Selasa, 19 April 2016
Hari Biasa Pekan
IV Paskah
warna liturgi
Putih
Bacaan
Kis. 11:19-26;
Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30. BcO Kis. 13:14b-43
Yohanes
10:22-30:

Renungan:
Saya tertarik
dengan ayat ini, "Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait
Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin" (Yoh 10:22). Saya tidak tahu
berapa derajat celcius ketika musim dingin di sana. Namun saya bisa merasakan
bahwa udara dingin. Dalam kondisi cuaca dingin Yesus tetap berjalan di sekitar
Bait Allah.
Dari sana timbul
kesan dalam diri saya. Tuhan bekerja tanpa mengenal musim. Dalam kondisi apapun
Ia tetap menjalankan aktivitasnya. Ia tetap beraktivitas dan tidak menyerah
pada situasi alam.
Kadang kita
sangat dipengaruhi oleh alam. Kala hujan biasanya gereja sepi. Orang malas
pergi ke gereja. Khawatir basah, khawatir mobilnya kotor lagi, atau lebih nyaman
memilih istirahat di rumah. Semua alasan itu masuk akal. Namun belajar dari
Tuhan kiranya kita bisa membangun semangat untuk tidak menyerah karena kondisi
alam. Banyak orang yang tinggal di pegunungan yang selalu mengusahakan hadir
dalam Ekaristi Tuhan walau harus jalan jauh, bahkan menggunakan daun pisang
untuk menghalau air hujan.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu.
Bayangkan hujan sedang turun dan dirimu hendak pergi ke gereja.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu menerobos tantangan alam untuk berbakti pada Tuhan.
Doa:
Tuhan semoga aku
mempunyai kekuatan untuk terus berkarya dan bersembahsujud kepadaMu walau alam
menantang. Amin.
Perutusan:
Aku akan terus
bergerak dalam semangat apapun kondisinya. -nasp-
0 comments:
Post a Comment