Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, April 19, 2013

BISA BELI MAKAN

Kemarin, Jumat 19 April 2013, kelompok Kerabat MSF Paroki Kudus datang mengunjungi Komunitas Rama Domus Pacis. Mereka datang pada sekitar jam 11.15. Enam rama (Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, Rama Harjaya, Rama Agoeng dan Rama Bambang) dapat ikut menyambut. Rama Jaka sedang ke Semarang untuk kontrol dokter di RS Elisabet. Jumlah anggota pengunjung ada 30 orang dan hanya beberapa bapak sebagai peserta laki-laki. Rama Andika MSF, pastor Paroki Kudus, ikut menyertai. Kebetulan Rama Andi dan Rama Tri Wahyono pernah bersama-sama menjadi tenaga pastoral di Keuskupan Tanjung Selor, Kalimantan.

Rama Yadi tampil dengan microphone menyambut para tamu dengan menjelaskan kata Domus Pacis yang menjadi nama rumah para rama praja tua di Puren. Rama Yadi juga memperkenalkan rama-rama Domus Pacis dengan menjelaskan kamar-kamar tempat masing-masing rama. Selanjutnya pimpinan rombongan memberikan kata-kata sambutan. Rama Agoeng sebagai anggota pengurus Domus Pacis menyusul memberikan sambutan. Tetapi Rama Agoeng kemudian berkeliling ke rama-rama Domus untuk memberikan kesempatan sharing tentang kegiatan yang dilakukan. Karena Rama Yadi sudah berceritera sambil membuka dalam kata-kata sambutan, maka yang mendapat kesempatan adalah Rama Harto, Rama Tri Wahyono dan Rama Bambang. Rama Agoeng masih menambahkan berceritera kekhasan yang dilakukan oleh masing-masing rama. Dalam tanya-jawab dan tanggapan, banyak yang mengatakan bahwa suasana rama-rama Domus Pacis berbeda sekali dengan banyangan mereka sebelum datang. Sebelumnya banyak yang membayangkan akan berjumpa dengan rama-rama yang lemah fisik dan semangat. Tetapi ternyata kondisi usia dan atau fisik yang memberikan keterbatasan tidak menghalangi suasana dinamis kehidupan para rama Domus. Bahkan Rama Harto yang tremor, duduk terus di kursi rodan dan volume suaranya lemah mendapatkan perhatian paling besar dari para ibu. Mereka minta doa bahkan banyak yang menuliskan permohonannya dalam kertas dan menyerahkannya kepada Rama Harto. Kemudian Rama Agoeng menyerahkan microphone kepada Rama Yadi untuk memimpin doa makan. Suasana makan pun penuh  dengan keakraban karena dibarengi celotehan dan omong kelakar antara para rama dan pengunjung. Oh, ya, makan bersama ini dibeayai oleh kelompok Kerabat MSF Paroki Kudus sebagai pengunjung. Tetapi santap siang dimasak oleh tukang masak Domus Pacis dan pengunjung membayarnya. Ternyata Domus Pacis juga bisa menyelenggarakan pesanan makan. 

0 comments:

Post a Comment