Kamis, 05 Januari 2017
Karolus Houben,
Yohanes Neumann
warna liturgi
Putih
Bacaan
1Yoh. 3:11-21;
Mzm. 100:2,3,4,5; Yoh. 1:43-51. BcO Kol 4:2-18
Yohanes
1:43-51:

Renungan:
Kasak-kusuk
seringkali mempunyai daya yang besar. Di kampung suatu perkara besar biasanya
berangkat dari kasak-kusuk warganya. Karena kasak-kusuk pun bisa melahirkan
demonstrasi yang besar. Kasak-kusuk sungguh mempunyai daya yang luar biasa. Ia
bisa menggerakkan orang, entah pada kebaikan atau pun pada keburukan.
Philipus telah
bertemu dengan Yesus. Ia terpesona dengan kepribadian Yesus. Maka ia pun
membawa kabar itu kepada orang-orang yang ditemuinya. Ia berkasak-kusuk di
mana-mana. Salah satunya adalah kepada Natanael. Berkat kesaksiannya Natanael
pun tertarik dengan pribadi Yesus. Kasak-kusuk para murid ini yang membuat
banyak orang ingin mengenal Yesus.
Kita pun mungkin
sering berkasak-kusuk. Kita sering membicarakan banyak hal dengan tetangga,
teman dan saudara kita. Mengingat kuatnya daya kasak-kusuk itu marilah kita isi
dengan materi yang baik. Materi yang baik yang kita kasak-kusukan. Kita
berharap dengan begitu semakin banyak orang yang menggerakkan pada kebaikan dan
tertarik untuk menjalankannya.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak
matamu. Bayangkan dirimu lagi terlibat pembicaraan dengan sesamamu. Bawa materi
baik dan sampaikan kepada mereka.
Refleksi:
Bagaimana
menghadirkan kasak-kusuk yang baik di kehidupan harian kita?
Doa:
Tuhan, aku mohon
kepada-Mu, semoga pembicaraan-pembicaraan baik yang berkembang di sekitarku.
Dunia di sekitarku lagi dirundung oleh kemiskinan berbicara baik. Banyak orang
mengumbar kata-kata yang tidak baik dan lantang. Jagailah kata-kata kami. Amin.
Perutusan:
Aku akan
mengobarkan semangat untuk berkasak-kusuk yang baik. -nasp-
0 comments:
Post a Comment