Santo Benediktus, Abas
Sabtu, 11 Juli 2020
Matius 10:24-33
24 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. 25 Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. 26 Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. 27 Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. 28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. 29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. 30 Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. 31 Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. 32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. 33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, rasa takut sering dikatakan wajar ada dalam diri orang. Orang dapat merasa takut kalau menghadapi tantangan apalagi ancaman.
- Tampaknya, karena rasa takut orang dapat menyembunyikan diri. Perbuatan baik pun dapat dibatalkan kalau ada yang mengancam pelaksanaannya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun pada umumnya dapat dipandang wajar kalau membatalkan kebaikan karena takut pada ancaman yang muncul, sejatinya dengan ketakutan itu orang menempatkan diri di bawah martabat hewan kecil penuh kelemahan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan yakin bahwa keberanian menghadapi berbagai tantangan dan ancaman untuk berbuat baik adalah kesejatian kemanusiaan.
Ah, yang pokok hidup itu ikut saja arus umum agar tetap selamat.
0 comments:
Post a Comment