- Rm. Yadi. Rm. Yadi pada saat masih muda pernah masuk biara bruder tetapi kemudian keluar. Beliau kemudian menjadi guru dan kepala sekolah SMP dan mengalami lika-liku proses masuk Seminari sebagai calon imam karena usianya yang sudah tua. Beliau mulai masuk Seminari Tinggi Kentungan ketika usia sudah 36 tahun. Untuk menjalani studi tentu sudah banyak mengalami kesulitan sehingga dalam ujian selalu mengulang beberapa mata kuliah. Tetapi akhirnya toh ditahbiskan sebagai imam. Yang menjadi pegangan adalah "Pokoknya menjaga hidup baik".
- Rm. Harto. Ketika masih sekolah, setiap kali ada yang menanyakan apakah ingin jadi pastor, Rm. Harto selalu menjawab "tidak mau". Tetapi pada akhir pendidikan SMA beliau diminta oleh pastor parokinya untuk mendaftarkan diri masuk seminari. Rm. Harto mengalami pendidikan seminari sesudah lulus SMA di Realino. Hal yang dipegang teguh adalah "Serahkan segalanya pada Tuhan, Tuhan akan mengerjakannya".
- Rm. Bambang. Motivasi Rm. Bambang masuk seminari sebenarnya hanya karena sudah terlanjur omong "Aku berani jadi rama" karena emosi diejek oleh salah satu kerabatnya. Sebagai anak tunggal dan golongan cacad karena kaki pincang, Rm. Bambang mengalami hambatan masuk seminari. Tetapi ketika ikut mendaftar sesudah lulus SMA (karena dia dibaptis ketika sudah masuk SMA) dia diterima. Pernah keluar selama 2 tahun barangkali karena motivasi kurang kuat dan kebetulan mengalami sakit serius. Tetapi selama keluar ternyata hatinya selalu teringat seminari sehingga kemudian kembali di Seminari Tinggi Kentungan. Rm. Bambang memegang sikap pokok "Menjaga diri agar mudah gembira".
Monday, June 20, 2016
Tua-Tua Aksi Panggilan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment