Nikolaus Gesturi, Maria Droste-Fischering
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 28:16-20,30-31; Mzm. 11:4,5,7; Yoh. 21:20-25.
BcO 3Yoh
Bacaan Injil:
20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" 21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" 22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." 23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu." 24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. 25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Memetik Inspirasi:
Sering saya mendapat pertanyaan, “Rama nanti yang misa siapa?” Atau pada saat Natal atau Paskah orang pun sering bertanya, “Nanti Rama tamunya siapa?” Kadang pertanyaan masih disambung, “Bagaimana orangnya? Makanannya bagaimana? Enak gak orangnya? Dll.” Orang ingin tahu siapa, bagaimana, mengapa dan seterusnya. Kadang dalam hati hanya bisa mengucap hmmmmm.
Petrus pun ingin tahu apa yang akan terjadi pada murid yang dikasihi Yesus. Jawab Yesus, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku” (Yoh 21:22). Apa yang terjadi pada murid tersebut bukan urusan Petrus. Yang utama Petrus tetap mengikuti Yesus, gak perlu mengurusi apa yang akan terjadi pada orang lain.
Kadang memang ada rasa ingin tahu kita pada sesuatu atau pun orang lain. Itu sah-sah saja. Namun semua itu jangan sampai mengabaikan hal yang lebih utama yaitu tetap ikut pada Tuhan. Kalau tidak hati-hati kita kecewa karena tidak mendapat jawab atas pertanyaan kita lalu melupakan panggilan utama kita. Jangan sampai yang remeh menggagalkan yang penting.
Refleksi:
Bagaimana aku bisa memilah yang penting dan remeh?
Doa:
Tuhan semoga kami bisa memilah dengan baik dalam hidup ini. Semoga kami tidak terjebak dalam hal-hal remeh lalu meninggalkan yang utama yaitu mengikuti Engkau. Amin.
Penting atau remeh?
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment