Percikan Nas Rabu, 11 September 2019

Yohanes Gabriel Perboyre
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Kol. 3:1-11; Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab; Luk. 6:20-26.
BcO Hos. 1:1-9; 3:1-5.

Bacaan Injil:
20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. 22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. 23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. 24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. 25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. 26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."

Memetik Inspirasi:
Suatu kali kumpulan masyarakat ngomongin sikap dan sifat salah satu keluarga kaya di kampungnya. Keluarga tersebut tidak pernah keluar untuk bertemu warga, apalagi ikut kegiatan kerjabakti. Mereka pun dikenal pelit. Meski kaya kalau iuran kampung sangat sedikit. Sekali iuran besar ngundang wartawan. Keluarga itu pun menjadi pergunjingan warga.
Hari ini Yesus menyampaikan sabda bahagia pada orang miskin dan sabda celaka pada orang kaya. Orang miskin yang mengandalkan Allah dipuji Tuhan. Orang kaya yang tidak peduli pada sesamanya dan merasa puas pada dirinya disabda celaka.
Kekayaan itu anugerah. Kita tidak perlu takut untuk kaya. Malah Tuhan menghendaki kita mengalami syaloom, damai sejahera dan mengembangkan talenda yang diberikan. Namun kita, baik miskin atau pun kaya, tidak boleh menjadi egois. Harta dan diri ini berasal dari kasih Allah. Maka harta dan diri ini mesti mempunyai nilai kasih kepada sesama. Bila egois kita pun akan jadi pergunjingan tetangga sekitar.

Refleksi: 
Apa dan bagaimana anda menggunakan harta pemberian-Nya?

Doa:
Tuhan semoga kami bisa bijak dalam menggunakan harta pemberian-Mu. Semoga kami tidak jadi egois terhadap rahmat-Mu, namun memberi nilai kasih atas harta pemberian-Mu. Amin.

Nilai Kasih Harta
MoGoeng
Wates