Wednesday, August 31, 2016
Misa Requiem di Domus
Seperti biasa, setiap Senin-Jumat di Domus Pacis ada misa padasekitar jam 18.00. Kalau tidak ada pelayanan luar Domus, Rm. Yadi biasa memimpin dan yang pasti ikut adalah Rm. Harto dan Rm. Tri Hartono. Rm. Bambang juga biasa ikut bila tak ada keperluan lain. Beberapa awam kadang-kadang juga menjadi peserta. Pada Rabu 31 Agustus 2016 yang menjadi peserta adalah Rm. Harto, Rm. Tri Hartono dan Rm. Bambang yang kalau ikut misa biasa menyiapkan buku-buku dan menjadi lektor. Pada hari itu Rm. Yadi sudah siap di meja altar dengan duduk di kursi rodanya. Rm. Bambang, yang juga berkursi roda seperti juga Rm. Harto, mendekati Rm.Yadi dan berkata "Ngujubke garwane Pak Noto sing niki wau seda, nggih" (Mohon doa ujud untuk istri Pak Noto yang baru saja wafat). "Sakniki diasta teng pundi?" (Sekarang dibawa kemana?) tanya Rm. Harto yang langsung dijawab oleh Rm. Bambang "Sakniki tesih teng Bethesda. Mangke mesthi teng Bintaran" (Sekarang masih di RS Bethesda. Nanti pasti dibawa di rumahnya di Bintaran). Pak Noto adalah karyawan Komnunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang (Komsos KAS) yang kantor dan studionya berada di Kompleks Domus Pacis.
Ternyata oleh Rm. Yadi misa Domus hari itu dijadikan Misa Requiem. Rm. Yadi memasukkan istri Pak Noto dalam Doa Pembuka, homili dan Doa Syukur Agung. Rm. Bambang tahu akan peristiwa wafat istri Pak Noto dari Ega, salah satu karyawan Komsos KAS, yang datang di kamar Rm. Bambang pada sekitar jam 04.30 sore hari itu. Kemudian sehabis misa Rm. Bambang mengirim SMS ke Mas Wisnu, anak Pak Noto yang juga jadi karyawan Komsos KAS, "Mas Wisnu, ikut belasungkawa. Udah ada acara utk alm ibu?" yang dijawab juga lewat SMS "Maturnuwun Romo Bambang... Belum romo....masih rapat keluarga... nanti kalau sudah ada keputusan, saya beritahu." Rm. Bambang kemudian masih mengirim SMS lanjutan ke Mas Wisnu "Td misa di Domus jd misa requiem utk ibu."
Sabda Hidup
Kamis, 01 September 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Kor. 3:18-23;
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 5:1-11. BcO 2Tim. 2:1-21
Lukas
5:1-11:
1 Pada suatu kali
Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia
hendak mendengarkan firman Allah. 2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai.
Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. 3 Ia naik ke dalam
salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan
perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak
dari atas perahu. 4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon:
"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap
ikan." 5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja
keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku
akan menebarkan jala juga." 6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka
menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. 7 Lalu mereka
memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang
membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua
perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. 8 Ketika Simon Petrus melihat
hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari
padaku, karena aku ini seorang berdosa." 9 Sebab ia dan semua orang yang
bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; 10
demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman
Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau
akan menjala manusia." 11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke
darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.
Renungan:
Suatu kali ada
orang yang membeli aneka macam perlengkapan kamera. Dia berpikir sarana-sarana
itu dia butuhkan untuk mendukung karyanya. Namun beberapa waktu setelah membeli
perlengkapan tersebut dia dipindah tugaskan. Dia harus meninggalkan tempatnya
sekarang dan berangkat ke pedalaman. Di tempat baru tidak ada jaringan listrik.
Semua alat yang dia beli menjadi sia-sia.
