diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 10 Agustus 2013 Diperbaharui: 18 November 2019 Hits: 12450
- Perayaan25 November
- LahirHidup pada Abad ke-4
- Kota asalAlexandria - Mesir
- Wafat
- Martir, Dipenggal kepalanya di tahun 305 di Alexandria, Mesir
- Kanonisasi
- Pre-Congregation
St. Katarina baru berusia delapan belas tahun ketika Kaisar Maxentius mulai melakukan penganiayaan terhadap umat Kristen. Tanpa gentar sedikit pun, gadis Kristen yang cantik ini menghadap raja untuk mengatakan pendapatnya tentang perbuatan raja yang kejam. Ketika raja berbicara tentang berhala-berhala, Katarina dengan gamblang menunjukkan kepadanya bahwa berhala-berhala itu adalah bohong. Kaisar Maxentius tidak dapat membantah penjelasan Katarina. Oleh karenanya, ia memerintahkan agar dipanggil lima puluh orang ahli fisafat kafir yang terbaik. Sekali lagi, Katarinalah yang berhasil membuktikan kebenaran imannya. Kelimapuluh ahli filsafat itu menjadi yakin bahwa Katarina benar. Karena amat murka, Maxentius membunuh semua ahli filsafat itu.
Kemudian, raja yang sebenarnya juga terpesona dengan kecantikan putri kristen itu membujuknya dengan menjanjikan mahkota ratu baginya. Katarina dengan tegas menolak dengan menyatakan bahwa suaminya adalah Yesus Kristus, kepada siapa ia mempersembahkan kesuciannya. Penolakan Katarina ini membuat Kaisar murka. Ia memerintahkan agar Katarina dicambuk dan dipenjara.
Selama dalam penjara banyak orang datang untuk melihatnya, termasuk istri Maxentius, seorang pejabat istana dan dua ratus pasukan pengawal. Pada awalnya mereka hanya penasaran dan ingin mendengar gadis Kristen yang menakjubkan ini berbicara. Namun setelah bertemu dengan Katarina mereka semua bertobat. Semua menjadi Kristen dan kemudian martir.
Katarina sendiri dihukum mati dengan cara digilas pada roda berduri besar hingga tewas. Ketika roda mulai berputar, secara misterius roda berduri itu terbelah menjadi dua dan hancur berantakan. Pada akhirnya, St. Katarina menemui ajalnya dengan dipenggal kepalanya.
Pada masyarakat Kristen perdana di Timur Tengah terdapat "mitos" yang mengatakan bahwa setelah kematiannya para malaikat kemudian membawa jenazah St. Katarina ke puncak Gunung Sinai, di mana, di abad ke-6, Kaisar Yustinus kemudian mendirikan sebuah biara yang indah yang sampai saat ini disebut Biara Santa Katarina, Gunung Sinai.
Gereja utama Biara ini dibangun antara tahun 548 dan tahun 565, dan biara ini menjadi situs ziarah terutama bagi pemeluk Kristen Timur dan Barat.
Biara Santa Katarina dapat bertahan sampai hari ini, dan merupakan warisan seni dan arsitektur dari kebudayaan Kristen perdana.
0 comments:
Post a Comment