Saat itu adalah malam hari sekitar jam 19.00 pada hari Selasa 18 Februari 2020. Rm. Bambang mengunjungi Rm. Suntara. Rm. Suntara memang berbaring. Tetapi wajahnya tampak ceria. Dia menikmati pisang yang dipegang dan dikupas sendiri. "Aku dikon ajar omong terus. Aku ya dikon ajar mlaku" (Aku disuruh terus belajar omong. Aku juga diminta ajar berjalan) kata Rm. Suntara dengan suara jelas terdengar walau masih dengan nada memaksa bersuara. Untuk Rm. Bambang, yang sehari-hari selalu berjumpa dalam kamar makan dan kadang mengantar tamu mengunjungi beliau, peristiwa Rm. Suntara berbicara adalah hal yang amat menggembirakan. Sebelumnya, ketika masih berada di kamar, Rm. Bambang mendengar bel tamu. Selang beberapa saat Mas Falah, tenaga yang ada di Domus Pacis Puren, memberi kabar "Selang tenggorokan Rm. Suntara sampun dipun copot. Sakmenika sampun ajar ngandika" (Selang tenggorokan Rm. Suntara sudah dilepas. Kini beliau ajar berbicara). Dalam hati Rm. Bambang berkata "Oooo, bel tamu mau ambulans sing ngeterke bali Rm. Suntara seka kontrol neng Panti Rapih" (Oooo, bel tamu tadi dari pengantar yang menggunakan ambulans untuk mengantar pulang Rm. Suntara dari RS Panti Rapih).
Mendengar berita itu Rm. Bambang langsung menulis di WA yang dikirim ke Uskup "Monsinyur, kaparenga kula ngaturi pirsa. Rm. Suntara alat ing gulunipun sampun dipun copot sonten punika. Suwanten wiwit medal. Mugi-mugi enggal saget ngandika kados wingi uni. Mbokmenawi salajengipun wiwit ajar napak lan mlampah. Berkah Daleeeem" (Monsinyur,perkenankanlah saya menghaturkan berita. Alat di leher Rm. Suntara sudah dilepas tadi sore. Suara mulai muncul. Semoga cepat bisa berbicara seperti semula. Mungkin selanjutnya belajar menapakkan kaki dan berjalan. Berkah Dalem). Setelah itu Rm. Bambang langsung ke kamar Rm. Suntara. Mas Falah menunjukkan hasil pemeriksaan dari dokter THT. Sayapun bisa omong-omong dan mendengarkan kisah dia masuk RS Panti Rapih pada 24 Agustus 2019. Dia juga berbicara pengalamannya mati suri selama sehari. Di Domus Pacis beliau sudah lima bulan lebih. Rm. Suntara juga bertanya kondisi penyakit masing-masing rama yang ada di Domus Pacis. "Pokoke obate lara ki ya mung taat karo dokter" (Pada pokoknya obat penyakit itu taat pada dokter) kata Rm. Suntara yang berbulan-bulan tak dapat bersuara karena lehernya terpasang slang tenggorokan. Dalam hal makan beliau juga mengalami sonde selama 4 bulan.
0 comments:
Post a Comment