Rabu, 09 November 2016
Pesta Pemberkatan
Gereja Basilik Lateran
warna liturgi
Putih
Bacaan
Yeh.
47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; 1Kor. 3:9b-11,16-17; Yoh. 2:13-22. BcO
1Ptr. 2:1-17 atau Why. 21:9-27
Yohanes
2:13-22:

Renungan:
Sering kita
menemukan sesuatu yang kurang menyenangkan dan menimbulkan banyak grundelan.
Kala kita mengurus sesuatu kita harus membayar lebih dari yang seharusnya kita
bayarkan. Kala kita menolak membayar maka urusan akan lama dan mungkin tidak
selesai. Hal itu memaksa kita untuk mengikuti alur yang dibiasakan. Kita tidak
bisa menghindar apalagi menolak.
Ketika
menyaksikan situasi seperti itu Yesus tidak tinggal diam. Ia membuat cambuk dari
tali dan mengusir para pedagang di Bait Allah. Ia memporak porandakan mereka
yang memperdagangkan persembahan suci. Namun tindakan itu tentu mengusik hati
mereka yang terkena. Mereka tidak senang dengan pembersihan yang dilakukan
Tuhan. Maka merekapun menyimpan dendam.
Mereka yang
dibersihkan pasti menyimpan dendam. Mereka merasa ladang penghasilan mereka
hilang. Maka mereka pun menyimpan dendam pada para pembersih. Segala cara akan
ditempuh untuk menyingkirkan orang yang bersih dan pembela keadilan. Cara kasar
dan cara "suci" pun akan dijadikan senjata bagi usaha mereka. Maka
mari kita dukung mereka yang bersih. Kita waspadai jangan sampai kita terbuai
"cara suci" mereka yang mau mengembalikan daya untuk mengelabui
masyarakat.
Kontemplasi:
Bayangkan
pungli-pungli yang kaualami. Ambillah sikap bersama warga untuk memberantasnya.
Refleksi:
Bagaimana
membongkar dan menyingkirkan praktek-praktek yang seakan "suci" namun
tidak adil?
Doa:
Tuhan berilah
keberanian padaku untuk tidak menyerah pada tuntutan mereka yang tidak adil.
Semoga aku bisa menjadi tanda terang pada dunia yang bersih. Amin.
Perutusan:
Aku akan turut
serta dalam pemberantasan pungli. -nasp-
0 comments:
Post a Comment