Pages

Thursday, May 19, 2016

Lamunan Pekan Biasa VII

Jumat, 20 Mei 2016

Markus 10:1-12

10:1. Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situpun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula.
10:2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?"
10:3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?"
10:4 Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai."
10:5 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.
10:6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan,
10:7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
10:9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
10:10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.
10:11 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.
10:12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada gambaran umum bahwa agama adalah pembawa suasana damai. Dengan beragama hati orang akan memiliki kedamaian dan mudah terbuka untuk relasi kepada siapa pun.
  • Tampaknya, ada gambaran umum bahwa ketaatan pada tata aturan agama adalah tanda ketaatan pada Tuhan. Tata aturan agama membawa orang memiliki daya ilahi.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin hidup keagamaan yang hanya dilandasi perhatian pada bentuk dan atau rumus tata aturan kalau tidak hati-hati justru dapat berbahaya membuat orang hanya mengikuti nafsu keinginan diri sehingga hidupnya bertentangan dengan nilai-nilai ilahi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu berjuang menemukan nilai-nilai terdalam dari setiap bentuk kebiasaan dan rumus tatanan dalam hidup beragama.
Ah, apakah itu tak berbahaya menjadi kebatinan?

No comments:

Post a Comment