Saya tertarik
pada cara Yesus mengajar. Ketika berada di danau Genesaret Ia melihat dua buah
perahu. Ia memanfaatkan perahu itu untuk mengajar. Yesus menggunakan sarana
yang ada, yang Dia temui untuk mengajar. Ia tidak membatasi diri dengan sarana.
Ia mampu menggunakan sarana yang ada di sekitar-Nya.
Memang sarana,
fasilitas bisa mendukung karya. Namun rasanya kita tidak perlu mengagungkan
sarana. Sibuk ke sana ke mari sampai habis energi untuk mengadakan sarana lalu
berkarya. Kita perlu membangun sikap kreatif dan inovatif menggunakan apa yang
ada dan mulai berkarya. Ketika kita sungguh-sungguh berkarya fasilitas akan
mengikuti kita. Berkarya terlebih dahulu, fasilitas kemudian.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
berkarya di suatu tempat dengan aneka macam keterbatasan. Temukan cara untuk
tetap semangat berkarya dengan apa yang ada.
Refleksi:
Apa arti sarana
dan fasilitas bagimu?
Doa:
Tuhan semoga aku
tidak mengeluh karena keterbatasan sarana. Semoga aku tetap semangat dengan
segala keterbatasan yang ada. Amin.
Perutusan:
Aku akan
membangun kreativitas dengan segala yang ada di sekitarku. -nasp-
Lamunan Pekan Biasa XXII
Kamis, 1 September 2016
Lukas 5:1-11
5:1. Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau
Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman
Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai.
Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu
perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari
pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada
Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan."
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam
kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau
menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap
sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya
di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang,
lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir
tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun
tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku,
karena aku ini seorang berdosa."
5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan
dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak
Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan
takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
5:11 Dan sesudah
mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala
sesuatu, lalu mengikut Yesus.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, pada umumnya orang berharap selalu sukses dalam hidupnya. Kalau mengalami kegagalan orang dapat berjuang untuk mencari cara lain agar menebusnya.
- Tampaknya, kalau mendapatkan keberhasilan hebat orang akan senang sekali. Apalagi bila keberhasilan amat melebihi dari yang diharapkan, dia dapat berbangga diri.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, keberhasilan hidup tidak akan membuat orang sombong dan bahkan makin banyak suksesnya akan membuat orang makin berendah hati karena menemukan banyak kekurangan diri. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tidak akan takabur terhadap segala keberhasilan sebesar apapun.
Ah, justru segala keberhasilan
itulah yang menunjukkan kehebatan diri.
Tuesday, August 30, 2016
Lansia dan Pekerjaan
Oleh: Drs. H. Zainuddin Sri Kuntjoro, MPsi
Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada
jenis pekerjaan yang statis daripada pekerjaan yang bersifat dinamis dan
menantang. Dampak yang mereka peroleh adalah pekerjaan yang memberi
kepuasan pada dirinya walaupun pekerjaan itu jelas berbeda dengan
pekerjaan orang yang lebih muda atau pekerjaan pada masa mudanya. Bahkan
mereka mengetahui bahwa sebentar lagi akan pensiun, atau bagi yang
sudah pensiun akan berhenti bekerja, sehingga apa yang dilakukan tidak
mempengaruhi sikap mereka terhadap pekerjaannya jika mereka memang
menikmati apa yang mereka kerjakan. Bagi lansia yang bukan pegawai
negeri atau karyawan swasta, misalnya wiraswastawan, pedagang, ulama,
guru swasta dan lain-lain pikiran tentang pensiun mungkin tidak
terlintas, mereka umumnya mengurangi kegiatannya setelah lansia dan
semakin tua tugas-tugas tersebut secara berangsur berkurang sampai suatu
saat secara rela dan tulus menghentikan kegiatannya. Kalau mereka masih
mau melakukan kegiatan umumnya sebatas untuk beramal atau seolah-olah
menjadi kegiatan hobby. Dalam kehidupan keluarga biasanya anak-cucu
mereka cenderung keberatan jika kakeknya yang sudah lanjut usia masih
harus bekerja mencari nafkah oleh karena itu kebutuhannya dicukupi oleh
anak cucu atau keluarganya. Dalm kondisi demikian bekerja bagi lansia
bukan keharusan lagi, namun lebih untuk bersenang-senang dalam menikmati
masa tuanya.
