TIDAK MAU! KE RAMA HARTO SAJA!
Ini adalah peristiwa Rabu lalu, 17 April 2013. Rama Bambang sudah terjaga sejak jam 2an dini hari dan kerja ini-itu serta sejak jam 4.30an sudah di depan laptop. Maka sehabis makan pagi dia leyeh-leyeh (berbaring santai) di tempat tidur. Ketika sedang mulai masuk ke alam lelap, tiba-tiba salah seorang karyawan masuk kamar Rama Bambang berkata "Rama, wonten ibu badhe mijeti. Criyosipun suku tengenipun rama kepuntir" (Rama, ada seorang ibu mau memijat. Katanya kaki kanan rama terpuntir). Rama Bambang langsung berada di kursi rodanya dan langsung keluar kamar. Ada seorang ibu usia sekitar hampir 50an tahun. "Mari, rama, saya pijat kakinya" kata ibu itu. "Kenapa kaki saya?" Tanya Rama Bambang. "Kaki kanan rama terpuntir" dia menjelaskan. Rama Bambang yang mulai merasa berhadapan dengan orang yang kurang beres menyahut "Kaki kanan saya tidak apa-apa." "Saya punya kekuatan supranatural. Saya melihat kaki rama terpuntir." "Tidak bisa! Kaki saya tidak apa-apa!" Rama Bambang berbicara dengan suara keras disertai tekanan. "Tetapi nyatanya rama duduk dengan kursi roda." "Kaki saya memang begini sejak kecil." "Tidak mungkin. Rama jadi begitu pasti sesudah besar. Mari saya pijat. Tidak membayar." "Tidak mau! Saya begini sudah sejak kecil dan saya sudah biasa." "Tetapi mengapa sejak kecil begitu kok dapat menjadi rama?" "Saya mendapatkan dispensasi."
Ketika ibu itu mendesak terus untuk memijat kaki, Rama Bambang tiba-tiba berkata "Ke Rama Harto saja! Nih, kamarnya sebelah kamar saya." "Rama Harto kena apa?" "Dia tremor." "Tremor itu apa?" "Lihat saja!" "Dia begitu sejak kecil atau sesudah besar?" "Sesudah besar." Rama Bambang langsung masuk kamar. Sekitar 2 jam kemudian salah satu karyawan berceritera kepada Rama Bambang. Si ibu
memijat Rama Harto hanya dengan menepuk-nepuk tangan dan kaki rama.
Kadang-kadang kaki si ibu nggedruk-nggedruk (menghentak-hentak lantai). Ibu itu bilang bahwa penyembuhannya dengan kekuatan prana. Ketika selesai pemijatan si ibu bertanya kepada Rama Harto "Sudah sembuh ta, rama?" Rama Harto dengan volume suara yang lemah menjawab pelan-pelan dalam bahasa Jawa "Deeeereeeeng" (Belum). Dan peristiwa ini ternyata menjadi salah satu kisah yang membuat tertawa bagi rama-rama Domus dan tamu-tamu yang mendengarnya.
Thursday, April 18, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Hehehe suka cerita ini!
Tenan, ngguyu tenann...
Rumah tua dan difabel kalau gak banyak tawanya jadi rumah celaka ha ha ha ......
Post a Comment