Kisah tentang Rm. Ria termasuk menarik untuk kehidupan para rama dan karyawan yang tinggal di Domus Pacis Puren. Dalam hal menyantap menu makan dan snak beliau amat bersemangat dan tidak menolak sajian apapun. Memang, kalau ada sajian yang menjadi selera, Rm. Ria dapat menyantap lebih dibanding pada umumnya para rama lain. Kelahapan dalam bersantap ini ternyata cukup lama menjadi salah satu keprihatinan bagi pengurus. Sudah cukup lama semenjak belum tinggal di Domus Pacis Rm. Ria mengidap diabetes. Di Domus Pacis ada home care dari RS Panti Rapih yang datang seminggu sekali. Dari hasil pemeriksaan, sudah lebih dari dua tahun kadar darah beliau kalau bisa 270an sudah dianggap rendah. Pada umumnya antara 300an dan 400an. Bila sudah 500an beliau langsung dibawa ke RS Panti Rapih dan beberapa kali harus opname. Barangkali karena kadar darah ini beliau mengalami mudah lupa, disorientasi waktu, bahkan kulitnya menderita gatal-gatal yang cukup parah. Tetapi semua itu tidak menyurutkan selera bersantapnya. Kebetulan beberapa orang dekat yang sering berkunjung tidak jarang membawakan makanan yang bertentangan dengan diabet dan gatal-gatalnya. Kalau diperingatkan ada yang bilang "Ah, hanya sedikit kok" dan bahkan ada yang mengatakan "Rama Ria itu sudah tua dan kini aktivitas yang disukai adalah makan". Menghadapi kondisi Rm. Ria yang sudah "tak mampu mengontrol diri", pengurus menghadirkan seorang pramurukti sebagai tenaga khusus untuk mendampinginya. Dia adalah Mas Siswanto anggota Paguyuban Pramurukti RS Panti Rini. Mas Siswanto mulai bekerja pada tanggal 1 September 2020. Ternyata dia sosok yang profesional dalam kerjanya dan memiliki ketegasan. Mas Siswanto berani melarang Rm. Ria kalau mau nekad makan santapan yang dipandang berbahaya. Bahkan makanan pemberian tamu akan disingkirkan demi kebaikan kondisi Rm. Ria. Rm. Hartanta, direktur Domus Pacis, amat mendukung dan meneguhkan sikap Mas Siswanto. Pengunjung yang agak "ngeyel" dalam memberi oleh-oleh makanan yang membahayakan Rm. Ria, juga dapat berhadapan dengan ketegasan Rm. Hartanta. Yang jelas, dengan kedatangan Mas Siswanto, Rm. Ria yang selalu duduk di kursi roda didorong karyawan dalam mobilitas, kini biasa dituntun berjalan sekalipun pelan dan tertatih oleh Mas Sis yang tangan kirinya juga menggeret kursi roda untuk jaga-jaga. Dan satu hal yang sungguh menjadi istimewa bagi Domus Pacis adalah kadar darahnya. Beberapa kali dalam pemeriksaan seminggu sekali kadar darah sudah berada di bawah 200. Tidak jarang angka periksa menunjuk 150an. Bahkan pada hari Sabtu 14 November 2020 kadar darah terukur 113.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment