Rabu, 01 Februari 2017
Kandelariadrst Yosef, Marua Aba Vaillot, Odilia
Vaymgarten
warna liturgi Hijau
Bacaan

Renungan:
Banyak orang tua memberikan gizi
yang terbaik bagi anak-anaknya. Mereka berharap asupan yang bergizi akan
membentuk kesehatan dan kecerdasan sang anak. Namun seingkali kita dikagetkan
kala mendapatkan berita bahwa lulusan terbaik anak SD atau sekolah menengah
berasal dari keluarga yang terbatas. Jangankan mereka memikirkan gizi terbaik,
mikir hari ini mau makan apa saja sudah sering memusingkan. Kenyataan ini
sering membuat kita terheran-heran.
Para tetangga Yesus juga heran pada
kuasa yang dimiliki Yesus. “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa
pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian
bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?” (Mrk 6:2). Mereka tahu siapa
keluarga Yesus. Bagi mereka tidak mungkin keluarga itu menghadirkan pribadi
seperti Yesus. Mereka sangat heran. Namun mereka menutup mata dengan apa yang
mereka lihat dan dengar dengan ketidakpercayaannya. Maka tak ada mukjijat yang
terjadi di sana.
Keistimewaan bisa muncul dari
manapun. Ia bisa muncul dari mereka yang dipersiapkan. Ia juga bisa muncul dari
kelompok yang tak terduga, bahkan tak dipercaya. Rasanya karya Allah bisa hadir
melalui siapa pun. Kita tidak perlu menutup diri dengan cap-cap yang ada.
Keterbukaan atas karya Allah ini akan membuka peluang bagi kita untuk merasakan
mukjijat Allah.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan
kehadiran Yesus di daerah-Nya. Bandingkan dengan pengalamanmu.
Refleksi:
Bagaimana menerima karya istimewa
Tuhan yang muncul dari kondisi yang tak kauduga?
Doa:
Tuhan Engkau bisa menghadirkan
karya-Mu di manapun. Semoga mataku lebih terbuka untuk melihat karya-karya-Mu.
Amin.
Perutusan:
0 comments:
Post a Comment