diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 12 Maret 2017 Diperbaharui: 16 April 2017 Hits: 2696
- Perayaan20 Januari
- LahirSekitar tahun 377
- Kota asalMelitene, Armenia
- Wilayah karyaYerusalem, Israel
- Wafat
- 20 January 473 di Pharan (sekarang Khan al-Ahmar, Yerusalem)
- Beatifikasi-
- Kanonisasi
- Pre-Congregation
Pada sekitar tahun 405 Euthymius berziarah ke Yerusalem. Di tanah tempat Yesus pernah menjejakkan kaki-NYA ini, Euthymius berteman dengan para rahib pertapa dan jatuh hati pada cara hidup mereka yang penuh kedamaian dalam doa dan keheningan. Ia lalu menemukan sebuah Lavra (gua pertapaan) di dekat pemukiman biarawan di Pharan (sekitar enam mil sebelah timur Yerusalem) dan tinggal disana sebagai seorang pertapa. Sampai akhir hayatnya, Euthymius tidak pernah kembali ke Armenia.
Pada tahun 411, Euthymius bersama sesama pertapa, santo Theoctistus, menarik diri ke padang gurun untuk mencari tempat pertapaan yang lebih hening. Mereka juga berupaya menghindari umat yang kerap meminta bimbingan rohani dan mengganggu kehidupan monastik mereka. Namun ketika umat tetap saja mencari mereka di padang gurun, Santo Euthymius dan Theoctistus kembali ke biara di Pharan. Mereka memutuskan untuk berkarya melayani umat, sambil tetap menjalani pola hidup asketis para pertapa.
Menurut tradisi, Euthymius melakukan banyak mujizat dalam nama Yesus Kristus. Hal ini membuat banyak orang mendatanginya untuk mendapat bimbingan rohani dan memohon penyembuhan. Sebuah mujizat penyembuhan bagi Terebon, anak seorang Sheikh bangsa Saracen membuat nama Euthymius semakin terkenal sampai keluar wilayah Israel. Namun popularitasnya ini justru membuat biaranya semakin ramai dikunjungi orang.
Rindu akan suasana hening dan tenang, suatu hari Euthymius dan Domitianus muridnya, meninggalkan biara dan pergi ke padang gurun Ruba, di dekat Laut Mati. Mereka tinggal beberapa waktu di sebuah daerah terpencil bernama Marda. Ketika tempat pertapaannya ini mulai ditemukan orang, ia mengungsi lagi ke gurun Zipho (Engaddi kuno). Namun keharuman jiwanya dan kuasa mujizat yang dianugerahkan Tuhan kepadanya tidak mampu ia sembunyikan. Ketika banyak orang mengikutinya sampai ke gurun terpencil ini, Euthymius tidak mau mengungsi lagi. Ia lalu kembali ke lavranya di dekat biara Pharan.
Disekitar tahun 426, Euthymius ditahbiskan menjadi uskup oleh Patriark Yerusalem yang pertama, Juvenal. Meski enggan memangku jabatan dalam hirarki gereja, Euthymius tetap patuh pada pimpinannya. Selama menjadi uskup, ia membangun beberapa tempat pertapaan dan sebuah Gereja di jalur Yerikho-Yerusalem yang diresmikan oleh Patriark Juvenal pada tahun 428.
Euthymius dikatakan menjadi pendamping Patriark Juvenal pada Konsili Efesus I yang digelar tahun 431. Pulang dari konsili Efesus, Euthymius mengundurkan diri dari jabatan uskup dan kembali ke gua pertapaannya di Pharan. Ia kembali menjalani cara hidup yang selalu dirindukannya; yang senantiasa, selalu, setiap saat, larut dalam doa dan keheningan bersama Yesus yang dicintainya.
Menurut tradisi, Santo Euthymius tutup usia pada umur 95 tahun pada tanggal 20 Januari 473. Ia dihormati sebagai seorang kudus oleh Gereja Katolik Roma dan Gereja Orthodox Timur. Gereja Roma merayakan pestanya sesuai hari kematiaannya di setiap tanggal 20 januari.(qq)
1 comments:
Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802
Post a Comment