Bagi wanita yang tidak bekerja selama masa dewasa
dini, dengan kesibukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak.
Bekerja sebagai ibu rumah tangga sepanjang kurun waktu usia madya akan
mendapatkan kompensasi kepuasan dari tanggung jawab keluarga dan rumah
tangga karena dapat mengantarkan anak-anak menjadi dewasa, menyelesaikan
studinya, mendapatkan pekerjaan sampai berkeluarga. Mereka akan merasa
sangat puas dan bangga atas upayanya bila dapat mengantarkan
ankak-anaknya sampai bekerja dan berkeluarga. Bagaimanapun juga wanita
dari kelompok ini, yang bekerja, cenderung merasa kurang puas dengan
pekerjaannya ketimbang pria. Meskipun peran pasangan hidupnya (suaminya)
turut menentukan kepuasan dalam bekerja. Jika suami sangat mendukung
dengan kondisi pekerjaan istri, maka si wanita akan cenderung merasa
puas dan bangga memiliki penghasilan. Hal itu perlu dimaklumi juga
terutama karena pekerjaan yang tersedia bagi wanita madya yang mencoba
untuk bekerja kembali kurang menarik dan kurang menantang tidak seperti
pekerjaan yang tersedia atau yang dikerjakan oleh pria madya yang mudah
berpindah kepekerjaan lain pada usia madya. Akibat keadaan tersebut
wanita lanjut usia merasa kurang puas dengan pekerjaannya namun disisi
lain mereka kurang merasa terganggu dengan tibanya masa pensiun
ketimbang pria lanjut usia.
Sikap
Bagaimana sikap seseorang terhadap pekerjaan
sebenarnya sangat penting bagi semua tingkat usia terutama pada lanjut
usia karena tidak hanya mempengaruhi kualitas pekerjaan yang dilakukan
tetapi juga sikapnya terhadap masa pensiun yang akan datang. Pada masa
lanjut usia, yang juga terjadi pada tingkat usia lain selama rentang
hidup masa dewasa, orang mempunyai alasan yang berbeda terhadap
pekerjaan yang diinginkan, seperti yang diungkapkan oleh Havighurst
Hurlock(1992:414), bahwa sikap terhadap kerja merupakan dasar terhadap
pekerjaan yang diinginkan.
Budaya sikap kerja yang berlaku sebelumnya juga dapat
mempengaruhi sikap pekerja lanjut usia terhadap pekerjaannya. Mereka
yang pertumbuhan masa dewasanya terjadi ketika sikap budaya terhadap
pekerjaan pada umumnya lebih menyenangkan dibandingkan dengan sekarang,
mempunyai sikap kerja yang sangat berbeda dibandingkan dengan orang
muda. Hal ini mau tidak mau mewarnai sikap mereka terhadap pekerjaannya
dan menambah kesulitan mereka dalam menyesuaikan diri karena tidak dapat
memperoleh pekerjaan, padahal kondisi secara fisiknya masih
memungkinkan untuk bekerja.
Kesempatan Kerja
Sangat disayangkan, bila pria atau wanita lanjut usia
harus kehilangan pekerjaan. Seringkali hal tersebut bukan karena
kesalahan mereka sendiri, tetapi lebih disebabkan sangat sedikitnya
kesempatan kerja yang tersedia bagi lansia, walaupun mereka ingin
bekerja dan sanggup untuk melakukan pekerjaan tersebut. Situasi yang
serupa juga terjadi bagi mereka yang ingin berganti pekerjaan, karena
mereka merasa tidak puas dengan pekerjaan sekarang atau mereka sudah
bosan terhadap pekerjaan yang sudah puluhan tahun ditekuni. Acapkali
mereka juga merasa pekerjaan yang telah lama ditekuni dirasakan semakin
berat, sehingga tidak sesuai lagi untuk diri mereka yang sudah berusia
lanjut, namun mereka mengalami kesulitan untuk mengalihkan pekerjaan
tersebut dengan pekerjaan lain yang dianggap lebih sesuai dengan kondisi
mereka.
Selama usia madya kesempatan bekerja berkurang
dengan cepat. Pada usia madya sangat sulit bahkan sering tidak mungkin
memperoleh pekerjaan baru. Bagi lansia yang masih mendapat pekerjaan
tentu sangat beruntung, hanya saja jenis pekerjaan yang diperoleh
umumnya lebih banyak bersifat monoton, pekerjaan yang statis dan kurang
berkembang dan mungkin juga tidak sesuai dengan tingkat kemampuan dan
latihan yang pernah diterima. Hal itu mengakibatkan mereka merasa tidak
puas. Secara relatif, hanya ada beberapa pekerjaan yang terbuka bagi
orang lanjut usia yang berketrampilan tinggi atau jenis pekerjaan yang
memerlukan tanggung jawab tinggi atau juga pekerjaan profesional yang
sangat diperlukan di masyarakat. Dalam dunia usaha dan industri hanya
pekerjaan yang ringan dan menyenangkan saja yang tersedia bagi pekerja
lanjut usia.
Semua itu berarti bahwa secara keseluruhan skala
pendapatan bagi kebanyakan pekerja lanjut usia berada pada urutan paling
bawah dan hanya sedikit sekali yang memperoleh pendapatan tinggi,
kecuali bagi seorang profesional seperti dokter, notaris, pengacara atau
Guru Besar. Akibatnya, banyak pekerja lanjut usia memperoleh hanya
sedikit kepuasan dari pekerjaannya.
Bagi lansia yang sanggup melaksanakan tugas
dengan baik sekalipun harus menunggu bertahun-tahun, promosinya sangat
lambat. Selain itu pekerjaan yang memerlukan tanggung jawab lebih besar
seringkali diserahkan pada pekerja yang lebih muda. Dalam kondisi
demikian, jika sang lansia merasa bahwa tugas / pekerjaan mereka hanya
menghitung-hitung waktu sampai mencapai usia pensiun, maka kontribusinya
bagi majikan/perusahaan menjadi jauh kurang berharga ketimbang saat
sebelumnya. Di samping itu peraturan dari perusahaan maupun pemerintah
ikut mempersulit bagi lansia yang masih ingin bekerja dan berkarya,
karena tenaga-tenaga muda yang potensial dan enerjik banyak yang antri
untuk menggantikan kedudukan yang sudah tua. Hal semacam itu merupakan
dilema bagi lansia dalam bekerja dan berkarya.
Kinerja
Hasil penelitian tentang keuntungan dan kerugian
yang diperoleh apabila mempekerjakan lanjut usia sangat bergantung pada
jenis pekerjaan yang dikerjakan. Beberapa jenis pekerjaan mungkin lebih
sesuai bagi pekerja lanjut usia dan beberapa jenis lainnya lebih cocok
untuk pegawai yang lebih muda. Jenis-jenis pekerjaan yang memerlukan
pengalaman dan kemampuan membuat keputusan, lebih mengutamakan kualitas
hasil kerja daripada kecepatan, merupakan jenis pekerjaan yang lebih
sesuai bagi pekerja lanjut usia. Pekerja lanjut usia dapat
mengkompensasikan kelambanan dalam bekerja dan kesulitannya dalam
menyesuaikan diri dengan stabilitas dan kemampuan bekerja tanpa
pengawasan.
Penelitian tentang pekerja lanjut usia menekankan
pada kualitas kerja yang menyumbang keberhasilan mereka dalam kerja.
Pekerja lanjut usia, misalnya karena mereka banyak memiliki pengalaman,
cenderung bekerja dengan gerak yang lamban daripada pekerja muda yang
kurang berpengalaman. Kelebihan ini dapat menutupi kelemahan mereka
dalam bekerja. Pertambahan beban masalah yang berhubungan dengan
kehidupan pribadinya juga berkurang daripada pekerja muda yang
keinginannya biasanya lebih dipusatkan pada cinta keluarga, sementara
bagi lansia yang penting adalah rasa aman untuk bekerja dan tidak
dikejar-kejar waktu, sehingga dapat bekerja dengan tenang.
Lanjut usia yang bekerja, seperti dijelaskan di
atas, umumnya lebih stabil dan tenang sehingga tidak resah dan tidak
mudah kecewa dengan pekerjaannya. Mereka juga kurang berminat untuk
berganti pekerjaan dibandingkan dengan pekerja yang lebih muda. Mereka
juga senang untuk berdemonstrasi bila ada kekecewaan. Perlu diakui bahwa
volume pekerjaan mereka mungkin juga lebih sedikit daripada volume
kerja orang muda, namun secara kualitas mungkin lebih baik dan dapat
dijadikan andalan. Mereka lebih sedikit melakukan kekeliruan, hal ini
sebagian disebabkan karena cara membuat keputusan lebih baik dan
sebagian lagi karena cara kerja mereka lebih pasti, hati-hati walaupun
lebih lambat lambat.
Kesadaran diri para pekerja usia lajut lebih
besar karena sikap mereka lebih matang dan mereka ingin terus memiliki
pekerjaan tersebut. Akibatnya, mereka biasanya lebih dapat diandalkan
dalam kualitas hasil pekerjaannya. Ketidakhadiran karena alasan sakit
atau rasa tidak senang kerja paling banyak dilakukan oleh pekerja yang
lebih muda, terutama mereka yang masih berumur dibawah duapuluh tahun,
sedang pekerja lanjut usia jauh lebih jarang untuk tidak masuk. Bagi
mereka yang secara psikologis merasa terjamin dan tidak diburu waktu
biasanya tidak mudah stres dan tahan sakit.
Kecelakaan pada umumnya jarang terjadi, karena
pekerja usia lanjut sangat berpengalaman dan sangat hati-hati. Meski
pendapat umum seringkali menganggap bahwa para lansia mudah lengah dan
kurang reaktif sehingga sangat berisiko dalam bekerja, namun
kenyataannya tidaklah demikian. Argumentasi bahwa pekerja lanjut usia
kurang begitu bisa bergaul dengan pekerja yang lebih muda dan teman
sejawat daripada mereka yang masih muda juga tidak benar. Kenyataan yang
ada adalah para pekerja usia lanjut cenderung menghindari komunikasi
yang tidak perlu, karena desakan dari kebutuhannya tidak banyak. Hal
yang penting bagi mereka adalah bekerja dengan senang dan tenang. Meski
beberapa pekerja lanjut usia memang mempunyai kemampuan penyesuaian diri
yang rendah dibandingkan dengan mereka yang lebih muda, tetapi
persentase mereka tidak begitu besar ketimbang persentase pekerja yang
lebih muda yang mempunyai kesulitan dalam bergaul dengan rekan
sekerjanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa nampaknya sikap sosial
yang tidak menyenangi pekerja lanjut usia dan cenderung memojokkan
mereka dengan berbagai anggapan negatif dalam kenyataannya tidak
terbukti. Oleh karena itu sebenarnya perlu dipertimbangkan alasan yang
tepat untuk memutuskan hubungan kerja lansia, bukan sekedar karena
alasan tua (usia lanjut). Hal ini penting mengingat bahwa pekerja usia
lanjut pun dapat juga menegerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu sama
baiknya dengan mereka yang berusia muda, karena pengalaman dan kemampuan
untuk mengambil keputusan dengan pertimbangan masak. (jp)
Sabda Hidup
Rabu, 31 Agustus 2016
Hari biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Kor. 3:1-9; Mzm.
