Pada hari Kamis 27 Agustus 2020 jam 17.29 Rm. Bambang mengirim pesan WA ke Bp. Uskup Mgr. Rubiyatmoko "Monsinyur, Rm. Ria benter. Mlebet Lukas 214 p rapih. Berkah Daleeem" (Monsinyur, Rm. Ria mengalami panas badan. Masuk ruang Lukas 214 di RS Panti Rapih). Duabelas menit kemudian datang pesan balik dalam WA dari Bapak Uskup "Sugeng sonten, Romo. Maturnuwun informasinipun. Mugi Rm Ria enggal dhangan malih. Berkah Dalem" (Selamat sore, rama. Terima kasih atas informasinya. Semoga Rm. Ria cepat sembuh. Berkah Dalem). Rm. Bambang langsung menambahkan informasi "Kabaripun kenging herpes ing dada. Matur nuwun pandonganipun" (Menurut informasi kena herpes di dada. Terima kasih dan mohon doa). Bapak Uskuppun langsung menyampaikan kata-kata "Waduh..... baju²nya dicuci terpisah dr yg lain nggih. Nwn" (Aduh ..... baju-bajunya dicuci terpisah dari yang lain, ya. Terima kasih).
Rm. Ria sejak pagi, ketika makan bersama, memang sudah tampak tidak segar. Kebetulan pada hari itu pada jam 10.40an Mbak Truli, adiknya, datang. Hari itu Rm. Ria memang akan kontrol ke dokter kulit dan kini Mbak Truli biasa mendampingi. Ternyata pada saat itu badan Rm. Ria lemas. Ketika diukur suhunya tertulis di alat 38,4 dan gula 280. Beliau juga gemetar. Rm. Bambang minta Mas Abas untuk memberi tahu dibawa di RS Panti Rapih. Tetapi katanya Rm. Ria meminta sore saja sekalian kontrol dokter. Pada saat makan siang beliau dilayani di kamarnya. Rm. Bambangpun memutuskan untuk segera membawa ke Panti Rapih. Mas Fallah diminta makan dan kemudian dengan mobil mengantar ke Rumah Sakit. Mbak Truli pada jam 17.00 mengirim berita ke WA ke Rm. Bambang "Mo mniko Rm Rio kedah opnam dulu ..... karena demam diakibatkan herpes..." (Rama, ini Rm. Ria harus rawat inap lebih dahulu..... karena demam yang diakibatkan oleh herpes...).
0 comments:
Post a Comment