diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Agustus 2013 Diperbaharui: 22 Oktober 2016 Hits: 5026
- Perayaan23 Oktober
- LahirTahun 1386
- Kota asalCapistrano, Italy
- Wilayah karyaHungaria, Polandia
- Wafat
- 23 Oktober 1456 di Villach - Hungary | karena sebab alamiah
- Beatifikasi19 Desember 1650 oleh Paus Innosensius X
- Kanonisasi
- 16 Oktober 1690 oleh Paus Alexander VIII
Setelah ditahbiskan menjadi seorang imam, Yohanes diutus untuk menjadi seorang pengkotbah. Ia dan St. Bernardinus dari Siena, yang tadinya adalah pembimbing novisnya, menyebar-luaskan devosi kepada Nama Yesus yang Tersuci ke berbagai tempat. Yohanes berkhotbah menjelajahi Eropa selama empat puluh tahun. Semua orang yang mendengar khotbahnya tergerak hatinya untuk mengasihi serta melayani Kristus dengan lebih baik.
Suatu peristiwa terkenal dalam hidup orang kudus ini terjadi saat pengepungan dan pertempuran di kota Nándorfehérvár (sekarang bernama Kota Beograd ibukota dari Negara Serbia Montenegro). Setelah kejatuhan kota Konstantinopel, Sultan Turki bertekad untuk maju terus dan menguasai Eropa serta membinasakan Gereja Yesus. Sultan menyiapkan bala tentara yang sangat besar dan bersiap untuk bergerak menuju Eropa. Melihat bahaya ini; Paus Kalistus II lalu mengutus St. Yohanes dari Capestrano untuk pergi menghadap semua raja Kristen di Eropa, dan meminta mereka agar dapat bersatu-padu dalam menghadapi bahaya kehancuran yang akan datang dari pasukan Turki yang amat kuat. Para raja taat kepada biarawan yang miskin serta bertelanjang kaki ini. Ia mengobarkan cinta mereka kepada Tuhan serta menyemangati mereka dengan kata-katanya yang berapi-api.
Pada musim panas tahun 1456 St. Yohanes Capestrano yang saat itu sudah berusia 70 tahun ikut berbaris bersama Raja Hungaria Hunyadi János dan para Ksatria Eropa, memimpin sekitar 57.000 tentara Kristen menuju medan perang. Saat peperangan berlangsung; kelihatan sekali bahwa tentara Kristen terdesak dan akan segera dihancurkan oleh bala tentara Turki yang berkekuatan lebih dari 100.000 orang dan dengan perlengkapan perang yang jauh lebih modern. Pasukan Turki saat itu langsung dipimpin oleh Sultan Mohammad II. Pada saat-saat kritis itulah santo Yohanes hanya dengan berjubah Fransiskan dan bertelanjang kaki lari ke garis depan untuk membakar semangat pasukannya agar terus bertempur. Dengan mengangkat salibnya tinggi-tinggi, orang tua yang kurus kecil ini terus berteriak, “Menang, Yesus, menang!” Dan para laskar Kristen itupun merasa jauh lebih bersemangat dari sebelumnya. Mereka terus maju bertempur hingga melukai Sultan Mohammad II. Dalam keadaan terluka Sang Sultan dan pasukannya kemudian lari tunggang-langgang kembali ke Konstantinopel.
St. Yohanes dari Capestrano meninggal beberapa bulan setelah kemenangan gemilang di Perang Beograd. Pasukan yang dihimpunnya berhasil meyelamatkan Eropa dari serbuan pasukan Turki. Ia tutup usia pada tanggal 23 Oktober 1456 dan dinyatakan kudus pada tahun 1724.
0 comments:
Post a Comment