Kamis, 21 Juli 2016
Laurensius dr
Brindisi
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Yer.
2:1-3,7-8,12-13; Mzm. 36:6-7ab,8-9,10-11; Mat. 13:10-17. BcO Ayb. 19:1-29
Matius
13:10-17:

Renungan:
Ada banyak
peristiwa kita lihat. Ada banyak kisah telah kita dengar. Ada banyak pengalaman
telah kita mengerti. Searah dengan pergerakan waktu hidup semakin banyak yang
kita tangkap dan membentuk pengalaman. Meski demikian ada pula hal-hal yang tak
sempat terlihat oleh mata kita, tak terdengar oleh telinga kita dan tak
terpahami oleh hati kita.
Yesus mengajar
orang-orang dengan perumpamaan. Perumpamaan membutuhkan kemampuan menafsir dari
pendengar. Tentu ini menjadi tantangan. Tidak semua orang mampu menafsirkan
kisah perumpamaan dengan baik. Maka meski melihat mereka tidak menanggap, telinganya
pun berat untuk mendengar. Dengan begitu mereka tidak mengerti dengan arti
perumpaan.
Hidup kita pun
sering bagaikan perumpamaan. Kadang-kadan kita mengalami teka-teki yang tak mudah
untuk dijawab. Dalam kondisi seperti bukan lagi saatnya untuk berlari. Masa itu
menjadi masa kita menggapai arti. Maka marilah kita mengasah ketrampilan kita
agar mampu melihat yang kita lihat, mendengar yang kita dengar dan memahami
dengan hati kita. Ketika kita percaya, kita akan menemukan keindahan hidup ini.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
sedang melihat, mendengarkan dan menangkap dengan hati.
Refleksi:
Tulislah
point-point sejarah penangkapan di dalam hidupmu?
Doa:
Bapa, semoga aku
terbuka untuk melihat, mendengar dan menangkap dengan hati semua ajaran dan
bisikanMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan tekun
melihat, mendengar dan menangkap dengan hati semua ajaran Tuhan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment