Kamis, 19 Januari 2017
Yakobus Sales,
Wihelmus Saultemouche, Hari ke 2 Pekan Doa sedunia
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Ibr. 7:25-8:6;
Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17; Mrk. 3:7-12. BcO Rm 6:12-23
Markus
3:7-12:

Renungan:
Ketika selesai
memimpin ekaristi novena di sebuah gua Maria, saya tertinggal dari barisan
putra altar dan prodiakon. Saya terjebak di kerumunan umat yang menahan laju
jalan saya. Ada yang minta didoakan, ada yang menarik jubah. Ada pula yang sekedar
menghentikan untuk berpotret. Saat sampai di sakristi misdinar dan prodiakon
pun sudah tidak ada. Mungkin karena terlalu lama menunggu sehingga mereka
memutuskan untuk beres-beres terlebih dahulu.
Mengingat itu
saya bisa membayangkan pilihan Yesus. Yesus meminta para murid menyediakan
perahu. "Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya
karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya" (Mrk
3:9). Saya saja yang tidak mempunyai kemampuan menyembuhkan mengalami terhimpit
apalagi Yesus yang mampu menyembuhkan dan dicari banyak orang.
Kadang secara
sederhana kita layak menemukan cara untuk menghindarkan diri dari himpitan.
Kita tidak perlu melawan, tapi menemukan cara yang sederhana yang membuat kita
terlepas tanpa ada yang terlukai. Ada banyak cara sederhana yang bisa kita
temukan. Ketajaman kita akan membantu kita menemukan langkah cerdas untuk
melepaskan diri dari himpitan.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah
Yesus yang melepaskan diri dari himpitan massa. Bandingkan dengan pengalamanmu
melepaskan diri dari himpitan hidup.
Refleksi:
Bagaimana
melepaskan diri dari himpitan yang menghalangi langkah kita?
Doa:
Tuhan bukalah
mata hati kami agar menemukan langkah-langkah melepaskan diri dari persoalan
hidup. Semoga mata kami tajam menemukan cara sederhana yang melegakan. Amin.
Perutusan:
Aku akan membuka
mata hatiku untuk menangkap segala kemungkinan dalam mengarungi hidup ini. -nasp-
0 comments:
Post a Comment