

Domus Pacis
Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"
Indahnya di usia tua
Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga
Tua Yang Bijaksana
Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.


1 Kemudian Yesus berangkat dari situ
dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2 Pada hari
Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika
mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?
Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian
bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3 Bukankah Ia ini tukang kayu,
anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah
saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa
dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi
dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum
keluarganya dan di rumahnya." 5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun
di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya
atas mereka. 6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus
berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Sebetulnya Rm. Bambang agak bingung menghadapi permintaan Rm. Gito pada Senin 23 Januari 2017. Beliau minta kepada Rm. Bambang untuk menelponkan Rama Administrator Keuskupan, yaitu Rm. FX Sukendar. "Kagungan kersa napa?" (Ingin apa?) tanya Rm. Bambang yang dijawab oleh Rm. Gito "Nyuwun confentio khusus" (Minta confentio khusus). Dalam bayangan Rm. Bambang dengan permintaan itu Rm. Gito ingin mengaku dosa secara khusus. Tetapi mengapa harus dengan pucuk pimpinan Keuskupan yang tinggal amat berjauhan? Meskipun demikian Rm. Bambang tidak sampai hati untuk mendiskusikan. Dalam hati dia hanya memaklumi Rm. Gito yang dalam usia 85 tahun sudah sering berpikir dan berbicara yang rasanya tidak jelas. Maka Rm. Bambang hanya berkata "Nggih, rama, mangke kula telponke" (Ya, rama, nanti saya telponkan). Rm. Bambang memang mengkontak Rm. Sukendar dengan HPnya tetapi tidak ada tanda Hp seberang diangkat. Namun ternyata hanya beberapa menit kemudian Rm. Kendar balik menelpon "Kala wau nelpon, nggih?" dan Rm.Bambang kemudian menceriterakan dengan hati-hati permintaan Rm. Gito. Ternyata beliau menyanggupi akan datang Kamis 26 Januari 2017. Ketika di meja makan Rm. Bambang memberi tahu kepada Rm. Gito bahwa Rama Administrator akan datang pada hari Kamis. Rm. Gito tampak girang sekali.
21 Sesudah Yesus menyeberang lagi
dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia.
Sedang Ia berada di tepi danau, 22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang
bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 23 dan
memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir
mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat
dan tetap hidup." 24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. 25 Adalah
di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita
pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga
telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada
faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar
berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia
mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya:
"Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 29 Seketika itu juga
berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari
penyakitnya. 30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang
keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya:
"Siapa yang menjamah jubah-Ku?" 31 Murid-murid-Nya menjawab:
"Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan
Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" 32 Lalu Ia memandang
sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 33 Perempuan
itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi
atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus
memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 34 Maka kata-Nya kepada perempuan
itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan
selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" 35 Ketika Yesus masih berbicara
datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu
sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" 36 Tetapi
Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah
ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" 37 Lalu Yesus tidak
memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes,
saudara Yakobus. 38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya
orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 39 Sesudah Ia
masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis?
Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" 40 Tetapi mereka menertawakan Dia.
Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan
mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 41 Lalu
dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti:
"Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42 Seketika itu juga anak
itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua
orang yang hadir sangat takjub. 43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka,
supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi
anak itu makan.

