diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 5768 Diterbitkan: 16 Februari 2016 Diperbaharui: 20 Januari 2020
- Perayaan16 Februari
1 Februari (Beberapa Kalender) - LahirTahun 1182
- Kota asalCastelfiorentino, Florence, Italia
- WafatTahun 1242 di Florence, Italy - meninggal saat sedang berdoa
- Beatifikasi-
- KanonisasiTahun 1533 oleh Paus Klemens VII
Santa Veridiana Lahir di Castelfiorentino Tuscany Italia, dalam keluarga bangsawan. Sejak kecil ia sudah memperlihatkan wataknya yang murah hati dan penuh kepedulian terhadap sesama. Namun Veridiana baru sungguh-sungguh menjawab panggilan untuk menjalani hidup religius setelah ia beranjak dewasa.
Saat berusia 26 tahun, Veridiana berziarah ke Kathedral Santiago de Compostela di Spanyol. Perjalanan ini menempuh rute ziarah yang dikenal sejak abad pertengahan sebagai rute Ziarah “Camino de Santiago” atau rute “Way of Saint James” (Latin : Peregrinatio Compostellana) dan membawa berkah spiritual yang luar biasa bagi Veridiana.
Setelah kembali ke Castelfiorentino, Veridiana memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi. Ia ingin menjadi seorang pertapa wanita dan mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Yesus. Veridiana membangun sebuah sel pertapaan kecil disebelah Kapel Santo Antonius Padua. Ia lalu tinggal di sel pertapaan tersebut selama 34 tahun dan menjalani hidup dalam doa dan matiraga di bawah bimbingan para biarawan Vallumbrosan.
Santa Veridiana sebenarnya tidak tergabung dalam Ordo Religius manapun. Namun dalam proses kanonisasinya setelah tiga abad kemudian; Ordo Benediktin, Fransiskan dan Dominikan sama-sama mengklaim bahwa Santa Veridiana adalah Sekularis (anggota ordo kedua atau biarawati) Ordo mereka. Klaim ordo Fransiskan didasarkan pada sebuah tradisi yang menyebutkan bahwa pada tahun 1211, santo Fransiskus Asisi, bapa pendiri Ordo Fransiskan, sempat mengunjungi pertapaan Santa Veridiana dan mentahbiskannya sebagai seorang sekularis Fransiskan. Begitu juga Ordo Dominikan yang dalam klaimnya merujuk pada sebuah catatan kecil dalam riwayat hidup santa Veridiana. Namun tidak ada bukti lain yang bisa diberikan baik oleh Benediktin, Fransiskan maupun Dominikan, selain tradisi dalam ordo masing-masing dan catatan yang sudah ada, yang sama-sama diyakini kebenarannya, bahwa: Veridiana telah bertapa selama 34 tahun dalam sebuah sel pertapaan yang dibangunnya sendiri.
Setiap hari banyak orang yang datang mengunjungi pertapaan santa Veridiana. Dari sebuah jendela kecil, Veridiana akan berbicara kepada mereka dan menerima sedekah makanan yang mereka berikan. Banyak mujizat penyembuhan dilaporkan terjadi pada para pengunjung yang berdoa bersamanya. Hal ini membuat jumlah pengunjung yang datang semakin bertambah banyak.
Ketika bencana kelaparan melanda Castelfiorentino, seorang paman santa Veridiana sama sekali tidak tergerak untuk membantu penduduk yang kelaparan. Malah, sang paman menjual kacang polong hasil panen keluarga mereka dengan harga yang tinggi. Ketika sang pembeli hendak mengambil bahan makanan tersebut, mereka terkejut melihat gudang penyimpanan yang telah kosong. Santa Veridiana telah membagikan semuanya kepada para penduduk yang menderita. Sang paman lalu meminta waktu 24 jam untuk menyediakan gantinya, lalu dengan marah menuntut pertanggung-jawaban Veridiana. Keesokan harinya, pada waktu yang telah ditentukan, sang paman dan si pembeli tercengang mendapati gudang makanan telah penuh kembali dengan kacang polong.
Santa Veridiana tutup usia di pertapaannya pada tahun 1242. Jiwanya yang kudus meninggalkan raganya di kala ia tengah tenggelam dalam doa hariannya. Sebuah tradisi lokal menyebutkan bahwa saat santa Veridiana meninggalkan dunia ini, lonceng-lonceng gereja di seluruh Castelfiorentino secara ajaib berdentang dengan sendirinya seakan mengiringi kembalinya jiwa suci Veridiana ke Rumah Bapa.(qq)
0 comments:
Post a Comment