33:12-13,14-15,20-21; Luk. 4:38-44. BcO 2Tim. 1:1-18
Lukas
4:38-44:
38 Kemudian Ia
meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon
demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. 39 Maka Ia
berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun
meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. 40 Ketika
matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang
menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka
masing-masing dan menyembuhkan mereka. 41 Dari banyak orang keluar juga
setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia
dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena
mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. 42 Ketika hari siang, Yesus berangkat dan
pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu
menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. 43 Tetapi
Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan
Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." 44 Dan Ia
memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Renungan:
Yesus membebaskan
banyak orang dari penyakit dan kuasa setan. Ibu Petrus yang sakit demam
disembuhkan. Orang-orang yang dibawa kepada-Nya pun disembuhkan. Di antara
mereka ada yang kerasukan setan. Ketika melihat Yesus, setan-setan pun berteriak,
"Engkau adalah Anak Allah" (Luk 4:41).
Dalam beberapa
kesempatan kita melihat bagaimana orang yang kerasukan disembuhkan. Kala kuasa
yang merasuki dirinya pergi orang sering bertanya pada kerumunan orang di
sekitarnya, "Ada apa ini?" Orang tersebut tidak sadar akan kejadian
yang baru menimpanya.
Kuasa setan
selalu membuat seseorang tidak menyadari apa yang dia lakukan. Seseorang bisa
tega mengusir anaknya sendiri kala kegelapan itu melingkupinya. Ia juga bisa
tega kepada sesamanya. Banyak kata dan teguran sahabat tidak didengar kalau
tidak selaras dengan kemampuannya. Kiranya kala mengalami hal tersebut perlu
mengambil waktu sendiri bersama Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk
membebaskannya dari kuasa kegelapan.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
sedang mendapatkan sapaan dari semua sahabatmu yang berbeda dengan
keinginanmu.
Refleksi:
Apa artinya kalau
semua orang berbeda dengan keinginanmu? Apa yang perlu kaulakukan?
Doa:
Tuhan bebaskanlah
aku dari yang jahat. Bukalah hatiku terhadap saran dan masukan
saudara-saudariku. Amin.
Perutusan:
Aku akan memohon
pada Tuhan agar dibebaskan dari kuasa jahat. -nasp-
Lamunan Pekan Biasa XXII
Rabu, 31 Agustus 2016
Lukas 4:38-44
4:38 Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan
pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta
kepada Yesus supaya menolong dia.
4:39 Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu
menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu
segera bangun dan melayani mereka.
4:40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa
kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun
meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.
4:41 Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil
berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang
mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia
adalah Mesias.
4:42 Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke
suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya
dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.
4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di
kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah
Aku diutus."
4:44 Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah
ibadat di Yudea.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, gerakan yang menyebar di tengah masyarakat biasa memiliki basis. Basis gerakan biasa berada di tempat dimana ada banyak pendukung dan atau peminat.
- Tampaknya, pemimpin utama gerakan akan tinggal di basis pusat dari banyak basis lain. Pemimpin akan menerima laporan dari para penggerak baik dari basis-basis daerah dan atau tempat-tempat baru.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, pemimpin utama gerakan tidak akan terlalu terpancang di satu tempat tetapi akan berkeliling terutama ke tempat-tempat yang belum mengenal gerakannya sehingga ada banyak orang dan atau kelompok menerima langsung berita yang menceriakan hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati kepemimpinan bukanlah status tetapi menjadi kesempatan menjamah kalbu sebanyak mungkin orang.
