang disampaikan akan tersimpan di hati mereka yang mendengarkan. Maka kiranya kita perlu tetap yakin Tuhan akan menjaga kita yang percaya kepada-Nya.

Doa:
Bapa mantapkan hati kami untuk menghadirkan diri-Mu. Semoga dalam situasi apa pun kami selalu harus mengandalkan-Mu, terutama kala kami berada dalam kesulitan. Amin.

Tuhan membuka

Doa untuk arwah orang beriman di bulan November.
(goeng).

Lamunan Pekan Biasa XXXIV

Rabu, 28 November 2018

Lukas 21:12-19

21:12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.
21:13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
21:14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.
21:15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
21:16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh
21:17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.
21:18 Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang.
21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di dalam kehidupan beragama kerap dikatakan bahwa dalam Tuhan ada ketentraman. Dengan beragama orang akan dekat dengan Tuhan sehingga terjamin untuk mengalami kedamaian.
  • Tampaknya, di dalam kehidupan beragama juga ada gambaran bahwa Tuhan akan menyingkirkan aral yang melintang di hadapan pemeluknya.  Tuhan tak akan membiarkan umatnya mengalami bahaya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun tak ada seorang pun mengingini berbagai derita dan bahaya, bersama yang ilahi orang yakin selalu ada tuntunan dan kesiagaan berhadapan dengan realita hidup termasuk bahaya permusuhan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengalami anugrah ketenangan bukan berarti tak ada derita dan pertentangan tetapi ketenangan batin berhadapan dengan berbagai kebencian dan fitnah.
Ah, hanya orang sinthing yang tenang tak bereaksi berhadapan dengan fitnah.

Santo Virgilius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits2533 Diterbitkan03 Agustus 2016 Diperbaharui03 Agustus 2016

  • Perayaan
    27 November
  • Lahir
    Hidup pada abad akhir abad ke-8 (tanggal dan tahun lahir tidak diketahui)
  • Kota asal
    Irlandia
  • Wilayah karya
    Austria
  • Wafat
    Tahun 784 di Salzburg, Austria - Sebab alamiah
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Biarawan Benediktin dari Irlandia ini berangkat ziarah ke tanah suci pada tahun 743. Dalam perjalanan pulang, Virgilius memutuskan untuk tidak kembali ke Irlandia dan tinggal di biara Benediktin Santo Petrus di Salzburg Austria. Di biara ini ia giat membantu karya Santo Rupertus. Setelah Santo Rupertus meninggalkan biara karena terpilih menjadi uskup Salzburg, Virgilius terpilih menggantikannya sebagai Abbas (kepala biara) di biara tersebut. 
Pada tahun 765 abbas Virgilius terpilih menjadi Uskup Salzburg.  Karyanya sebagai uskup yang paling dikenang adalah usahanya memperbaiki Katedral Salzburg dan perjuangannya untuk mengkristenkan suku-suku dipedalaman Bavaria dengan mengutus para misionaris kepada mereka.
Uskup Virgilius juga adalah seorang astronom dan saintis. Ia pernah dituduh bidaah karena beberapa ide ilmiah yang dicetuskannya. Seperti ketika ia mengajarkan bahwa bumi ini bulat. Karena itu, orang-orang di dua tempat berbeda di muka bumi yang dihubungkan oleh garis tengah bumi berdiri dengan posisi kaki saling berlawanan (Antipodes).  Ajaran ini ditentang oleh banyak orang, bahkan Virgilius sempat dicap bidaah oleh Santo Bonifasius.
Santo Virgilius tutup usia pada tahun 784. Relikwinya di semayamkan dalam sebuah Reliquary bersama dengan relikwi santo Rupertus di Katedral yang didedikasikan untuk mereka berdua;  Katedral Santo Rupertus dan Virgilius di Salzburg Austria atau Katedral Salzburg
Di Katedral ini pula Komposer terkenal Wolfgang Amadeus Mozart dibabtis dengan nama : Johannes Chrysostomus Wolfgangus Theophilus Mozart. Sumber : Katakombe.Org