Pages

Sunday, January 15, 2017

Lamunan Pekan Biasa II

Senin, 16 Januari 2017

Markus 2:18-22

2:18. Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.
2:20 Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
2:21 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.
2:22 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, setiap agama memiliki praktek-praktek yang menjadi tradisi turun temurun. Umat diwajibkan untuk setia menjalani bentuk-bentuk yang telah ditentukan dalam tradisi.
  • Tampaknya, salah satu praktek tradisi keagamaan adalah berpuasa. Dalam tradisi hidup keagamaan yang disebut puasa membuat orang harus menghindari makan dan minum dalam hari dan waktu tertentu.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, kesejatian tradisi atau kebiasaan hidup keagamaan adalah untuk mengalami kebahagiaan ilahi secara nyata sehingga bentuk-bentuk yang dijalani akan disesuaikan dengan perkembangan zaman bahkan situasi dan kondisi hidup perorangan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan beragama dengan setia mempertahankan nilai-nilai yang ada dalam tradisi-tradisinya untuk dijalani secara dinamis sesuai dengan konteks realita hidup.
Ah, beragama itu berjuang setia menjalani bentuk-bentuk peninggalan tradisi.

No comments:

Post a Comment