Berbicara tentang “botak” haruslah dibedakan dengan gundul atau plontos. Orang yang berkepala gundul atau plontos tak punya rambut rama sekali. Lain halnya dengan botak. Di dalam https://id.wikipedia.org/wiki kata botak dikaitkan dengan “seseorang yang memiliki rambut hanya sedikit di kepalanya”. Tetapi sejauh diketemukan dalam pengalaman, ada orang botak dengan sedikit rambut tetapi juga ada yang masih mempunyai rambut di sepertiga atau separo kepala. Yang pokok ada bagian tertentu dalam kepala yang bersih tanpa tumbuhan rambut sehelaipun. Kalau gundul atau plontos terjadi karena kesengajaan rambut dicukur atau semua rambutmemang sudah gugur. Untuk kepala gundul atau plontos pada saatnya masih bisa atau dimungkinkan adanya tumbuh rambut.
1. Kebanyakan Laki-laki
Kalau berbicara tentang botak bayangan saya tertuju pada kaum profesor cerdik cendekiawan. Itupun kaum laki-laki. Sesudah itu barulah datang bayangan kenalan-kenalan yang mengalami penderitaan sakit kanker. Sejauh saya tahu mereka dapat menderita kerontokan rambut karena kemoterapi. Saya tidak tahu yang terakhir ini termasuk botak atau gundul. Yang jelas kepala bisa sungguh thelis-thelis (bersih berkilau tanpa rambut). Yang seperti ini dapat melanda baik laki-laki maupun perempuan. Yang jelas kalau thelis-thelis itu kondisi gundul sehingga tidak termasuk botak.
Meskipun demikian kalau kebotakan banyak dikaitkan dengan kaum laki-laki memang ada benarnya. Dari sebuah seminar saya mendapatkan penjelasan bahwa botak melanda sekitar 60-70% laki-laki. Sedang di kalangan kaum perempuan yang terkena kebotakan hanya sekitar 15-20%. Ada perbedaan kebotakan laki-laki dan perempuan. Dari https://hellosehat.com saya menemukan “Kebotakan yang terjadi pada pria dan wanita tidak sama persis. Pada wanita botak, tanda awal yang muncul adalah jumlah helai rambut yang tidak setebal biasanya. Anda mungkin juga akan menyadari kalau kulit kepala bisa dengan mudah terlihat karena tidak tertutupi oleh rambut.” Kebotakan laki-laki adalah ke-thelis-thelis-an kepala tetapi masih ada hiasan deretan rambut. Sedang kebotakan perempuan datang karena ketipisan helai-helai rambut yang tak mampu menutupi kulit kepala.
2. Kebotakan Lansia
Ternyata orang dapat menjadi botak karena keturunan. Tetapi saya tidak akan berbicara hal ini. Yang menjadi pembicaraan dalam tulisan ini adalah untuk dunia kaum lansia. Kata orang ahli kebotakan lansia amat berkaitan dengan hormon androgen.
Hormon laki-laki
Ketika saya membuka internet ada tertulis “Hormon androgen biasa disebut sebagai “hormon laki-laki”. Sebab, secara umum hormon ini mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan organ reproduksi atau organ seksual pria. Meski demikian, hormon androgen sebenarnya juga diproduksi dalam tubuh wanita, meski tidak sebanyak laki-laki, androgen tetap memiliki fungsi penting bagi organ reproduksi wanita.” (https://www.alodokter.com) Saya tidak dapat berbicara tentang hormon karena saya buta akan ilmu kimia. Yang menarik bagi saya adalah bahwa kata adrogen erat dengan kelaki-lakian. Dari beberapa bacaan saya mendapatkan pengetahuan bahwa hormon ini berhubungan dengan organ seksual laki-laki. Akibat hormon androgen laki-laki yang masuk masa pubertas akan mengalami perubahan fisik. Banyak orang tahu bahwa pada laki-laki yang sudah puber akan tumbuh kumis, janggut, rambut dada atas, rambut pada kaki dan paha serta kemaluan. Sekalipun namanya hormon laki-laki, hal ini juga ada pada perempuan hanya kadarnya amat kecil dibandingkan dengan kaum laki-laki. Bila seorang perempuan memiliki hormon ini dalam kadar cukup besar, dia juga bisa mempunyai kumis tipis dan bulu akan lebat misalnya pada kaki.
“Hormon laki-laki” lansia
Di dalam https://www.halodoc.com/kesehatan/botak
saya menemukan penjelasan “Penyebab kebotakan yang paling umum adalah
karena usia dan faktor genetik. Terutama mereka yang sudah menginjak usia di
atas 40 tahun atau memang memiliki faktor keturunan yang mengalami kerontokan
rambut.” Faktor usia sebagai penyebab kebotakan mudah dialami oleh orang
berusia 40an tahun keatas. Dengan demikian kalau lansia mengalami kebotakan,
hal ini dapat dikatakan sebagai kewajaran. Seseorang sudah masuk golongan
lanjut usia kalau sudah menginjak usia 60 tahun. Bahkan di kalangan umum
kebotakan dapat menjadi salah satu tanda kelansiaan.
Satu hal yang harus diperhatikan oleh lansia
bila mengalami kebotakan karena faktor usia adalah “hormon laki-laki”. Sekalipun pada perempuan juga terdapat
“hormon laki-laki”, tetapi hormon ini amat mewarnai kehidupan kaum pria.
Sekitar 60-70% laki-laki mengalami kebotakan karena terjadinya perubahan
“hormon laki-laki”. “Perubahan atau ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan Anda
mengalami rambut rontok dan selanjutnya dapat berujung kepada kebotakan rambut.
Salah satu hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan rambut adalah hormon
androgen atau hormon seks pria. Salah satu fungsi dari hormon androgen adalah
untuk mengatur pertumbuhan rambut. Penelitian menunjukkan bahwa pola kebotakan
pada pria berhubungan dengan hormon androgen.” (https://hellosehat.com/hidup-sehat) Pada umumnya kaum lansia pria
pengalami perubahan hormon seks dengan menurunnya libido atau nafsu seksnya.
Hal ini tentu mempengaruhi pertumbuhan rambut kepala. Kerontokan rambut
sebetulnya biasa dalam kehidupan seorang laki-laki. Tetapi ketika hormon androgen
masih normal pergantian rambut akan selalu terjadi. Hal ini berbeda dengan pada
umumnya lansia laki-laki yang sudah menipis bahkan menghilang daya dorong
seksualnya. Pertumbuhan rambut baru pada kepala bisa terjadi ketika terjadi
kerontokan. Kondisi seperti inilah yang menjadikan kebotakan dapat menjadi
salah satu ciri pada umumnya lansia laki-laki.
Untuk kaum
perempuan perubahan hormon androgen terjadi ketika terjadi menopause. Hal ini
juga bisa menyebabkan kerontokan rambut. Tetapi kerontokan rambut pada
perempuan tidak hanya terjadi karena menopause. Kehamilan juga biasa
menyebabkan rambut rontok.
“Pada wanita, perubahan hormon androgen biasanya terjadi setelah menopause, yang dapat menyebabkan kebotakan. Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa itu tidak berhubungan langsung. Seperti dilansir dari webmd.com, Dr. Nicole Rogers, seorang ahli dermatologis dari Old Metairie Dermatology, mengatakan bahwa bisa jadi menopause dan rambut rontok hanya terjadi pada usia yang sama, tidak ada hubungan langsung.” (idem https://hellosehat.com/hidup-sehat)
0 comments:
Post a Comment