Kamis, 3 November 2016
Lukas 15:1-10
15:1. Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa
biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan
bersama-sama dengan mereka."
15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus
ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan
yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat
itu sampai ia menemukannya?
15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya
di atas bahunya dengan gembira,
15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil
sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka:
Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah
kutemukan.
15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada
sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada
sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan."
15:8 "Atau perempuan manakah yang mempunyai
sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan
pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
15:9 Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil
sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah
bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.
15:10 Aku
berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah
karena satu orang berdosa yang bertobat."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, di dalam agama yang disebut bertobat adalah sikap sadar akan dosa-dosa. Dengan bertobat orang sungguh berniat untuk meninggalkan dosa-dosa.
- Tampaknya, hanya orang berdosalah yang harus bertobat. Kalau sudah bertobat orang akan meninggalkan lingkungan kaum pendosa dan tekun berada di lingkungan agama.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, orang akan menyadari bahwa pertobatan sejati bukan terutama sibuk dengan dosa-dosa yang mengganggu tetapi terutama membangun dan menjaga keterbukaan hati mendengarkan suara luhur nurani sehingga orang tak berdosa pun akan selalu bertobat dan akan bersukacita karena ada yang terbiasa seenaknya sendiri berbalik ke kebaikan bersama. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu menjaga diri sekalipun termasuk di kalangan kaum yang tak pernah salah.
Ah, yang pokok kalau hidup
baik harus menjauhi kaum jahat.
0 comments:
Post a Comment