Rm. Bambang yang berbicara dalam giliran terakhir menghadirkan sharing yang menggambarkan mengapa kini memiliki hidup sebagai dikatakan oleh Rm. Yadi dan Rm. Boni. Kehadiran anggota keluarga mengingatkannya akan suasana kesendirian akibat tidak mengalami budaya ibu yang harus terjadi hingga usia 2 tahun dan budaya ayah-ibu hingga usia 5 tahun. Dia lahir ketika ibu dan bapaknya sudah bercerai. Hidup remajanya dialami dalam suasana broken home. Tetapi semua ini berubah sesudah Rm. Bambang menghayati kekatolikan dalam topangan umat Kring Ambarrukmo terutama umat yang kini digambarkan dengan hadirnya umat Ambarrukmo (baik dari Paroki Baciro maupun dari Paroki Pringwulung) hingga masuk seminari dan ditahbiskan. Dengan umat Ambarrukmo dia mendapatkan semacam sanak saudara dan keluarga-keluarga tertentu sebagai oase jiwani. Tetapi jiwa gersang yang menghadirkan kegarangan sehingga terkenal galak tetap muncul hingga 7an tahun imamat. Di sini Rm. Bambang merasakan mendapatkan bimbingan dan pelatihan dalam tugasnya dalam bidang Karya Misioner selama 27 tahun hingga menjadi Museum Misi Muntilan. Pak Muji dan teman-teman tim kerja misioner sungguh dihayati sebagai sosok-sosok yang mendidik Rm. Bambang mampu mendengarkan orang lain dan makin berkepedulian. Maka peristiwa peringatan 1000 hari menjadi ajakan menyukuri kasih ilahi yang dengan perantaraan jemaat dapat mengubah hati gersang kering kasih menjadi tanah basah dengan pupuk alami karena dekat dengan Kerajaan Allah.
Saturday, March 12, 2016
SYUKURAN 1000 HARI
Rm. Bambang yang berbicara dalam giliran terakhir menghadirkan sharing yang menggambarkan mengapa kini memiliki hidup sebagai dikatakan oleh Rm. Yadi dan Rm. Boni. Kehadiran anggota keluarga mengingatkannya akan suasana kesendirian akibat tidak mengalami budaya ibu yang harus terjadi hingga usia 2 tahun dan budaya ayah-ibu hingga usia 5 tahun. Dia lahir ketika ibu dan bapaknya sudah bercerai. Hidup remajanya dialami dalam suasana broken home. Tetapi semua ini berubah sesudah Rm. Bambang menghayati kekatolikan dalam topangan umat Kring Ambarrukmo terutama umat yang kini digambarkan dengan hadirnya umat Ambarrukmo (baik dari Paroki Baciro maupun dari Paroki Pringwulung) hingga masuk seminari dan ditahbiskan. Dengan umat Ambarrukmo dia mendapatkan semacam sanak saudara dan keluarga-keluarga tertentu sebagai oase jiwani. Tetapi jiwa gersang yang menghadirkan kegarangan sehingga terkenal galak tetap muncul hingga 7an tahun imamat. Di sini Rm. Bambang merasakan mendapatkan bimbingan dan pelatihan dalam tugasnya dalam bidang Karya Misioner selama 27 tahun hingga menjadi Museum Misi Muntilan. Pak Muji dan teman-teman tim kerja misioner sungguh dihayati sebagai sosok-sosok yang mendidik Rm. Bambang mampu mendengarkan orang lain dan makin berkepedulian. Maka peristiwa peringatan 1000 hari menjadi ajakan menyukuri kasih ilahi yang dengan perantaraan jemaat dapat mengubah hati gersang kering kasih menjadi tanah basah dengan pupuk alami karena dekat dengan Kerajaan Allah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)



0 comments:
Post a Comment