Jumat, 31
Januari 2020
Markus 4:26-34
4:26
Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang
menaburkan benih di tanah,
4:27
lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu
mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak
diketahui orang itu.
4:28
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya,
kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim
menuai sudah tiba."
4:30
Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu,
atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
4:31
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu
yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
4:32
Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada
segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga
burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
4:33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan
firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka,
4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak
berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala
sesuatu secara tersendiri.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada gambaran bahwa pembicara hebat adalah yang mampu menghadirkan hal-hal baru. Dia adalah orang berilmu.
- Tampaknya, ada gambaran bahwa pembicara hebat adalah yang mampu membuat para pendengarnya terpesona. Dia dapat menarik perhatian karena yang diomongkan di luar perhitungan para pendengar.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun pandai berbicara dan menghadirkan ilmu-ilmu baru, orang belum sungguh menjadi pembicara hebat kalau di dalam omongannya tidak melandaskan diri pada paradigma pendengar sehingga dapat menghadirkan cakrawala lain yang bernuansa ilahi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati sekalipun bicara tentang hal-hal surgawi orang akan melandaskan diri pada pengertian manusiawi pendengarnya.
Ah, kalau sungguh baik sebagai pembicara, orang akan
banyak diundang ke banyak tempat dengan honor tinggi.
0 comments:
Post a Comment