Pandemi Covid-19 memang akan subur kalau terjadi kerumunan. Apalagi kalau protokol kesehatan tidak diabaikan. Sosialisasi larangan keluar rumah tanpa kebutuhan mendesak sungguh diintensifkan. Bagaimanapun juga Domus Pacis Puren juga bagian dari masyarakat. Domus juga mengalami dampak untuk mengutamakan tinggal di rumah. Kegiatan-kegiatan Domus yang menghadirkan banyak orang, yaitu Novena Ekaristi Seminar, dihentikan. Bagi Rm. Yadi dan Rm. Bambang yang biasa keluar melayani permintaan misa ujub, pandemi itu telah menghentikannya. Rm. Bambang, yang beberapa kali sebulan keluar mendampingi kelompok-kelompok lansia untuk pendalaman keagamaan, juga menghentikannya.
Satu hal yang surut terjadi di Domus Pacis Puren adalah kunjungan-kunjungan. Sebelum pandemi Covid-19 kunjungan kerap terjadi dan ikut mewarnai kehidupan Domus. Kunjungan-kunjungan juga kerap membuat Domus menerima oleh-oleh terutama hal-hal yang menjadi kebutuhan para rama. Satu hal yang menjadi kebutuhan harian adalah pempers. Setiap hari Domus harus menyediakan rata-rata 24 buah. Sebelum masa menahan masyarakat agar mengutamakan "tinggal di rumah", persediaan pempers di Domus Pacis amat memadahi. Tetapi dengan masa "tinggal di rumah" sejak Maret 2020, persediaan pempers menipis. Ketika Rm. Bambang bertanya kepada karyawan, dia mendapatkan jawaban "Tesih saget ngantos akir wulan" (Masih bisa tersedia sampai akhir bulan Juli 2020). Maka dia meminta Bu Rini untuk mengurus pengadaan pempers. Tiba-tiba pada Jumat 2020 jam 07.50 datang pesan WA dari Bu Retno, warga Paroki Sambirata Semarang "Sugeng enjang Rm Bambang... Saya ibu Retno dari semarang, apakah siang nanti sekitar pukul 14.30 saya bisa sowan ke Domus, badhe nyaosaken titipan pempers kagem para Romo Sepuh dari kelompok doa Kerahiman Ilahi . Maturnuwun sanget". Rm. Bambang hanya mampu bersyukur pada Tuhan bahwa ada anugerah salah satu kebutuhan yang vital untuk para rama tua. Bu Retno datang atas nama Kelompok Kerahiman Ilahi Paroki Sambirata.
0 comments:
Post a Comment