Pages

Monday, February 10, 2020

Lamunan Pekan Biasa V

Selasa, 11 Februari 2020

Markus 7:1-13

7:1. Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
7:10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.
7:11 Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban--yaitu persembahan kepada Allah--,
7:12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya.
7:13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, setiap agama mempunyai tatacara untuk menjaga kedekatan dengan yang ilahi. Ada tatacara doa untuk dijalankan secara pribadi dan ada ibadat untuk dijalani bersama.
  • Tampaknya, setiap agama mempunyai bentuk ritual yang harus ditaati untuk menjaga kedekatan dengan Tuhan. Bahkan bentuk ritual itu berasal dari generasi lampau yang dijaga pelaksanaannya secara turun temurun.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun tertib penuh ketaatan dalam menjalani bentuk-bentuk ritual dalam beragama, tetapi kalau orang hanya terpaku pada tata laku lahiriah dan melupakan nilai yang terkandung di dalamnya, dia dapat jatuh dalam kesia-siaan bahkan melawan Tuhan sendiri. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu menjaga nilai-nilai rohani peninggalan masa lampau yang dijalani sesuai dengan perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.
Ah, beragama itu ya menjalani tatacara hidup seperti pendirinya.

No comments:

Post a Comment