Ah, pemimpin adalah penentu
berbagai kebijakan dan pelaksanaannya akan dilimpahkan ke orang lain.
Monday, August 29, 2016
Relawan DOMUS PACIS
Pada Senin 29 Agustus 2016 Rm. Bambang membuka WhatsApp (WA) karena ada tanda bintang merah yang menunjukkan ada pesan masuk. Dia agak terkejut karena dari beberapa grup muncul grup baru Relawan DOMUS PACIS. Ketika grup baru ini dibuka ada pesan dari Bu Ninik Naryo pada jam 09.49 yang berbuyi "Sugeng rawuh mo Bambang.... Ning aku mlh bingung krn stlh tak save no hp mo Bambang ada limaaaaaa... ky balonku ya....wkwkwk.." (Selamat datang Rm. Bambang.... Tetapi saya malah bingung karena setelah ku save no hp Rm. Bambang ada limaaaaa... seperti lagu 'balonku' ya....wkwkwk). Membaca pesan ini Rm. Bambang heran dan yakin ada yang memasukkan tanpa bilang. Rm. Bambang menebak bahwa Bu Mumunlah yang memasukkan. Hal ini didasarkan pada anggota admin dari grup ini: Bu Mumun dan suami-istri Mas Handoko-Mbak Sri. Sedang yang sudah tahu no WA Rm. Bambang adalah Bu Mumun.
Domus Pacis adalah rumah bagi para rama praja Keuskupan Agung Semarang yang sudah tua atau tak punya dinas resmi karena kondisi fisik. Tampaknya dulu banyak rama tua atau yang sudah pensiun memandang rumah ini sebagai tempat yang tidak diminati dan kalau tidak terlalu terpaksa tak akan tinggal di situ. Memang, ketika masih hanya menjadi urusan para pengurus yang dapat SK Keuskupan dengan tenaga bayaran, suasana rumah dan kehidupan penghuninya amat memprihatinkan. Tetapi mulai dengan Agustus 2012 suasana mulai berubah ketika ada beberapa awam membantu secara sukarela. Bahkan dalam perkembangannya beberapa awam menjadi penggerak-penggerak khusus munculnya banyak awam ikut ambil bagian membantu hidup dan acara para rama Domus Pacis. Kini ada tiga hal pokok yang menjadi kegiatan para relawan: penyediaan masakan konsumsi 3 kali sehari, Novena Ekaristi Seminar Minggu Pertama 9 kali dalam setahun, dan perayaan ulang tahun tahbisan para rama penghuni 4 kali dalam setahun. Selain yang pokok ada beberapa hal aksidental lain seperti menyopiri mobil dan kebutuhan Domus lain (misalnya urusan listrik dan pembelian fasilitas tertentu).
Lamunan Pekan Biasa XXII
Selasa, 30 Agustus 2016
Lukas 4:31-37
4:31. Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota
di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.
4:32 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab
perkataan-Nya penuh kuasa.
4:33 Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang
kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras:
4:34 "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa
urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa
Engkau: Yang Kudus dari Allah."
4:35 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam,
keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke
tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak
menyakitinya.
4:36 Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang
kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan
penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun
keluar."
4:37 Dan
tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, orang dapat disebut hebat kalau memiliki wawasan luas. Dengan wawasan luas orang dipandang bijaksana.
- Tampaknya, dengan kebijaksaannya oleh mudah mengetahui apapun yang dihadapi. Orang dapat memberikan penjelasan apapun secara mendalam.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sebanyak apapun pengetahuan dan sedalam serta sejelas apapun kalau memberikan penjelasan apapun yang dihadapi, kalau hatinya jauh dari realitas yang diomongkan orang mudah menjadi jahat dan mudah bertindak mencelakakan orang lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menjaga omongan sesuai dengan realitas penghayatan dirinya.
Ah, pengetahuan mendalam
selalu akan membuat laku diundang ceramah.
Subscribe to:
Posts (Atom)