diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 1997 Diterbitkan: 11 Maret 2017 Diperbaharui: 22 Maret 2017
- Perayaan25 Januari
15 Februari (Dominicans) - Lahir21 Maret 1295
- Kota asalÜberlingen Konstanz, Jerman
- Wafat25 Januari 1366 di Ulm Jerman
- BeatifikasiTahun 1831 oleh Paus Gregorius XVI
- Kanonisasi-
Beato Henrikus Suso lahir di Überlingen Konstanz, Jerman pada tanggal 21 Maret 1295 dan dibabtis dengan nama Heinrich von Berg. Ia berasal dari keluarga bangsawan Berg yang memerintah di Düsseldorf pada masa itu. Di kemudian hari, karena kerendahan hati dan karena kasihnya kepada sang ibu, Henrikus memilih menggunakan marga ibunya: Suso (ejaan aslinya : Seüse), yang berasal dari kalangan rakyat biasa.
Pada usia 13 tahun ia masuk Novisiat Ordo Para Pengkotbah atau Ordo Dominikan dan selama lima tahun menjalani pendidikan hidup rohani. Pada usia 18 tahun, ia mengalami suatu pertobatan batin yang luar biasa, suatu sentuhan rahmat yang menghantarnya pada suatu kehidupan heroik dalam doa dan pertobatan orang-orang berdosa. Setelah menyelesaikan studi teologinya di Konstanz, ia ditahbiskan pada tahun 1324, lalu pergi ke Cologne untuk melanjutkan studinya dibawah bimbingan Meister Eckhart (Eckhart von Hochheim OP, seorang mistikus Dominikan, mahaguru Teologi dan Filsafat yang sangat berpengaruh dimasa itu). Eckhart sungguh mempengaruhi kehidupan rohani Henrikus secara mendalam.
Pada tahun 1236, Henrikus kembali ke Konstanz untuk mengajar teologi di Seminari Dominikan. Dalam kurun waktu itu, ia mulai banyak menulis buku tentang Mistisisme. Dalam bukunya yang berjudul Buku kecil tentang kebenaran, Suso memaparkan Mistisisme secara teoritis dan dengan tegas membela ajaran gurunya Meister Eckhart. Dalam buku ini, ia menunjukkan kesetiannya kepada Eckhart sekaligus berusaha membenarkan dirinya terhadap tuduhan-tuduhan yang diberikan kepadanya.
Dalam bukunya; Buku Kecil tentang kebijaksanaan Abadi (buku ini kelak disebut sebagai karya terindah dalam mistisisme Kristen Jerman), Henrikus menuliskan percakapan-percakapan rohaninya dengan Kristus. Buku ini penuh dengan devosi kepada luka-luka Yesus, kepada nama Yesus, kepada Maria dan kepada Ekaristi. Ia sendiri kemudian menerjemahkan buku ini kedalam bahasa latin dengan judul Horologium Sapientia (Jam Kebijaksanaan).
Dalam bukunya yang berjudul Kehidupan, Suso menuliskan percakapan- percakapan rohani dengan muridnya, Elisabeth Stagel. Buku ini lebih merupakan kisah sebuah jiwa daripada suatu biografi. Ajaran Suso hangat, personal dan lembut. Bahasanya indah dan punya daya tarik yang mendalam.
Dari tahun 1335, Henrikus Suso membaktikan seluruh hidupnya dalam karya pewartaan Sabda dan bimbingan Rohani kepada umat dan rohaniwan-rohaniwati. Dalam karyanya ia banyak dibantu oleh oleh sahabat-sahabatnya sesama murid Meister Eckhart; Yohanes Tauler dan Henry Nordlingen. Karena bakat dan pengalamannya ini, ia diangkat menjadi pemimpin Serikat Sahabat-sahabat Allah, sebuah serikat religius yang terdiri dari kaum rohaniwan dan awam untuk mendalami bentuk-bentuk kehidupan rohani yang lebih tinggi.
Pada tahun 1343 Henrikus dipilih menjadi pemimpin Ordo Dominikan di Konstanz. Tujuh tahun kemudian ia dikirim ke Ulm dan menjadi pembimbing rohani bagi umat dan rohaniwan-rohaniwati disana. Di sanalah ia menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal 25 Januari 1366.
0 comments:
Post a Comment