diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 12 Oktober 2014 Diperbaharui: 09 Juli 2017 Hits: 8435
- Perayaan16 Oktober
- Lahir22 Juli 1647
- Kota asalL’Hautecourt, Burgundy, Perancis
- Wafat
- 17 Oktober 1690 - Oleh sebab alamiah
- VenerasiMaret 1824 oleh Paus Leo XII
- Beatifikasi18 September 1864 oleh Paus Pius IX
- Kanonisasi13 Mei 1920 oleh Paus Benediktus XV
Santa Margareta Maria Alacoque lahir pada tanggal 22 Juli 1647 di L'Hautecourt, Burgundy, Perancis. Ayahnya bernama Claude Alacoque dan ibunya Philiberte Lamyn. Ketika masih kanak-kanak, Margareta adalah seorang anak yang periang. Setelah menerima Komuni Pertama pada usia sembilan tahun, Margareta sering melakukan matiraga secara diam-diam. Ketika usianya sebelas tahun ia jatuh sakit, menjadi lumpuh dan harus tinggal di tempat tidur selama empat tahun.
Suatu hari, ia membuat janji kepada Bunda Maria untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dan seketika itu juga penyakitnya lenyap. Margareta menjadi sehat kembali. Setelah ayahnya meninggal dunia, ibunya menjadi sering sakit-sakitan. Paman dan bibinya lalu tinggal bersama Margareta. Perangai mereka yang kasar membuat Margareta dan ibunya menderita. Hampir setiap hari Margareta bersembunyi di taman sambil menangis dan berdoa. Margareta percaya benar akan belas kasihan Allah dan mendapatkan penghiburan besar dalam Sakramen Ekaristi. Yesus sendiri juga berkenan memberinya kepekaan atas kehadiran dan perlindungan-Nya dalam penampakan kepadanya.
Ketika ia berusia tujuh belas tahun, ibu dan kaum keluarganya menghendaki Margareta agar segera menikah. Mereka khawatir karena Margareta mulai membawa anak-anak pengemis ke rumah dan mengajar agama kepada mereka. Margareta bingung apakah ia hendak menikah dengan orang kaya yang meminangnya agar ia dapat mengentas keluarganya dari kemiskinan, ataukah masuk biara. Hingga suatu malam, ia mendapat penampakan: Yesus yang penuh luka karena baru saja didera menegur Margareta akan ketidaksetiaannya kepada-Nya setelah Ia sendiri begitu banyak membuktikan kasih-Nya kepada Margareta.
Akhirnya, pada tanggal 25 Mei 1667 Margareta Maria masuk Biara Visitasi di Paray-le-Monial dan mengucapkan kaul kekalnya pada bulan November 1672. Margareta dikenal sebagai seorang biarawati yang baik dan rendah hati. Tetapi ia sering membuat kesal para suster yang lainnya karena ia seorang yang lambat dan canggung dalam bekerja. Pada tahun 1675, ia mendapat penampakan Yesus di mana Yesus menunjukkan Hati-Nya yang berdarah. Yesus mengatakan kepadanya betapa Ia mengasihi seluruh umat manusia dan Ia ingin agar Margareta menyebarkan devosi kepada Hati-Nya Yang Mahakudus. Suatu tugas yang amat berat.
Banyak orang tidak percaya bahwa Yesus menampakkan diri padanya. Sebagian malahan marah kepadanya atas usahanya menyebarkan suatu devosi baru. Hal-hal demikian membuat Margareta sangat menderita. Namun demikian ia tetap setia melaksanakan kehendak Allah. Dalam suatu penampakan Yesus memberitahukan bahwa Ia akan mengutus seorang imam yang saleh untuk membantu dan membimbingnya. Imam saleh itu adalah Santo Claude de la Colombière, SJ.
Diilhami oleh Yesus sendiri, Margareta Maria menetapkan Jam Suci yaitu jam sebelas malam sampai tengah malam menjelang fajar Jumat Pertama setiap bulan. Saat Jam Suci, Margareta berdoa dengan meniarap (Prostratio: mengungkapkan kerendahan diri dan kekecilan dirinya di hadapan Allah dan menyampaikan penghormatan dan kerendahan hati secara paling intensif) dengan mukanya mencium tanah. Ia berdoa untuk bersama-sama dengan Yesus menanggung sengsara sakrat maut yang dialami Yesus di Taman Getsemani di mana murid-murid-Nya meninggalkan-Nya seorang diri. Yesus menyatakan kerinduan hati-Nya akan kasih umat-Nya dan menunjukkan Hati-Nya Yang Mahakudus yang penuh cinta dan belaskasihan serta penyelamatan. Tuhan menetapkan hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus dan meminta Margareta untuk menghormati Hati-Nya Yang Mahakudus dengan menerima Komuni Kudus setiap Jumat Pertama dalam bulan selama sembilan bulan berturut-turut. Devosi ini dilakukan sebagai silih atas dosa-dosa kita terhadap Sakramen Mahakudus. Yesus menyebut Margareta Maria sebagai "Murid Terkasih dari Hati Yesus Yang Mahakudus", serta pewaris semua kekayaan hati-Nya.
0 comments:
Post a Comment