diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3289 Diterbitkan: 16 Agustus 2013 Diperbaharui: 29 Agustus 2016
- Perayaan02 September
- Lahir30 Oktober 1738
- Kota asalBiras - Perancis
- WafatTanggal 02 September 1792 | Martir. Dibantai dalam huru-hara Revolusi Perancis.
- Venerasi1 Oktober 1926 oleh Paus Pius XI
- Beatifikasi17 Oktober 1926 oleh Paus Pius XI
Beato Yohanes adalah Uskup Agung Arles, Perancis. Ia dan rekan-rekan biarawan beserta ribuan rakyat Perancis wafat sebagai martir yang gagah berani dalam masa Revolusi Perancis. Konstitusi baru Perancis pada tahun 1790 sangat menentang Gereja. Rakyat dipaksa menandatangani perjanjian dengan sumpah. Jika menolak, mereka akan dihukum. Pada tahun 1792, hukuman mati diberlakukan bagi semua orang yang menolak menandatangani pernyataan mendukung Revolusi.
Walau dibawah ancaman hukuman mati; banyak uskup, imam, kaum religius dan awam tak hendak menandatangani sumpah untuk mendukung konstitusi Perancis. Mereka tahu bahwa mereka akan mengkhianati Allah dan Gereja-Nya. Sungguh masa itu adalah yang amat memilukan bagi rakyat Perancis.
Pada tanggal 2 September 1792, ratusan orang mengadakan huru-hara dan menyerbu sebuah bangunan bekas biara. Bangunan itu telah difungsikan sebagai penjara bagi para imam dan kaum religius. Para perusuh yang beringas itu mendatangi para imam dan memaksa mereka menandatangani pernyataan yang mendukung revolusi. Semua imam itu menolak mentah-mentah; dan saat itu juga mereka langsung dibantai ditempat. Sungguh memilukan karena biara tempat tinggal para rahib religius kini telah menjadi tempat pembantaian. Di antara para martir yang tewas disitu terdapat Beato Alexander Lenfant, seorang Yesuit. Hanya beberapa menit sebelum wafat dimartir, ia masih melayani Sakramen Tobat pada seorang rekan imam. Keduanya tewas beberapa saat kemudian.
Para perusuh juga mendatangi Gereja Karmelit yang juga telah dialihfungsikan sebagai penjara. Beato Yohanes, Uskup Agung Arles, dan para uskup serta para imam lainnya ditahan di sana. Semua mereka menolak mengucapkan sumpah dan semuanya tewas dibantai. Pada tanggal 3 September, para perusuh yang sama menuju ke Seminari Lazaris. Seminari ini juga telah menjadi penjara sementara dengan sembilan puluh imam dan kaum religius di dalamnya. Hampir semua dari mereka tewas dibantai. Hanya empat orang yang lolos dari maut.
Pada waktu Revolusi yang mengerikan ini berakhir, 1500 umat Katolik tewas dibantai. Termasuk di antara mereka adalah para uskup, imam dan kaum religius. Para martir yang kita rayakan pestanya pada hari ini berjumlah 191 orang. Mereka dimaklumkan “beato” pada tahun 1926 oleh Paus Pius XI.
0 comments:
Post a Comment