Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan :
2Kor. 3:15-4:1,3-6; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Mat. 5:20-26;
BcO Yos. 5:13-6:21
Bacaan Injil:
20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Memetik Inspirasi:
Sungguh indah ketika kita sadar bahwa orang tua kita tidak pernah mengajari kita kata-kata kasar. Andai mereka akan mengeluarkan kata itu mereka berusaha supaya tidak di hadapan anak-anaknya. Setiap anak yang mengeluarkan kata kasar pun akan diperingatkan.
Tuhan Yesus pun memperingatkan umat agar tidak mengatakan kata-kata kasar. Mereka yang mengatakan “kafir" atau “jahil" layak untuk mendapatkan hukuman. Mereka yang bertengkar diminta untuk berdamai terlebih dahulu.
Kita sungguh berharap bahwa pendidikan dasar tersebut perlu terus dikembangkan. Maka sangat miris ketika mendengar barisan anak-anak yang mengatakan, “bunuh mereka, hajar sampai mampus dst!” sikap itu memerlukan pemurnian kembali. Kita perlu terus menjaga kesopanan, keadilan, perdamaian tanpa umpatan. Semua bersaudara.
Refleksi:
Apa yang bisa dibuat supaya tidak mengumpat?
Doa:
Tuhan, bersama St. Antonius kami mampu menjaga mulut kami. Semoga kami pun menjaga dan mengusahakan perdamaian. Amin.
Tanpa umpatan.
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment